webnovel

WELCOME HOME (1)

Pesawat itu mulai mendarat menuju runaway dan begitu pesawat mendarat, Torak membantu Raine turun menuju tarmac.

Cahaya matahari yang sangat terang, menghalangi pandangan Raine dan membuatnya harus menarik topinya lebih rendah, Raine masih mengenakan jaket hitam yang dia kenakan sebelumnya.

Runaway tersebut telah di jaga dengan ketat dan Torak serta yang lainnya berjalan menuju mobil- mobil di dekat sana yang telah menunggu mereka.

Selama berjalan, Torak akan terus berbicara mengenai masalah yang penting dengan Raphael sementara menjaga agar Raine tetap berada di sisinya.

Sambil berjalan menuju mobil- mobil mereka, Raine dan Torak di kelilingi oleh para petarung dan Raphael berjalan di samping Torak sementara Calleb berjalan di belakangnya.

Ini merupakan kali pertama bagi Raine untuk berada di luar dan menikmati sekitarnya, tanpa takut kalau ada beberapa makhluk aneh yang akan menyerangnya.

Dengan Torak di sebelahnya dan kehangatan tangannya yang berada di pinggang Raine, Torak memastikan kalau Raine tidak tertinggal.

Karena Raine tidak bisa berjalan dengan cepat dan mengimbangi langkah- langkah panjang mereka, maka Torak lah yang menyamakan langkahnya dengan Rained an membuat seluruh grup itu berjalan lebih lambat dari biasanya.

Ketika mereka berada di dekat mobil sport berwarna kuning, Torak membukakan pintunya dan meletakan tangannya di atas kepala Raine saat dia memasuki mobil, memastikan kepalanya tidak menubruk atap mobil yang keras.

Kemudian Torak memasangkan seat belt pada Raine.

Kali ini, Torak memutuskan untuk mengendari mobil tersebut hanya dengan Raine sementara Raphael dan Calleb akan mengendari mobil lain.

"Apa kamu lapar?" Torak bertanya ketika dia menyalakan mesinnya yang kemudian menggerung dengan halus.

Raine menggelengkan kepalanya, Torak telah memastikan kalau Raine telah makan dengan cukup sebelum pesawat mereka mendarat.

"Bagus." Torak melepaskan topi baseball Raine dan melemparkannya ke kursi belakang, stelah itu dia merapihkan rambutnya. Torak menyukai helaian rambut Raine yang halus diantara jemarinya. "Kalau kamu menginginkan sesuatu, kamu harus memberitahukan aku, okay?"

Raine menganggukkan kepalanya dan tersenyum, ini merupakan senyum malu- malu, tapi mampu membuat Torak sangat senang.

Torak menggenggam tangan Rained sambil mengendarai mobil tersebut dan sesekali akan menciumnya.

Sepanjang perjalanan, Raine menatap ke pemandangan di luar sana melalui kaca jendela. Pada saat dirinya berada dip anti asuhan atau tempat dimana dia tinggal bersama dengan orang tua asuhnya dulu, bukanlah merupakan kota besar, itu merupakan daerah pinggiran yang jarang penduduk.

Tapi, disini, di sekeliling Raine merupakan gedung- gedung pencakar langit, jalanan yang padat dan banyak orang yang berjalan berkeliling. Ini merupakan hal baru yang Raine lihat.

Dan lagi sudah sangat lama sekali sejak Raine dapat mengobservasi sekelilingnya dengan santai seperti ini.

Raine menyukai ini dan hal ini terefleksikan di ekspresi wajahnya yang bersinar dengan cerah. Raine tersenyum dengan sangat manis di bawah sinar matahari siang dan tidak ada yang dapat membuat Torak lebih senang daripada ini di sepanjang hidupnya yang panjang kecuali melihat Raine sekarang.

Seperti yang Raine telah lihat, tidak banyak makhluk supernatural di sekitar kota ini, dia mendapati dua atau tiga dari mereka, tapi karena mereka berada sangat jauh dan dirinya aman di dalam mobil berasama Torak, Raine hanya menjauhkan dirinya dari jendela ketika melihat mereka.

"Ada apa?" Torak bertanya ketika mereka berhenti di lampu merah.

Sebagai jawaban, Raine menunjuk pada suatu makhluk yang sepertinya tidak ada orang lain yang menyadari keberadaannya.

"Tidak apa- apa, mereka tidak akan pernah menyakitimu." Torak menenangkan Raine.

Hal itu adalah benar, di kota Oriole, dimana sangat dekat dengan jantung teritori Torak, hampir tidak ada satupun makhluk supernatural, selain Lycan, yang dapat tinggal disana tanpa izin darinya. Jadi, walaupun Raine akan bertemu beberapa dari mereka, maka dia akan aman.

Raine tidak memberikan reaksi terhadap pernyataan itu, walaupun dia merasa aman bersama Torak, sepertinya Raine masih tidak dapat mempercayai sepenuhnya kata- kata Torak tadi.

Tahun- tahun yang Raine alami dengan bertemu dengan makhluk- makhluk yang ingin membunuhnya, tidaklah mudah untuk dilupakan.

Next chapter