Disinilah Dyona sekarang, ball room Hotel yang megah dan sangat luas. Pertemuan dengan kerabat papa Dyona. Dyona lebih memilih duduk sambil memperhatikan orang-orang ber lalu-lalang, sesekali sambil menyuapkan puding kedalam mulutnya.
Sebenarnya Dyona tidak begitu menyukai keramaian, terlebih satu ruangan diisi dengan orang asing.
Dyona dapat melihat papanya beserta mamanya sedang beramah-tamah dengan temannya.
'Seharusnya aku pulang saja' sungguh Dyona sudah mulai bosan.
"Dyona, kemari..." panggil mama Do dengan melambaikan tangannya memberinya kode untuk mendekat
Dengan malas Dyona beranjak dari tempat duduknya berjalan mendekat menghampiri mamanya.
"Kenalkan ini kerabat papa, sewaktu papa ditugaskan dinas ke Rusia" ucap papa Dyona
Dyona menatap ketiga orang didepannya sejenak, sambil membungkuk memperkenalkan diri
"Perkenalkan, saya Dyona Elmaira Domani" sapa Dyona ramah
"Cantik, seperti mamamu" sapa seorang wanita yang umurnya kurang lebih sama dengan mama Dyona.
Dyona yang mendengarnya hanya bersenyum simpul.
"Kenalkan, saya Yunho, ini istri saya Yuri, dan putra saya Sehan" sapa tuan Yunho
"Senang bertemu dengan tuan Yunho" balas Dyona
"Tidak perlu formal, panggil paman saja, dan tante.. hmm?" Ujar nyonya Yuri
"Iya tante"
"Kelas berapa Dyona?" Tanya nyonya Yuri
Dyona dan mamanya sedikit terkejut, seketika mama Dyona tertawa sambil berucap,
"Dyona sudah kuliah Yur, semester 3"
Nyonya Yuri sedikit tidak percaya, "oh ya? Aku kira Dyona masih kelas 2 SMA- sambil menatap Dyona "ambil jurusan apa?"
"Kedokteran tante" jawab Dyona yang hanya mendapat anggukan dari nyonya Yuri.
"Kalo Sehan sekarang dinas dimana? Apa masih ditugaskan di Australi?" Tanya mama Dyona
"Masih tante, mungkin satu atau dua tahun lagi baru selesai"
"Betah dong ya sekarang jadi orang Australi, pulang-pulang bawa calon menantu ya" canda mama Dyona
"Dibetah-betahin tan- sambil melirik Dyona, Sehan melanjutkan ucapannya "cari yang satu negara saja tan, biar menetap dan tidak ditugaskan ke luar negara terus" bercanda Sehan
"Sehan suka yang lokal katanya" goda mama Sehan
Sehan hanya tertawa mendengarnya.
●●●
Oh Sehan, anak tunggal dari Jenderal Yunho dan Yuri. Sehan sama seperti ayahnya Yunho, Sehan seorang Letkol yang sering ditugaskan untuk perdamaian negara.
Sedari kecil Sehan sudah dibentuk untuk menjadi perwira seperti ayahnya, dan jadilah Sehan yang sekarang.
Sehan bukan tipikal pria yang hangat, ramah atau murah senyum
Sehan tipikal lelaki yang dingin dan jarang menunjukan senyumnya, Sehan hanya akan bicara apa yang perlu dan apa yang ditanyakan.
Istri? Diusianya yang menginjak kepala 3, tepat bulan ini 30th, Sehan bahkan belum memikirkan untuk berumah tangga, jangkan istri, kekasih saja Sehan sudah lama tidak punya. Terakhir kali Sehan mempunyai kekasih yaitu dua tahun yang lalu, alasan pisah lagi-lagi karena tugas negara, perempuan mana yang bisa ditinggal seenak udelnya Vivi (anjingnya Sehan).
Dan semua mantan kekasih Sehan bahkan sudah berumah tangga.
Bukanya tidak ingin berumah tangga, hanya saja sehan masih malas untuk terikat dalam suatu hubungan, apa lagi sekarang Sehan masih menjalankan tugas negara.
Kalau kalian bilang Sehan tidak laku, jelas tidak mungkin. Perempuan dari yang muda sampai yang tua sudah tidak bergigi akan ber pura-pura menjadi perawan didepan Sehan.
Sehan hanya ingin tugas kali ini selesai dan dia akan mencari pasangan hidup, kalau dilikir-pikir, Sehan memang sudah waktunya untuk berumah tangga bukan? Di satu sisi lain, ibunya yang terus-terusan sibuk mencarikan jodoh untuk anak semata wayangnya
"Sehan, bagaimana dengan Dyona?" Kan, siapa lagi yang akan semangat bertanya jika bukan nyonya Yuri, mamanya Sehan.
"Cantik" singkat, padat, jelas
"Oh ayolah, hanya orang bodoh yang akan bilang Dyona jelek- mama Yuri menjawab sambil memutar matanya "maksud mama, kau tidak tertarik dengan Dyona?"
"Sudahlah ma, biar Sehan sendiri yang menentukan pilihannya" sela papa Sehan
Meskipun tuan Yunho ini tipikal penuntut, tapi tuan Yunho tidak pernah ikut campuri urusan asmara anaknya.
"Tck... anak sama bapak sama aja" ujar mama Yuri
Sedangkan Sehan hanya tertawa sambil menatap keluar arah jalan Raya.
Sesekali Dyona terlintas dipikirannya, jika mengingat Dyona perempuan mungil seperti gadis SMA, mempunyai mata bulat, kulit seputih susu dan jangan lupakan senyumnya berbentuk hati. Memikirkannya saja sudah membuat Sehan mendadak gila dengan senyum idiotnya.
Dari arah samping diam-diam Yuri memperhatikan tingkah Sehan yang aneh, bagaimana tidak? Sedari pulang acara makan malam Sehan senyum-senyum sendiri sambil menatap keluar jalan raya.
●●●
Plakkk!
"Hentikan!!!" Teriak Wendy tidak tahan melihat anaknya yang di tampar oleh suaminya tuan Richard.
"Mau jadi apa kau hah? Tawuran, kluyuran, mabuk, kuliah juga tidak pernah" Richard berucap dengan emosi
"Aku seperti ini juga karena siapa? Khe!" Jawab Chandra sambil meringis memegang sudut bibir yang berdarah akibat tamparan papanya,
"Papa tidak mau tau, bulan depan kau akan papa pindahkan ke swiss" keputusan mutlak Richard
"Baguslah, setidaknya aku tidak sering-sering melihatmu dengan pelacurmu"
"Jaga ucapanmu Chandra" dengan emosi Richard hampir menampar Chandra lagi,
"Apa? Tampar saja- sebelum melanjutkan kalimatnya Chandra menoleh kearah ibunya "rasa sakit yang aku terima, tidak sebanding dengan rasa sakit yang mama derita"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Chandra bergegas menghampiri ibunya sambil mengusap air mata ibunya.
"Chandra pulang dulu mam, jaga diri mama baik-baik, Chandra akan berkunjung dilain hari"
"Kemana? Ini rumahmu nak, setidaknya obati dulu lukamu eoh?" Ucap mama Wendy
"Apartemen tentu saja, rumahku? Tidak selagi ada si tua itu - ucap Chandra sambil melirik papanya yang masih diam di tempat semula "nanti akan Chandra obati, mama tenang saja"
Chandra memeluk mamanya dan mencium ujung keningnya, setelahnya dia pergi, entah kemana yang jelas Chandra sedang kalut dan butuh pelampiasan.
○○○
Suara musik berdentum cukup keras, para penari meliuk-liukan tubuhnya dengan panas, bau alkohol bercampur asap rokok jadi satu, dimana lagi hal seperti ini didapatkan kalau bukan di club malam Universe.
Chandra ditemani oleh Kai, karena sama-sama tidak mempunyai kesibukan, Kai jauh dengan kekasihnya, Daeri? Tidak bisa hadir karena Byunara merengek seperti anak yang akan ditinggal ibunya merantau.
"Jadi, bisa kau ceritakan ada apa lagi dengan sudut bibirmu itu?" Kai memecah keheningan diantara keduanya
Chandra masih diam dan sibuk meminum alkoholnya
"Aku benar-benar akan pergi jika kau masih tidak mau menceritakannya Chan" kesal Kai
"Aku akan pindah ke Swiss" akhirnya Chandra bersuara
Kai seketika menoleh "apa papamu benar-benar akan memindahkanmu?"
"Lebih tepatnya aku dibuang, mungkin"
"Apa kau baru dari rumah dan bertemu dengan papamu? Luka itu... juga dari papamu"
"Iya dan iya" jawab Chandra sambil menyesap rokoknya
"Kapan kau berangkat?"
"Bulan depan mungkin, lebih cepat lebih baik, aku sudah bosan melihat si tua bangka itu dengan pelacurnya"
"Apa kau tidak akan merindukan sahabatmu dude?" Tanya Kai dengan nada sendu
Chandra menoleh menatap Kai sambil memicingkan matanya dan berujar "kau membuatku geli- dengan bertingkah sedikit merinding "kau seperti gadis yang akan ditinggal pergi jauh oleh kekasihnya" jawab Chandra dengan terkekeh
"Tck... tidak lucu" Kai berdecak
"Come on dude, aku akan sering pulang, menemui ibuku tentu saja... kalian kau dan Daeri bisa menemuiku kesana, dengan kekasihmu, atau sahabat kekasihmu, Dyona"
Tiba-tiba Chandra sedikit tersenyum menyebut nama 'Dyona'
Kai yang mendengar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap iba dengan keadaan sahabatnya.