"Cepat katakan apa yang kamu inginkan, Setya. Sebelum orang itu terus-terusan menjatuhkan harga diri kami," jengkel Ayah Setya.
"Ck! Harga diri? Bahkan harga diri kalian jauh lebih mahal harga diri kambing-kambingku!"
"Romo, pergi dulu! Ini ada masalah penting yang harus dibahas, toh!" kataku pada akhirnya. Ndhak baik juga kalau Romo terus-terusan seperti ini.
Romo berdecak, tapi dia ndhak mengatakan apa-apa lagi selain pergi. Untuk kemudian, aku melihat ke arah orangtua Setya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com