Ia mendongakkan kepalanya dari kertas-kertas kesepakatan itu, dan matanya yang besar sekaligus jernih hanya menatap polos ke depan.
"Ou Zun, kenapa kamu di sini?"
Dan kenapa pria ini harus berteriak padanya?
Bukankah ia tidak melakukan kesalahan?
Melihat ekspresi polosnya, Ou Zun berdecak dengan marah. Sebelumnya, ia mendapat panggilan dari Ou Mo yang memintanya untuk menemukan lokasi Mu Qianxun secepatnya, dan tanpa membuang waktu ia bergegas datang begitu alamatnya dikirim.
Dalam perjalanan, hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran
Jantungnya serasa dikoyak.
Alhasil, ia justru mendapati Mu Qianxun duduk di sini dengan tenang, seperti orang yang baik-baik saja.
Saat itu juga Ou Zun merasa paru-parunya seperti hendak meledak!
"Kenapa kamu di sini? Kenapa kamu tidak menjawab teleponmu!"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com