Setelah beberapa jam mengatur beberapa hal dengan Keluarga Har, Samael meninggalkan ruangan yang segera disusul oleh Har disana.
Har melingkarkan lengannya pada leher Samael dan berjalan bersamanya dengan langkah tenang.
"Kau mau ikut denganku?" tanya Samael dengan bingung.
Hanya saja Har dengan senyuman berkata, "Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu. Menanyakannya di depan orang-orang tadi agak tidak nyaman."
"Well....kupikir aku tahu apa yang ingin kau tanyakan."
"Haha, seperti biasanya, sangat tajam."
Keduanya masuk ke mobil milik Samael, dan setelah mobil melaju agak jauh dari kawasan rumah Har, Har mulai menanyakan sesuatu kepada Samael tanpa menatap wajahnya.
"Kenapa kau membohongi keluargaku?"
Sekejap suasana dalam mobil hening, karena Samael tidak menjawab secara langsung pertanyaannya.
Ditambah, pertanyaan seperti ini, memang agak tajam...
Samael tetap fokus pada jalanan, dan Har tidak terburu-buru.
"Kenapa kau bisa yakin aku membohongi mereka?" akhirnya Samael bertanya.
"Samael, ohh, Samael...kau dan aku sudah bersahabat selama setahun kan? Aku bahkan tahu seperti apa kebiasaanmu, jadi wajar jika aku tahu ini."
Har menopang pipinya melalui dudukan jendela mobil dan mengatakan kalimat berikutnya dengan acuh tak acuh:
"Masalah pertama adalah Dunia Paralel. Kau benar-benar tidak berniat menyembunyikan ini sejak awal....Sejak, kau mengimplementasikan rencana mengenai Lucy, dan sejak kau bersinggungan dengan Eastern Group."
"Hooo.... pengamatan yang tajam. Lalu?" jawab Samael sambil tersenyum lebar.
Har juga tidak menyembunyikannya: "Tapi masalahnya, terlihat jelas kalau dari percakapan itu, kau sebenarnya "terdampar" dan bukan "berkunjung" bukan?"
"Masalah alokasi bidang kekuasaan di Dunia Aslimu pada awalnya hanyalah BULLSHIT, karena kau bahkan tidak tahu cara untuk membawa keluargaku kesana."
"Siapa yang bilang hal itu?"
"Hanya menebak." Har melambaikan tangannya beberapa kali.
Kemudian dia menambahkan, "Bahkan jika kalau tebakanku salah dan kau bisa pulang pergi ke Dunia Paralel lain dengan mudah....Masalahnya, apakah mungkin untukmu, menepati janjimu?"
"Ayolah kawan, aku tahu seberapa banyak urin di otakmu yang keruh. Apakah kau pikir aku tidak tahu rencanamu?"
"...."
Kali ini senyuman Samael melengkung lebih jauh dan sedikit agak menakutkan: "Jadi kau bilang aku menipu mereka?"
"Tidak, aku ingin bilang kau memang akan menepati janjimu....tapi ketika mereka datang ke Duniamu, maaf, itu hanya akan menjadi bawahanmu, alatmu, dan tidak lebih dari budakmu."
"Pintar !!! Seperti yang diharapkan dari Sahabatku!"
Samael tidak bisa membantu tapi memberikan tawa menyenangkan pada Har disampingnya pada saat ini.
Memang, sejak awal, dia memang hanya ingin memanfaatkan keluarga Har dengan mudah demi mendapatkan pijakan tanpa harus keluar banyak usaha.
Keluar dari Dunia ini dan pergi ke Dunia Paralel lainnya?
Boleh kok, boleh saja. Tapi....apakah menurut kalian itu akan gratis?
Hahahaha! Menurut kalian siapa Samael? Jika ada keuntungan besar dengan melakukan usaha kecil, dia pasti akan melakukan segalanya untuk itu.....Bahkan jika itu harus bermain kotor.
Pada awalnya, Keluarga Har hanya punya dua pilihan.
Pertama menolak pergi ke Dunia Samael, dan artinya mereka rugi besar karena itu artinya Samael mendapatkan untung besar dari mereka, sementara mereka rugi besar karena Samael.
Kedua, jika mereka pergi, tentu saja Samael yang memiliki kuasa hampir mutlak di Dunia sana akan memberikan mereka "pekerjaan" yang sangat layak!
Bakat mereka sangat bagus, sayang jika dilewatkan~
Jadi sejak awal, kepastian pertama kalimat Samael, itu adalah jebakan besar !!!
Tentu saja, ini di dasarkan pada otak mereka. Sejauh ini, seperti yang Ayah Har tadi katakan, ritme yang Samael lakukan jauh lebih tinggi dari yang mereka duga.
Mereka menduga Samael ada di lantai tiga, tapi sebenarnya dia ada di lantai lima!
Har yang melihat wajah Samael hanya bisa mendecakkan lidahnya, "Jadi itu benar, pada awalnya apa yang kau katakan hanyalah Neraka bagi keluargaku. Dasar pria yang sangat kejam."
"Satu-satunya hasil baik bagi mereka mungkin serum pemuda itu. Tapi tetap saja, apa yang terjadi jika mereka tahu....bahwa serum itu tidak bisa diproduksi massal?" tanya Har sambil bersiul panjang.
"Maksudku, jika kau menghilang, siapa yang akan bisa memberi serum itu lagi? Adapun masalah penelitian.....butuh berapa tahun untuk hasil akhir, dan apakah mereka bisa menahan godaan untuk tidak menggunakan serum itu juga masalah lain, kan?"
Samael juga akhirnya menghembuskan nafasnya, "Itu benar, sejak awal, apa yang kutawarkan adalah lubang besar bagi mereka."
"Aku pergi, serum juga pergi. Aku pergi dan mereka ikut, mereka akan menjadi sapi perahku....Bagaimana, kau keberatan?
" ....Kurasa tidak, kau tidak terlihat marah padaku."
"Bagaimana mungkin, aku sangat marah." Sayangnya wajah Har mengkhianatimu: "Tapi juiur saja....Marah? Padamu? Apa kau pikir aku dan Ayahku bodoh? Kami semua adalah seorang pengusaha. Bermain kotor adalah keseharian....Jika Ayahku bahkan tidak bisa melihat ini, itu artinya dia tidak layak dan biarkan aku lebih cepat mengambil alih semua asetnya."
Har mencemooh pada awalnya, kemudian dia melembutkan wajahnya: "Tentu saja aku akan memberitahu mereka jika memang benar kalau Ayahku tidak menyadarinya, itu saja."
"Jadi kau akan menghalangiku?"
"Pikirkan saja seperti itu." Har menambahkan, "Tentu saja, kau sebenarnya hanya demi kepentinganmu sendiri kan? Ini juga demi kepentinganku sendiri juga."
Samael bersiul balik, lalu dia melanjutkan: "Memiliki teman pintar itu agak susah~ Yang kuperlukan dari keluargamu hanyalah status untuk menjaga "Rahasia" milikku, terutama dari Kakekmu. Akses rahasia militer tidak mutlak. Jika mereka tahu kalau identitasku dan istriku ternyata kosong....apa yang terjadi nantinya?"
"Jangan khawatir, kami tahu ini sejak awal. Kau hanya butuh tameng kan? Paling tidak, sementara."
"Yes." Kemudian dia melanjutkan, "Lalu saat berikutnya, aku juga ingin membentuk sendiri jaringanku sendiri menggunakan akses ekonomi keluargamu."
"Jadi....jangan anggap ini curang, karena sebenarnya aku menggunakan kalian yang mengartikan kalian layak di mataku."
"Kata-kata yang sombong." Har mendengus dingin saat berkata, "Dan....kau juga punya rencana sendiri, tentang hal "itu" kan?"
"....Bagaimana kau tahu?" Samael menyipitkan matanya pada Har.
Har hanya tersenyum sinis, "Informasi adalah senjata, kau pikir aku akan diam saat ada hal hangat seperti itu?"
"Sejak awal....kau memang tahu, kau benar-benar....Tapi..."
Samael menyeret kata-katanya diam, lalu dia tanpa ragu mengatakan ini dengan nada rendah: "Jangan pernah kau berani menyulut emosiku yang itu, jika tidak, aku tidak bisa menjamin kalau Duniamu akan mengalami apa itu Neraka Dunia."
"Hoho, Menakutkan....menakutkan~"
Sayangnya Har adalah tipe yang tidak peduli pada siapapun dan apapun kecuali dirinya sendiri dan keluarganya, ini masih setipe dengan Samael.
Kemudian keduanya terus berbincang satu sama lain dari masalah yang serius seperti masalah pasar modal, atau sampai ke managemen....
Tapi semakin lama berbicara, pembicaraan melenceng ke titik supermodel mana yang akan Har cabuli nantinya.
....Inilah yang terjadi jika kedua bajingan berstatus bertemu satu sama lainnya....