webnovel

APAKAH AKU SEORANG TAHANAN?!

Dia membalas dendam untuk adik laki-lakinya yang ditangkap oleh Letnan Utara enam bulan lalu.

Pada saat itu, adik laki-lakinya sedang memata-matai benteng barat ketika dia ditangkap. Berdasarkan informasi yang didapat, mereka membiarkannya kelaparan dan menyiksanya sampai mati, agar dia membocorkan informasi penting.

Yang pada akhirnya informasi yang diungkapkan memberi dampak yang sangat besar bagi Brama.

Mereka kalah perang dan kehilangan beberapa wilayah.

Brama bermaksud melakukan hal yang sama kepada mereka. Itu sebabnya ketika dia mendengar Letnan Utara berada di benteng pelatihan hutan timur dengan sekelompok kecil prajurit yang tengah berlatih, Brama melintasi garis perbatasan dengan membawa seribu tentara dan melakukan blokade, membunuh setiap orang yang keluar dari benteng pelatihan tersebut.

Brama berpikir setelah enam hari kehilangan kontak dari luar, mereka akan cukup putus asa untuk melancarkan serangan yang sia-sia, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa mereka melakukan langkah ini.

Hanya untuk fakta itu saja, nyala api kemurkaan berkobar di matanya, membuat ekspresinya menjadi gelap sedikit demi sedikit.

Mereka membodohiku!

***

Senja berbaring malas di kasur keras di tenda kecilnya ketika mendengar mereka memulai penyerangan dan masih tidak bergerak ketika tentara dengan riang memberitahu rekan mereka bahwa strategi mereka berhasil dijalankan.

Senja mulai mengatur langkah berikutnya.

Temukan 'benda' itu. Temukan Yun. Pulang ke rumah. Kedengarannya sederhana dan mudah, mungkin aku bisa pulang minggu depan.

Senja tidak bisa membayangkan betapa marahnya saudara-saudaranya ketika mereka tahu dia menghilang.

Hal pertama yang akan Senja lakukan ketika dia kembali adalah mencari penjelasan dari wanita tua itu tentang bagaimana dia bisa melemparkannya kembali ke masa lalu. Apa dia benar-benar penyihir?

Saat Senja memikirkan hal ini lagi, sebenarnya ini cukup keren! Ketika dia kembali, dia akan meminta wanita tua itu untuk mengantarnya ke era tertentu.

Anggap saja sebagai liburan.

Senja tidak tahu bagaimana nenek tua itu mendapatkan kekuatan seperti ini, tetapi seperti kata pepatah 'ada banyak misteri di dunia ini yang masih belum bisa dijelaskan'. Jadi, Senja mengangkat bahunya dan memutuskan untuk menikmati situasinya saat ini.

Bukannya dia tidak bisa kembali, kan? Yang dia butuhkan hanyalah menemukan Yun dan memberinya 'benda' itu.

Dengan pikiran itu Senja duduk tegak, meregangkan tubuhnya untuk mengendurkan ototnya lalu keluar dari tenda.

Orang pertama yang dia temui adalah Yoda yang berdiri di samping pintu tendanya.

"Apakah kamu berencana untuk berdiri di sana sepanjang malam?"

"Tidak. seseorang akan datang menggantikanku nanti "

"Okey." Senja berkata dengan acuh tak acuh dan berjalan melewatinya.

"Kemana kamu pergi?" Yoda menghalangi jalan Senja tetapi tidak berani melakukan kontak fisik.

"Gudang persenjataan, aku menjatuhkan sesuatu di sana"

"Tidak. Kau tidak bisa pergi "

"Boleh aku tahu kenapa?"

"Letnan Utara bilang kau butuh istirahat di tendamu."

"Aku sudah cukup istirahat. Terima kasih." Senja berkata dan bergerak ke sisi lain namun Yoda terus menghalanginya.

"Apa dia bilang aku tidak bisa keluar dari tendaku?"

Yoda memikirkannya beberapa saat tetapi pada akhirnya dia menggelengkan kepalanya. Memang Letnan Utara tidak pernah mengatakan hal seperti itu padanya.

"Apa kau tidak tahu kalau salah satu pemikir utama dari strategi ledakan itu adalah aku?"

"Ya, aku tahu," Yoda mengatakannya hampir seperti bisikan.

"Tidakkah menurutmu itu membuktikan bahwa aku bukan mata-mata?"

Yoda mengangguk perlahan.

"Jadi, menurutmu aku ini apa? Tawanan?"

Yoda menggelengkan kepalanya.

"Jadi kenapa kau memperlakukanku seperti aku adalah tahanan dan menolak untuk melepaskanku ?!" Senja mengatakannya dengan nada yang kesal sambil meletakkan tangannya di pinggul.

"Tidak, masalahnya adalah ..." Yoda kembali tergagap dan tampak seperti seseorang yang tengah berada dalam masalah.

Next chapter