webnovel

Ganesa Raiden

Diruang kerjanya Ganesa menatap asisten pribadinya yang menunduk dihadapannya. Menunduk karena menahan rasa canggung.

"Ha! Apa yang ingin kau sampaikan?!" Seru Ganesa yang tidak tahan dengan keadaan canggung diantara kedua nya.

"Ohh ya, nyonya besar ingin bertemu dengan anda besok.."

"Kencan lagi? Haaa! Nenek tua itu selalu!" Seru Ganesa memotong ucapan Lux.

"Anda bisa menolak nya, seperti nya anda sudah memiliki kekasih" ujar Lux mengulum senyum melihat reaksi wajah Ganesa yang langsung bersemu.

"Oaw itu.. kau salah paham, tadi itu..emm sudah lah, kau bisa pergi" seru Ganesa yang sudah tidak tahan dengan keadaan dimana dirinya merasa sangat malu.

"Baik tuan, tetap bermain dengan hati-hati" ujar Lux sebelum keluar ruangan itu.

Ganesa yang mendengar nya langsung menghembuskan napasnya kasar.

"Ahkk dia benar-benar gadis gila" ujar Ganesa frustrasi.

^^^^

Manhattan beach Riviera resort yang terletak di pinggir laut dengan trumbukarang yang sangat indah.Disinilah Cath berada, menggunakan dress selutut berwarna kuning membuat kulit putihnya bercahaya dengan rambut hitam panjang yang tergerai.

Mata bulatnya masih terkagum-kagum dengan tempat yang baru di datangi nya ini.

"Hai, kau...?" Ujar seorang pria yang datang bersama Ganesa.

"Cath, nama ku Cath" balas Cath dengan senyum mengembang.

"Ya, hai Cath. Apa kau senang di sini? Aku Al" ujar Al dengan senyum rupawan membuat Cath sedikit terpana.

"Ya, sangat senang ini sangat indah" balas Cath sambil memejamkan mata nya. "Apa kita bisa berenang?" Tanya Cath.

"Tentu! Kau bawa pakaian renang?" Tanya Al dengan berkedip genit.

Ganesa yang melihatnya mendengus lalu menarik lengan Cath mendekat padanya.

"Kau disini untuk menemaniku" ujar Ganesa di telinga gadis itu.

"Huftt iya aku mengerti, tadi aku hanya bertanya!" Seru Cath.

"Nanti kau akan ku biarkan berenang dengan ikan hiu" balas Ganesa membuat Cath membulatkan matanya.

Cath melepaskan cekalan di lengan nya lalu berjalan menuju kamar yang sudah di sediakan. Melihat semua laki-laki memegang sebuah kunci membuat Cath bingung.

"Kunci kamar ku, mana?" Ujar Cath pada seorang pelayan.

Namun semua pandangan mengarah ke satu tempat membuat Cath mengikuti arah pandang mereka. Bibirnya mengerucut saat melihat Ganesa membawa sebuah kunci kamar.

"Ah tidak mungkin, firasat ku memang sudah buruk sejak awal" ujar Cath menghentakkan kakinya.

Ganesa yang melihatnya mengulum senyum lalu melangkah mendekati gadis itu.

"Akhir nya, Ganesa datang kesini dengan seorang gadis" ujar Leo yang terlihat menggandeng seorang wanita dengan dada super besar.

"Aku tidak mau sekamar dengannya kecuali dia mau menuntaskan semuanya" seru Cath menatap tajam pada Ganesa.

"Bagus kalau begitu denganku saja" usul Al dengan senyum merekah.

Dengan cepat Ganesa menarik Cath masuk kedalam kamar dengan bentuk hati di pintunya.

"Masuk!"

"Apa-apaan kau ini, tanganku sakit!" Seru Cath saat bahunya terbentur daun pintu yang baru saja tertutup.

Ganesa berlalu meninggalkan Cath untuk mandi. Cath memilih merebahkan diri ditempat tidur yang menghadap langsung kearah lautan biru dengan lantai tembus pandang ke dalam lautan yang menampakan trumbukarang.

"Gak rugi, gak rugi datang kesini.." seruan itu perlahan memelan saat ia mengingat tujuannya hingga sampai ke tempat ini.

"Kau menjual keperawanan mu Cath, miris sekali" gumamnya menatap kearah lautan biru.

Ganesa yang baru saja keluar dari kamar mandi ikut terdiam saat melihat Cath yang sangat rapuh.

"Kau tidak mandi?" Tanya Ganesa.

"Ah boleh, kau yang mandikan?" Ujar Cath mengerlingkan mata.

Ganesa mendengus beranjak mengambil sebuah baju yang sudah di siapkan. Cath dengan ragu mendekat lalu memeluk Ganesa dari belakang.

"Apa tidak bisa sekarang saja?" Tanya gadis itu.

"Apa kau yakin kau ini seorang gadis?" Tanya Ganesa menatap kearah cermin di depannya.

"Ya, oleh karena itu jangan membuatku gugup lebih lama!" Seru Cath dengan cepat dan pergi memasuki kamar mandi.

Ganesa menggelengkan kepalanya lalu bersiap dan keluar dari kamar itu menuju ke ruang makan yang ada di luar ruangan. Ia melihat teman-teman nya juga Kissela dan Fano yang terlihat sangat bahagia.

"Ganesa, hai" Ganesa menatap seorang wanita dihadapannya.

"Rubi" gumamnya tidak percaya.

Rubi mendekat lalu memeluk Ganesa dengan manja.

"Aku merindukan mu," ujarnya.

"Kenapa kau bisa disini?" Tanya Ganesa menatap wanita cantik dihadapan nya.

"Al mengajakku dan kebetulan aku sedang tidak sibuk" jawabannya menyandarkan kepalanya di bahu Ganesa.

Cath yang baru saja datang merasa bingung saat melihat Ganesa yang digelayuti oleh seorang wanita. Merasa sedikit canggung karena sadar bahwa dirinya hanya gadis lelangan. Lalu siapa wanita cantik fi hadapannya ini.

"Hai Cath" ujar Al yang baru saja datang.

"Hai Al, kau sangat tampan hari ini" ujar Cath.

"Benarkah? Aku sangat senang kau memujiku, oh ya kenalkan ini Rubi" ujar Al memperkenalkan keduanya.

"Hai Cath, aku Rubi" ujar Rubi dengan masih bergelayut di lengan Ganesa yang terlihat diam.

"Ohh ya senang mengenal mu" Cath lalu berjalan melewati Ganesa begitu saja dengan hotpants dan kemeja kebesaran miliknya yang membuat Ganesa mengeraskan rahangnya.

"Kau bergabung lah dengan yang lain" ujar Ganesa lalu berjalan menjauh.

Saat ia melihat Cath semakin menjauh ia berlari dan mencekal lengan gadis itu hingga berbalik.

"Apa yang kau lakukan!?" Tanya Ganesa dengan membentak.

"Apa? Aku tidak melakukan apapun" jawab Cath dengan berani.

Ganesa mendorong Cath kearah batu besar di belakang gadis itu.

"Bajumu terlalu terbuka! Aku tidak suka jika milikku di nikmati orang lain!" Seru Ganesa setengah menggeram.

Cath yang melihat kemarahan Ganesa merasa sangat takut hingga air matanya menetes. Ganesa terpaku menatap gadis di depannya yang terlihat ketakutan.

"Astaga, jangan seperti ini lagi" ujar Ganesa membawa Cath kedalam dekapannya.

Cath menghapus air matanya lalu menatap Ganesa

"Kau tidak usah membentak ku, dan kita tidak usah satu kamar kau dengan wanita tadi saja kita bisa bertemu saat menyelesaikan pekerjaan ku" ujarnya dengan nada dingin.

Dahi Ganesa berkerut bingung, merasa ada yang mengganjal di hatinya saat melihat gadis dihadapannya ini bicara dengan nada dingin seperti saat ini.

"Lalu kau mau tidur di mana?" Tanya Ganesa meledek.

"Aku bisa tidur dengan Al, kelihatannya dia baik" jawab Cath dengan enteng yang membuat Ganesa mengeraskan rahangnya.

Ganesa menatap Cath dengan tajam merasa bingung dengan sikap gadis dihadapannya ini. Cath menatap Ganesa dengan mata bulatnya yang sangat indah membuat Ganesa sangat gugup.

"Tidur dengan ku" ujar Ganesa pelan

"Apa?" Tanya Cath takut salah dengar.

"Tidur dengan ku, kita lakukan malam ini" jelas Ganesa dengan wajah yang di palingkan kearah lain.

Cath tersenyum lalu mendekatkan wajahnya kearah Ganesa lalu 'cup' kecupan di bibirnya membuat Ganesa terdiam bagai patung.

bayangan Ganesa di pikiran kalian itu siapa??

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

HRYcreators' thoughts