webnovel

Chap 6

"Nona Aera tidak berada di dapur saat sampai di mansion, tuan."

Bibi Yoon dan Aera yang mendengarnya sangat terkejut, namun mereka berusaha agar keterkejutannya tidak terlihat.

"Di mana dia?" tanya Kim Doyoung.

"Dia berjalan bersama saya selama beberapa jam, tuan."

"Kami tidak melihat kalian di CCTV." timpal Huang Renjun.

"Tapi kami memang berjalan keluar, tuan, nona Aera bilang ia merasa kesal pada tuan Lee, karena dari itu ia memaksa saya agar berjalan bersamanya." jelas penjaga itu.

Hening sejenak.

Lee Taeyong menghela napasnya, lalu ia menghadap Aera, "Kau mau dibuang?"

Aera langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Kalau begitu jangan macam macam, ayo pergi." sahut Lee Taeyong seraya berjalan menjauh, hendak keluar dari mansion.

Aera melirik penjaga dan pelayan tadi, lalu tersenyum kecil, kemudian berlari ke luar.

"Pergi." titah Yuta pada seluruh penjaga dan pelayan yang ada di sana, mereka menurut.

"Kenapa harus Taeyong?" gumam Doyoung.

"Iri, hyung?" goda Haechan.

Mereka menatap tajam ke arah Haechan.

"Oke, maaf."

Mereka diam, memikirkan segala sesuatu yang mungkin saja terjadi.

×××

Taeyong dan Aera hanya diam seraya terus berjalan melewati gedung gedung yang sangat terang, banyak lampu di jalanan.

Aera dan Taeyong memilih berjalan kaki, lagipula banyak yang berjualan es krim, permen kapas, dan jajanan lainnya.

"Aera mau permen kapas yang bentuknya seperti wajah Taeyong." pinta Aera.

"Kenapa wajah ku?"

"Karena Aera masih kesal dan ingin menggigit wajah Taeyong." balas Aera polos.

Taeyong merasa kesal lagi, "Jangan terlalu dendam-an." tekannya.

"Suka suka Aera." balasnya acuh tak acuh.

Mereka akhirnya membeli permen kapas, penjualnya bisa membuat wajah wajah orang yang membeli permen kapasnya, setelah menunggu beberapa menit, Aera mendapatkan permen kapas yang mirip seperti Taeyong, persis seperti yang ia inginkan. Taeyong membayarnya, lalu kembali berjalan bersama Aera.

"Sepertinya es krim nya tidak usah, ini sudah cukup." seru Aera seraya memakan permen kapasnya, dimulai dengan rambut Taeyong

"Baguslah." gumam Taeyong

"Taeyong, lihat kemari." pinta Aera lagi, Taeyong menatap Aera

Haup!

"Aku memakan pipi mu." seru Aera seraya menyeringai kecil.

Taeyong yang gemas melihat Aera seketika tersenyum kecil, "Jangan seperti anak kecil."

Aera tidak menjawab, hanya mendengus kesal.

Mereka berjalan selama kurang lebih 30 menit atas paksaan Aera, lalu akhirnya kembali ke mansion.

Mereka memasuki mansion itu, kosong, kemungkinan besar 22 orang yang lain berada di kamar mereka, atau mungkin lanjut bekerja dari mansion.

"Kembalilah ke kamar mu." titah Taeyong, dan Aera membalasnya dengan anggukan.

Aera kembali ke kamarnya, sementara Taeyong entah ke mana.

"Aera."

Aera kaget, tubuhnya tersentak kecil, "Kenapa datang sekarang? Nanti monster itu memakan kalian.." seru Aera yang ketakutan, 3 orang yang seperti biasa datang kembali ke kamar Aera.

"Tidak, kami menjaga mu, jadi kami tidak akan dimakan."

Aera tersenyum sumringah mendengarnya, "Hari ini Aera sudah menempelkannya ke berbagai mesin yang berpengaruh." serunya bersemangat.

"Ya, kami tahu, kau gadis yang sangat pintar."

Aera melebarkan senyumnya, "Apa Aera harus tetap disini bersama mereka..?"

"Kita lihat nanti, tetaplah berjaga jaga."

Aera mengangguk patuh.

"Kami pergi."

"Tunggu! Hm..mereka membuat yang baru, 4 gadis dan 4 robot yang kuat, apa kalian tidak bisa membawa mereka ke pihak kita?"

3 orang itu bertatapan.

"Ide yang bagus, Aera, kami pergi."

Lagi lagi mereka pergi begitu saja, jantung Aera berdegup kencang.

Cklek

Aera langsung menatap pintu kamarnya, lalu bernapas lega saat melihat bahwa itu adalah bibi Yoon.

"Nona.."

"Ada apa, bi?" tanya Aera seraya tersenyum manis.

Bibi Yoon terdiam, ia menatap Aera dengan tatapan khawatir.

"Tenanglah, bi, ini bukan masalah, Aera akan melindungi kalian." seru Aera dengan nada menenangkan.

Bibi Yoon tersenyum tipis, lalu mengangguk.

"Aku harus berterimakasih dengan pelayan dan penjaga yang tadi." seru Aera.

"Nona ingin bertemu mereka?"

"Ya, jika bisa."

"Tentu, nona."

"AERA!" Yuta mendorong kasar tubuh bibi Yoon hingga terjatuh ke lantai, lalu memasuki kamar Aera.

Aera kaget, ia berjalan mundur saat Yuta mendekat padanya.

Di luar, Lee Jeno membantu bibi Yoon, "Maaf, bi, ada masalah."

"Iya, tuan, tidak apa apa."

"Turunlah ke bawah." seru Jeno, dan bibi Yoon menurut.

Yuta menatap tajam mata Aera, membuat Aera yang melihatnya bisa saja langsung pingsan saat ini.

"Apa yang terjadi disini tadi?" tanya Jhon Suh.

"T-tidak ada." balas Aera.

"Kami melihat CCTV di kamar ini kembali mati, Aera, apa yang terjadi?" tanya Doyoung

"T-tidak a-"

"JAWAB DENGAN BENAR, CHO AERA!!" Yuta berteriak, membuat Aera terdiam sejenak, matanya berkaca kaca.

Ting!

Doyoung menatap gelangnya lagi, ia terkejut, namun wajahnya tetap datar.

"Apa yang terjadi tadi?" tanya Yuta dengan penuh penekanan.

"T-tidak ada, sungguh-"

Yuta menaikkan tangannya, seolah bersiap untuk menampar Aera, Aera yang melihat itu langsung jatuh ke lantai dan meringkuk di bawah, bersandar pada dinding, lalu berteriak sekeras yang ia bisa, "TIDAK ADA!! SUNGGUH!!"

"Yuta, berhenti." ujar Kim Doyoung, "Kita punya masalah, tuan Kim Jun Myeon pingsan dengan beberapa luka di tubuhnya, kita harus kesana."

Mereka semua terkejut, tak terkecuali Aera yang masih meringkuk.

"Ayo pergi." seru Taeyong seraya berjalan cepat keluar.

Yuta menatap tajam Aera, lalu akhirnya ikut keluar.

Aera hanya diam, demi apa pun, dia sangat kaget saat ini, dia tidak tahu kalau mereka akan bergerak secepat ini, mungkin karena itu lah tadi ia merasa sakit di seluruh bagian tubuhnya secara tiba tiba.

Aera berlari keluar, ia hendak keluar dari mansion itu, namun para penjaga menahannya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" teriak Aera yang mulai merasa frustasi.

"M-maaf, nona, namun tuan Lee mela-" belum sempat pengawal itu melanjutkan bicara nya, Aera sudah mendorong penjaga itu, "Aku minta maaf." gumam Aera seraya berlari keluar, namun penjaga yang lain menangkap tangannya, lalu menahannya.

"LEPAS!!"

"Maaf, nona, sungguh, tapi ini perintah tuan Lee."

Aera mulai menangis, entah mengapa. Isakannya terdengar sangat memilukan, ini berada di luar rencananya, "Lepas.." pintanya lemah, "Aera mohon.."

"L-lepas.." bibi Yoon tiba tiba berbicara, suaranya bergetar.

"Bi..bibi dengar sendiri perintah tuan Lee kan?"

Bibi Yoon menghela napasnya, "Lepaskan nona Aera."

"Bi, kita semua bisa dihukum."

"AERA YANG MENGGANTIKAN KALIAN!" teriak Aera, "AERA YANG- yang dihukum nanti..l-lepas.."

Para penjaga itu melepaskan lengan Aera dengan terpaksa.

"T-terimakasih."

"Saya akan mengantar anda, nona." seru seorang penjaga, penjaga yang sama dengan yang tadi membelanya.

Aera menerima tawaran itu, mereka berangkat ke gedung utama.

×××

Aera terlihat sangat berantakan, ia sudah sampai di depan pintu itu, ia menempelkan telapak tangannya, lalu mengetuk pintu sebanyak dua kali.

Seluruh tatapan mata tertuju pada nya yang berada di depan pintu. 23 orang itu melingkari tubuh Kim Jun Myeon yang sedang tertidur, tubuhnya melayang.

8 orang yang lain melihatnya, lalu tersenyum kecil melihat gadis itu, mereka menahan tawa.

"Ada apa?" tanya Oh Sehun.

Aera berdecak kesal, tapi dalam hati, ia bisa dibakar tiba tiba jika berdecak di depan 8 orang itu. Ia terlihat seperti orang bodoh saat ini, walaupun sebenarnya dia memang bodoh.

"A-aku lupa." seru nya dengan wajah memerah menahan malu.

"Ingatan mu jelek sekali." ejek Oh Sehun seraya menyeringai kecil, "Keluarlah, masuk kembali setelah mereka keluar." titahnya kemudian.

"Ya, tuan." balas Aera, lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu, "Kok bisa lupa sih.." gumam nya diluar yang masih merasa malu.

Luka seperti itu sangat mudah disembuhkan, tapi entah mengapa tadi Aera merasa sangat khawatir. 23 pria yang tadi melingkari tubuh Kim Jun Myeon sedang mengobati lukanya, menyalurkan sedikit energi mereka pada Kim Jun Myeon.

Aera masih merutuki dirinya seraya bersandar ke dinding.

Beberapa menit berlalu, 23 orang tadi keluar.

"Masuk." seru Nakamoto Yuta dingin.

Aera tanpa menyahut langsung memasuki ruangan itu.

"Jadi kau khawatir?" tanya Kim Jun Myeon yang sudah kembali duduk di kursinya, tepat di tengah.

Aera memilih diam, "Itu hal wajar kan?" serunya pelan.

"Hm..tidak, itu berlebihan." seru Byun Baekhyun.

"Baiklah, Aera minta maaf, yang mulia."

"Kenapa tiba tiba yang mulia? Bukankah harusnya tuan? Kau sudah berpindah sisi?" tanya Kim Min Seok, atau Xiumin yang bermaksud bercanda.

"Tentu saja tidak." seru Aera kesal.

"Jadi, bagaimana bisa mereka menyakiti Suho?" Zhang Yi Xing atau biasa dipanggil Lay bertanya.

"Aera tidak tau, tuan."

"Kau terdengar mencurigakan.." seru Oh Sehun.

Aera menatap kesal, "Aera tidak berkhianat." serunya.

"Cuma kau yang berani menatap seperti itu pada salah satu pemimpin." seru Suho seraya tertawa kecil.

Aera langsung menunduk, "M-maaf, tuan."

"Hm, aku suka tatapan mu, jangan menunduk." seru Sehun.

Aera langsung menatap lurus.

"Jadi bagaimana sejauh ini?"

"Penyerangan ini diluar rencana, tapi tidak masalah." gumam Aera, "Dua puluh tiga orang itu mencurigai Aera."

"Hm, kasian." seperti biasa, Sehun yang mengejeknya.

"Yang mulia Oh Sehun, jika saja aku benar benar produk gagal yang seperti bayi, kemungkinan besar aku sudah mencakar mu." seru Aera seraya tersenyum.

"Benar benar tidak takut." balas Sehun yang merasa kesal, "Kau menyebalkan."

"Demikian juga dirimu, yang mulia."

Mereka tertawa, menertawakan pertengkaran kecil itu.

"Aku bisa membakarmu, Cho Aera."

"Ah, tuan, maafkan aku." seru Aera yang mengalah, "Sebaiknya aku menghentikan rencana saja, aku akan dibakar sekarang."

"Kemari, biar kugigit pipi mu."

"Oke, cukup." seru Park Chanyeol yang sudah mulai lelah tertawa.

"Ya, tuan."

"Kau mengorbankan mereka?"

"Ya, tuan, maaf, tapi Aera sudah membuat duplikatnya, jauh lebih baik dari yang dibuat oleh Taeyong."

"Jadi kau mau bersaing dengannya?" tanya Oh Sehun.

"Tidak, aku hanya meminjamnya, 4 gadis itu nyaris sempurna, jadi aku mengambil kesempurnaannya sekitar 80%."

"Cukup jahat." timpal Kim Jong Dae, atau bisa di panggil Chen.

"Akan bahaya kalau aku memberi 4 gadis itu ke mereka dengan kekuatan 100% kan, tuan?"

"Hm." Chen mengangguk.

"Baiklah, lakukan sesukamu, tapi jangan sampai berpaling, mereka tak setampan diriku." seru Oh Sehun.

"Lee Taeyong lebih tampan dari mu, yang mulia."

Oh Sehun berdiri dari kursinya yang melayang itu.

"Hanya bercanda." seru Aera dengan cepat, "Oh iya, tuan, tadi saat Aera berada di lab, Aera merasa sakit pada seluruh bagian tubuh."

"Kau tak perlu melapor hal kecil seperti itu, terdengar seperti bayi." balas Oh Sehun datar, ia kesal dengan pernyataan Aera tentang keyampanan nya dan Lee Taeyong tadi.

Aera memanyunkan bibirnya, "Aera pikir kalian akan bertanya kenapa." serunya.

"Kenapa?" tanya Suho.

"Aera tidak tahu."

"Gadis ini.." seru Sehun yang mulai kesal, Aera mempunyai bakat yang bagus dalam membuat orang disekitarnya merasa kesal.

"Hm..mungkin itu saat tuan mengalami penyerangan?"

"Kau merasakannya?"

Aera mengangguk ragu.

"Bagaimana bisa?" tanya Park Chanyeol.

"Karena sebagian dari jiwa kita ada padanya." balas Do Kyung Soo, biasa disebut D.O.

"Hm, bisa jadi." balas Sehun.

D.O memutar malas bola matanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi tadi, tuan?" tanya Aera.

"Aku berjalan jalan sendiri seperti biasa, lalu tiba tiba saja di serang, karena kondisi yang lemah, dan mereka yang banyak, aku pingsan." jelas Suho.

"Sesimple itu?" tanya Aera.

Suho mengangguk.

"Lalu tubuhnya ditemukan penjaga dan dibawa kemari." tambah Xiumin.

Aera mengangguk kecil, "Tapi itu aneh."

"Ya, memang." timpal Suho, "Oh ya, Aera, kalian semua sangat sopan datang ke ruangan ini dengan menggunakan pakaian seperti itu.

Aera menatap pakaiannya, lalu membulatkan matanya.

"Ah, iya, aku baru sadar." timpal Sehun.

"M-maaf, tuan, tadi kami sedikit panik, karena itu tidak sempat mengganti pakaian." ujar Aera seraya menunduk.

"Mereka yang sedikit, dan kau banyak." seru Suho, "Lagipula tidak masalah, ada lagi yang perlu kau katakan?"

"Tidak, tuan, Aera pergi."

"Aku belum menyuruhmu pergi."

Aera diam ditempat.

"Baik, pergilah." seru Suho.

Aera menurut.

"Kenapa kau tidak mencibir Suho hyung, Aera?" tanya Sehun kesal.

"Aku bisa dibunuh, tuan, permisi."

Blam!

"Benar benar menyebalkan." gumam Sehun.

"Menarik sebenarnya." balas Chen.

Sementara itu diluar.

"Kalian dimarahi karena pakaian." seru Aera, dan mereka sama terkejut nya dengan Aera tadi, mereka baru sadar, "Ayo pulang" ajak Aera seraya berjalan menjauh.

"Apa yang kalian bicarakan di dalam?" tanya Kim Doyoung.

"Hm, tidak ada."

"Kau terlihat..berbeda, Aera." seru Renjun.

"Benarkah? Beberapa detik lagi aku pasti akan melupakan kejadian ini." sahut nya.

Mereka terdiam melihat Aera yang seperti ini, sangat berbeda.

"Urusan di mansion tadi belum selesai." seru Yuta, dan Aera mengernyitkan dahinya.

"Apa yang terjadi di mansion tadi?" tanya Aera.

"Tidak ada." balas Taeil.

Hening sejenak.

"Apa yang kau sembunyikan, Cho Aera?" tanya Taeyong.

"Tidak ada." balas Aera seraya tersenyum.

Mereka kembali diam.

×××

"Tuan, Aera menawarkan kita agar memakai 4 gadis yang mulai berjaga hari ini." lapor pria itu dihadapan 9 pria yang lain.

"Ya, gunakan saja."

"Baik, tuan." pria itu meninggalkan ruangan bernuansa merah itu.

"Benar benar gadis bodoh."

×××

"Halo, nona." ujar 4 gadis seraya tersenyum.

Gadis itu tersenyum melihat 4 teknologi yang ia buat ulang, "Halo."

"Apa ada tugas untuk kami, nona?"

"Ya, jaga kota, namun jangan sampai terlihat oleh siapa pun, buat lah robot dari duplikat kalian, lalu bekerja bersamanya." titah gadis itu.

"Baik, nona."

"Berjanjilah padaku, jangan sampai terlihat, dan jangan berpaling dari ku."

"Tentu saja, nona."

Gadis itu tersenyum, "Istirahatlah, aku pergi." serunya seraya hendak meninggalkan 4 teknologi itu

"Tidak bisakah kami mulai bekerja?"

Gadis itu menoleh, "Jika itu mau mu, silahkan." balas gadis itu lembut.

"Baik, nona." balas mereka serempak, sedetik kemudian mereka menghilang dari pandangan mata, menjadi tidak terlihat.

————— TBC •