webnovel

Ch. 10 : Koridor Lantai Tiga

KEY POV

Menyebalkan, Sherly bukan tipe orang yang mau – maunya berlagak menyebut oppa jika bertemu pria tampan yang lebih tua darinya. Biasanya orang lain akan bersikap cute atau bahkan memamerkan aegyo pada seseorang yang dipanggil oppa, Sherly jelas jauh dari gambaran itu aku mengenalnya dengan cukup baik. Itu membuatku kesal

Cedric Diggory, kalau kuperhatikan dia memang populer, tampan apalagi Kapten Tim Huflepuff Wow.... sempurna kan?. Aku menyukai Sherly yeah itu rahasia besarku selain fakta bahwa aku adalah pangeran. Karena aku tahu dia menyukai Lucas apa boleh buat Lucas juga Sahabat terbaikku.

Ketika kami hampir menuju pintu aula, kami berpapasan dengan Malfoy, Crabbe dan Goyle.

"Masih sempat menikmati santapan terakhir disini, Potter. Kapan keretamu berangkat pulang ke dunia Muggle?" cibirnya dia tertawa.

"Kau lebih pintar sekarang dengan kembali mendarat dan mendapatkan kembali teman – teman kecilmu". Raut wajah Malfoy pun berubah kesal mendengar ucapan Harry

"Nanti malam jika kau mau, Duel sihir, hanya tongkat tanpa kontak fisik, tak pernah dengar duel sihir sebelumnya kutebak?". Dia tersenyum sinis.

"Tentu saja pernah" sahut Ron "Aku orang kedua. Siapa orang kedua mu?"

Malfoy menatap Crabbe dan Goyle menimbang – nimbang siapa yang dia pilih."Crabbe, tengah malam di ruang piala disana selalu tak terkunci"

"Goyle orang ketiga karena aku orang ketiga Harry" Sahut Sherly.

"Aku tak melawan wanita" kata Malfoy

"Kenapa? takut?" Sherly memprovokasi

"Aku tak akan membiarkanmu melakukannya" aku memotong ucapannya

"Kau tahu ini tugasku" Sherly melotot kearahku

"Dia bukan ancaman kita, Harry bisa mengatasinya"

"Mengapa ini menjadi tugasmu?" tanya Malfoy

"Bukan urusanmu." Bentakku dan Sherly bersamaan.

Mereka terdiam mungkin karena merasa perdebatanku dan Sherly tidak masuk akal.

"Baik, karena kalian menyebut namaku berarti ada sangkut pautnya denganku" tukas Harry. "kita akan bicarakan itu nanti – tidak disini" bisikku.

"Tidak ada orang ketiga, kalau pun ada aku yang akan mengambil alih" ujarku

"Mengapa kau yang memutuskan?" Protes sherly

"Aku tak mau ada bantahan, mari kita pergi sekarang" tegasku. Lalu pergi meninggalkan Malfoy smentara yang lain mengikutiku di belakang

"Apa itu duel sihir? Lalu apa maksud dari orang kedua?" tanya Harry sesampainya di ruang rekreasi Gryffindor

"Well, orang kedua berperan sebagai penggantimu ketika kau mati" Kata Ron

Ron melihat ekspresi Harry lalu menambahkan. "tapi orang akan meninggal diduel yang sesungguhnya dengan penyihir sungguhan, kau dan Malfoy mungkin saling menyerang, tidak satu pun dari kalian yang cukup tahu sihir yang benar - benar berbahaya."

"Aku bertaruh dia berharap kau menolaknya" sahutku

"Lalu bagaimana kalau saat kuayunkan tongkat tapi tak ada yang terjadi?" tanya Harry

"Buang saja tongkatmu dan tonjok hidungnya" saran Sherly "permisi" itu suara Hermione yang tiba – tiba berada diantara kami.

"Bisakah kita bicara dengan tenang ditempat ini?" gerutu Ron

Hermione mengacuhkan Ron dan berkata pada Harry "Aku tak bermaksud menguping apa yang kau dan Malfoy bicarakan.... "

"Tapi kau melakukannya" kata Ron sinis

"- dan kau tak seharusnya berkeliaran di sekitar sekolah saat tengah malam, pikirkan poin yang Akan hilang dari Gryffindor jika sampai kau tertangkap kau sungguh egois." Lanjut Hermione tak memperdulikan Ron

"Dan ini sungguh bukan urusanmu" kata Harry

"Good bye" kata Ron

Tengah malam tiba kami menunggu sampai semua tertidur dan menyelinap keluar asrama "Jika dia mencoba mengutukmu, lebih baik kau mengelak karena aku tak ingat bagaimana mengatasinya." Saran Ron. Aku melihat Harry dia terlihat begitu yakin untuk melawan Malfoy malam ini.

"Setengah dua belas" kata Sherly yang tiba – tiba muncul "kita harus pergi sekarang"

"Kenapa kau ikut?" tanyaku "aku tak akan berdebat denganmu sebelum Harry mengalahkan Malfoy" Sherly hanya mengatakan itu lalu berjalan hingga dia yang berada di baris terdepan dan memberi isyarat pada kami untuk melanjutkan. Seolah dia sudah sering menyelinap, aku jadi bertanya – Tanya apa dia sering menyelinap. "Ada orang dibelakang kita" bisik Sherly.

"Lalu bagaimana?"Tanya Ron, tanpa menjawab pertanyaan Ron dia berbalik dan pergi mendekati belokan tak jauh dari tempat kami berdiri.

"Hey, Apa kau akan terus bersembunyi disana?". Tegur Sherly, Hermione keluar dan berkata "Aku tak percaya kau melakukan ini Harry"

"Kau, kembalilah ke kamarmu" tukas Ron

"Aku hampir mengatakan pada kakakmu, Percy – dia prefek dan dia pasti akan menghentikan ini"

"Ayo....!"seru Ron tanpa menghiraukan Hermione

"Tidakkah kau peduli pada Gryffindor, Apa kau hanya memerdulikan diri sendiri. Aku tak mau Slytherin memenangkan piala asrama, dan kau membuat point yang kudapat dari Prof. McGonagall hilang sia – sia"

Sherly memutar bola matanya "diam dan pergi, kalau kau tak mau terlibat" Hermione terlihat kesal. "Baik, tapi aku memperingatkan kalian, ingat apa yang kukatakan saat kau berada di kereta yang membawa kalian pulang besok....". Hermione terkejut melihat Nyonya Gemuk sudah tak ada lagi di lukisan yang berada di pintu, dia tak bisa kembali masuk ke asrama.

"Sekarang apa yang harus kulakukan?" tanya Hermione. Aku hanya mengangkat bahu. "Itu masalahmu – kita harus pergi sebelum terlambat" seru Ron

"Aku ikut bersama kalian" putus Hermione

"Kau tidak bisa" Kata Ron "Kau pikir aku akan berdiri disini dan menunggu Filch menangkapku? Jika kita semua tertangkap aku akan mengatakan semuanya bahwa aku sudah memperingatkan kalian...."

"Kalian berdua diam, aku cukup lega Key dan Sherly tak ribut kali ini mengapa sekarang kalian yang ribut?" Harry melerai. Harry benar aku tak banyak bicara apalagi berdebat dengan Sherly sejak kami ribut soal yang menggantikan Harry dalam duel sihir.

Kami melihat Neville menuju ke arah asrama Gryffindor "Beruntung aku bertemu kalian, aku sudah berada di sini hampir satu jam - aku tak bisa mengingat password yang baru untuk masuk ke kamar"

"Pelankan suaramu, Passwordnya - Pig Snout - tapi itu takkan membantu karena Nyonya gemuk pergi entah kemana" Jelasku

"Bagaimana dengan lenganmu?" tanya Harry "Fine" lalu menunjukkan lengannya pada kami.

"Baik, kita harus pergi ke suatu tempat – kita akan bertemu nanti" kata Sherly.

"Jangan tinggalkan aku" pintanya "aku tak mau disini sendiri sudah dua kali aku bertemu Baron berdarah"

Ron menatap Hermione dan Neville bergantian "Jangan membuat kita tertangkap" Hermione berniat protes tapi Harry memberi isyarat untuk diam. Kami berjalan hingga sampai di lantai tiga dan menuju ruang piala. Malfoy dan Crabbe belum terlihat. Diruangan tersebut terdapat banyak piala, piring, medali, patung perak, emas dan perunggu.

"Hah, dia terlambat mungin dia takut dasar pengecut" gerutu Sherly.

"Stststt kau dengar?" tanya Ron mereka saling berpandangan "Filch...."kami mendengar suara Filch yang mengobrol dengan Mrs. Norris yang hanya menyahutnya dengan mengeong terdengar semakin dekat.

"ke arah sini" Sherly memandu kami menghindari Filch. "Kita harus lari ini kesempatan kita tapi... tak memungkinkan lihat kondisi Neville, lari akan memperburuk kondisinya".

Sherly sepenuhnya benar kita tak bisa lari bersama Neville dan meninggalkannya sampai Filch menemukannya juga egois.

"Biar Filch menemukannya..." Sherly melotot padaku aku menyodorkan telunjukku tepat di bibirnya agar dia tak protes entah mengapa tubuhnya tiba -tiba menegang "Aku belum selesai, tapi kita buat Neville tak bisa disalahkan atas ini semua – Hermione buat tubuhnya kaku, jadi biar mereka pikir ada yang sengaja menjahili Neville hingga tak bisa kembali ke kamar"

"Bukan ide buruk" Neville setuju "aku akan tutup mulut soal kalian"

Sementara Hermione merapalkan matera untuk membekukan Neville. Aku menoleh kearah Sherly tapi dia selalu menghindari tatapanku.

"Hey kita harus bicara..." Sherly hanya diam "sampai kapan kau begini?"

"Kita harus bergegas" kata Harry. Kami pun mempercepat langkah kami. Kurasa kami sudah cukup jauh dengan Filch.

"Sudah kukatakan padamu" bentak Hermione sambil tersengal – sengal.

"Kita harus kembali ke menara Gryffrindor" Kata Ron "secepat mungkin".

"Malfoy mempermainkanmu, Apa kau tak menyadarinya?" Hermione mengomeli Harry "Dia tak akan pernah menemuimu dan berduel, Filch tahu ada seseorang di ruang piala dia pasti sudah mengadu".

"Ayo, pergi" seru Harry, jelas dia tak mau membahas hal tersebut.

Peeves tiba – tiba muncul dan mengganggu kami "Diam Peeves kau akan membuat kita dikeluarkan"

"Berkeliaran tengah malam? Tut...tut....tut... nakal nakal kau harus di tangkap".

"Tidak jika kau biarkan kami pergi, kumohon Peeves" pinta Ron.

"Haruskah kukatakan pada Filch.... Aku harus. Ini demi kebaikan kalian" Kata Peeves berusaha menakut – nakuti kami.

"Pergilah" Bentak Sherly, itu kesalahan fatal karena Peeves langsung menjerit

"ADA MURID KELUAR KAMAR – ADA MURID KELUAR KAMAR DAN BERKELIARAN DI KORIDOR"

Tanpa aba – aba kami pun berlari meninggalkan Peeves sampai di sebuah pintu tapi terkunci "Damn it!" umpatku kesal.

"Ini... " Ron mendesah putus asa sambil mendorong pintu tersebut "tamatlah riwayat kita" kami mendengar dengan jelas langkah kaki, Filch berlari menuju tempat Peeves berteriak.

"Minggirlah..." Hermione merenggut tongkat Harry mengetuk kunci dan mengucapkan mantera 'Alohomora!!' terdengar bunyi Klik dan pintu terbuka, kami segera bergegas masuk, dan menguping.

"Kemana mereka pergi, Peeves cepat katakan" Kata Filch

"Katakan 'Please..."

"Jangan bermain – main denganku Peeves"

"Tak ada jika kau tak mengatakan Please"

"Baiklah – Please"

"TAK ADA – Hahhahah sudah kukatakan tak ada jika kau tak mengatakan Please! Hahahah"

Kuharap Filch segera menyingkir "Dia pikir pintu ini terkunci". kataku

"Kita akan baik -baik saja, minggir Neville" Kata Harry, tapi aku bingung pada Harry bukankah kita sudah meninggalkan tubuh kaku Neville tapi siapa yang dia maksud? Jadi aku berbalik menengok siapa.

Aku tercengang, diam tak mampu bergerak untuk beberapa saat – berubah jadi mimpi buruk kurasa akan lebih baik jika ini hanya mimpi semata jika melihat apa yang ada di hadapan kami saat ini.

Aku baru menyadari kita berada dimana, koridor terlarang – koridor lantai tiga, alasan mengapa pintu ini terkunci dan mengapa koridor ini terlarang bagi siswa. 'Koridor lantai tiga terlarang bagi kalian jika kalian tak mau mati dengan menyakitkan'kata – kata Dumbledore terngiang di telingaku, sekarang aku tahu mengapa.

Kami menatap lurus tepat ke mata Monster anjing yang tubuhnya memenuhi seisi ruang tersebut. Tiga kepala, tiga hidung, mata murka, tiga mulut yang meneteskan liur, ke enam matanya menatap kami. Satu – satunya alasan kami masih hidup saat ini pasti karena Monster ini sama terkejutnya dengan kami.

Harry meraih engsel pintu aku lebih memilih tertangkap Filch dari pada mati konyol bersama monster anjing disini. Harry, Ron, dan Hermione bergegas keluar, bisa – bisanya Sherly masih terpaku dan mundur perlahan.

"Apa yang kau lakukan" desisku kesal kutarik lengannya dan segera menutup pintu – Nyaris saja Anjing itu menerkam. Kami berlari sekencang – kencangnya tanpa berhenti tak peduli apakah akan ada Filch atau siapa pun pengajar yang akan menemukan kami berkeliaran hingga sampai di lukisan Nyonya Gemuk di lantai tujuh.

"Kalian dari mana saja?" tanya lukisan tersebut. Aku masih tersengal – sengal.

"Bukan apa – apa, Pig Snout Pig Snout" gumam Harry

Pintu terbuka dan kami masuk, Harry dan Ron duduk dan menenangkan diri, Hermione bersedekap tampak berpikir keras dan meredam kepanikannya sendiri. Aku melirik Sherly baru kusadari aku masih memegang erat lengannya aku berniat melepasnya tapi tiba – tiba dia menghalanginya dan menatapku.

"Makhluk apa itu?" Dia tampak kacau dan panik matanya bergerak liar. Aku memegang pipinya berusaha menenangkan.

"Gwencanha, kita aman disini lupakan anjing itu, eoh". Ia hanya mengangguk.

"Mereka pikir apa yang mereka lakukan? Mengunci makhluk itu di sekolah?" Ron bergidik

"Kalian seharusnya perhatikan dengan mata kalian baik-baik? Apa diantara kalian ada yang melihatnya?" tanya Hermione "Setidaknya kalian lihat makhluk itu berdiri pada apa?"

"Lantai?" Harry asal jawab "Aku tak memerhatikan kakinya aku sibuk melihat kepalanya"

"Tidak, bukan lantai. Dia berdiri di pintu jebakan, atau mungkin sedang melindungi sesuatu" dia berhenti dan menarik napas sejenak "Kita semua hampir saja terbunuh atau bisa lebih parah dari itu, jika kau tak keberatan aku akan pergi tidur"

"Tidak, kami tak keberatan. Kau pikir kami yang mengajakmu?" gerutu Ron.

Harry mendekatiku dan menatapku lalu Sherly bergantian "Sampai kapan kalian berpegangan seperti itu?" ujar Harry sambil menahan senyum. Aku melepaskan tanganku, Sherly berjalan menuju kursi terdekat dan duduk.

"Aku hanya menenangkan dia". Aku mengedikkan kepalaku ke arah Sherly "Ya aku tau kalian berdua nyaris diterkam" ujar Harry simpati

"Hey, katakan sesuatu jangan membuatku khawatir!" seruku kesal melihat Sherly yang hanya diam.

"Sesuatu yang dijaga monster itu... apa mungkin benda yang diamankan Hagrid dari Gringotts?" gumam Sherly.

Aku lumayan lega karena Sherly sudah sadar dari Shock. "Aku juga berpikir begitu" sahut Harry semakin mantap, mengapa hanya aku disini yang tak memikirkan hal itu. Sejak melihat anjing itu yang ku khawatirkan hanya Sherly aku tak pernah melihat dia shock seperti itu.

"Kalau kalian berpikir begitu kita harus menyelidikinya, dijaga makhluk seperti itu pasti sesuatu yang penting entah berharga atau berbahaya".

"Kita bahas lain waktu saja, Ah... terlalu banyak hal yang memenuhi otakku, tunggu saja sampai aku benar – benar jadi gila." gerutu Sherly

"Yap... lebih baik kita tidur dan istirahat" Aku mengangguk setuju.

Next chapter