webnovel

Bersama Ye Juemo di Kamar

บรรณาธิการ: Wave Literature

Yan Xiruo dilempar dengan kasar ke sofa kamar ini. Saat melihat wajah dan mata Ye Juemo yang menyeramkan, hatinya sejenak menyusut.

Yan Xiruo ketakutan dengan berpikiran bahwa Ye Juemo bermaksud memperlakukannya dengan kasar. Ia dengan panik berdiri dari sofa dan berlari menuju pintu kamar tidurnya itu.

Rasa yang terlalu panik ini membuat lutut kaki Yan Xiruo dengan tidak sengaja menabrak sebuah lemari kecil di dekatnya.

Lututnya pun terasa sakit seketika, Yan Xiruo mengambil napas dengan panjang dan merasa situasinya tidak menguntungkannya. Ia pun menundukkan badannya dengan muka yang pucat dan menekan lututnya yang sakit itu.

Ye Juemo berdiri di belakang Yan Xiruo, alis matanya yang panjang itu mengerut, bibir tipisnya menutup rapat dengan ekspresi yang acuh, "Kenapa tidak lari lagi?"

Yan Xiruo menatap balik ke Ye Juemo yang ada di belakangnya, matanya merah karena lututnya yang sakit membuatnya merasa malu. Yan Xiruo dengan nada yang rendah namun keras berkata, "Tidak usah khawatir, aku tidak akan berada di dalam satu ruangan dengan orang yang tidak aku sukai!"

Dalam Menghadapi pria yang telah mengambil keperawanannya ini, sebenarnya Yan Xiruo tidak memiliki perasaan lebih. Hanya saja, ia tidak menyukai nada bicaranya yang terlalu keras menyindirnya. Bila bukan karena ia membawanya di pundaknya, bagaimana mungkin lutut kakinya bisa tertabrak?

"Orang yang kamu tidak suka?" Ye Juemo menyipitkan matanya yang gelap dan dalam, mukanya yang dingin semakin memunculkan perasaan kurang nyaman.

Aura pria ini terlalu dingin dan menekannya, Yan Xiruo secara tidak sadar merasa merinding. Ia mengerti, kalau dirinya cerdik, sebaiknya tidak membuatnya marah.

Namun, dalam hati Yan Xiruo juga merasa marah dan kesal. Bila bukan karena Ye Juemo menghancurkan kesuciannya di malam pernikahannya, Lu Jingchen juga tidak mengancamnya dengan masalah ini. Setiap pertemuan mereka, ia selalu mengungkit masalah ini untuk melemahkan posisinya sebagai perempuan yang bersih.

Dengan menegakkan badannya, Yan Xiruo mengangkat dagunya dengan arogan. Seketika matanya yang cantik melihat ke arah Ye Juemo, "Apa kamu berpikir kalau dirimu itu tampan, kaya, dan berkuasa bisa membuat semua perempuan harus menuruti permintaanmu? Aku katakan kepadamu, aku tidak ada pemikiran yang lebih terhadapmu, jangan kamu berpikir lagi bahwa aku berusaha menggodamu! Pria seperti kamu, perempuan simpananmu pasti sudah melebihi sepuluh jari tangan dan kakiku 'kan! Aku tidak akan merepotkanmu lagi, jadi kamu juga jangan ikut campur masalahku lagi!"

Pada umumnya sikap Yan Xiruo tidak pernah mencolok. Ia selalu berusaha bersikap elegan, ramah, dan pendiam. Yan Xiruo bahkan tidak membuat masalah, namun ini tidak berarti bahwa dirinya tidak memiliki duri di dalam tubuhnya.

Dalam nada ucapannya tadi, seakan semua amarah dan keluhan yang terpendam di lubuk hatinya beberapa hari ini ditujukan pada Ye Juemo seorang.

Anehnya, bersamaan dengan itu, ia juga merasa menyesal.

Pria seperti Ye Juemo, dari penampilannya sudah bisa diketahui bahwa ia bukanlah penduduk biasa di kalangan biasa. Sebagai salah satu orang yang mudah mendominasi orang lain, pasti jarang ada yang berani melawan kepentingannya. Saat Yan Xiruo membantahnya seperti tadi, bukankah sama saja menggali kuburannya sendiri?

Setelah menyadari hal itu, Yan Xiruo merasa udara ruangan ini seketika menjadi sangat dingin. Rasa dinginnya seakan mampu membekukan tubuhnya dan menyesakkan paru-parunya.

Saat Yan Xiruo melihat ke wajah Ye Juemo yang tampan tampak dengan tatapan yang serius. Tatapan itu memunculkan rasa ragu yang mendebarkannya. Yan Xiruo menggigit bibir bawahnya. Ada apa dengannya tadi? Kenapa bisa mengatakan sesuatu yang membuatnya marah?

Apa kamu masih waras Yan Xiruo?

Yan Xiruo seketika merasa tidak berani mengucapkan apapun lagi. Ia pun juga tidak berani berdiri di ruangan ini terlalu lama lagi. Walaupun lutut kaki Yan Xiruo masih terasa sakit, ia lebih memilih untuk lari menuju pintu kamar ini.

Namun, tepat setelah membuka pintu, Yan Xiruo merasakan ada kekuatan yang kuat menyerang dari belakang.

"Bam!!!" suara pintu tertutup itu terdengar keras dan Yan Xiruo gagak keluar.

Sungguh sebuah lengan tangan pria yang kuat. Tangan Ye Juemo dengan kokoh menekan pintu itu. Alhasil Yan Xiruo tidak bisa membuka kembali pintu itu meski dengan sekuat tenaganya.

Yan Xiruo membalikkan badannya dan memandang pria yang lebih tinggi satu kepala darinya. Mata Ye Juemo juga memandang dengan dingin dan gelap. Tubuh Ye Juemo seakan mengeluarkan aura yang dingin yang berbahaya. Hal itu membuat Yan Xiruo tidak nyaman dan menelan air liurnya. 

ตอนถัดไป