Satu jam kemudian, di sebuah ruang makan privat di Mei Shang Tang.
Saat Mu Qianxun melangkah masuk, dia mendapati wajah pria yang menyebalkan dengan senyuman mendominasi yang terlukis di wajahnya. Pria itu duduk di atas sofa dengan pose menyilangkan kaki di atas kaki satunya. Pupil matanya yang hitam tampak begitu arogan dan mencemooh, wajahnya yang rupawan tanpa cela sedikit pun itu begitu keji.
Pria ini yang bernama Ou Zun, Tuan Muda keluarga Ou yang liar dan suka seenaknya. Gelagatnya selalu begitu arogan dan seperti diktator yang menganggap orang lain berada di bawahnya.
Ou Zun mengulurkan tangannya dan melambai pada Mu Qianxun. "Gadis manis, kemarilah," katanya dengan suara yang dipenuhi nada menggoda.
Mu Qianxun menahan dirinya, lalu menghela napas dan tetap berjalan menghampiri Ou Zun. Baru saja berjalan menghampiri, dia langsung ditarik oleh pria itu untuk duduk di pangkuannya. Pria itu begitu tinggi hingga meskipun dia duduk di pangkuannya, pandangannya masih belum bisa mencapai matanya.
Ou Zun lalu tersenyum tipis, senyumannya itu mampu membutakan mata yang melihatnya. "Baru saja seminggu aku membawamu kembali. Tapi coba beritahu aku, sudah berapa kali kamu kabur?"
Mu Qianxun memiringkan kepalanya, lalu wajah kecilnya yang lembut dan indah itu pun tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sudah kabur berapa kali? Batinnya.
Biasanya, Ou Zun sangat sibuk. Ketika pria itu berada di sini, Mu Qianxun tidak bisa kabur diam-diam. Dan ketika pria itu tidak ada, dia telah kabur diam-diam sebanyak tiga kali.
Pertama kali kabur, Mu Qianxun baru saja keluar dari pintu, namun dia sudah tertangkap. Kedua kalinya, dia berlari ke tempat dengan kerumunan banyak orang karena ingin menelpon ke rumahnya. Namun, saat baru saja menelepon, tiba-tiba saja seluruh saluran telepon di ibu kota bermasalah. Saluran semua orang berubah jadi kondisi sibuk.
Ketiga kalinya Mu Qianxun kabur adalah hari ini. Dia menaiki taksi untuk pulang ke Kota Yun, namun jalur jalan tol menuju ke sana diblokir sehingga usahanya lagi-lagi gagal. Dia lantas mengkonfirmasi perkataan Ou Zun, jika tidak ada persetujuan darinya, maka dia tidak akan mungkin bisa pergi meninggalkan ibu kota ini, meski hanya satu langkah.
Mendapati Mu Qianxun yang termenung dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, Ou Zun merasa sangat kesal. Tangan besarnya itu lalu menjepit wajah kecilnya hingga membuat cairan bening dari mata gadis itu jatuh ke tubuhnya.
"Biar aku beritahu, kejadian ini sudah terjadi tiga kali, dan aku tidak ingin hal ini terjadi lagi untuk keempat kalinya," ujar Ou Zun dengan tegas.
Mu Qianxun berusaha melepaskan wajahnya dari tangan Ou Zun, tapi baru saja dia menggerakkannya, cengkraman itu semakin kuat dan nyaris menghancurkan wajahnya. Dia pun mengerutkan alisnya dengan kesakitan dan menatapnya sambil berkata dengan artikulasi yang tidak jelas, "Tahu! tahu! lepaskan aku dulu. Sakit!"
Mendengar jawaban yang memuaskan itu, Ou Zun lantas tidak menghiraukan sikap keras kepala yang ada pada mata Mu Qianxun. "Kamu baru mengingatnya saat sudah kesakitan seperti ini! Kalau begitu, aku ingin kamu kesakitan saja!"
Perasaan Mu Qianxun berubah suram. Kalau saja dia tahu persoalan itu akan berubah menjadi seperti sekarang, sebulan yang lalu dia tidak akan menyelamatkan dan menarik Ou Zun yang nyaris tenggelam. Seharusnya, dia membiarkan saja pria itu mati tenggelam di dalam air yang dingin. Siapa yang bisa menduga, kalau ternyata dia menyelamatkan setan.
Ou Zun mendengus dan dari sudut mulutnya muncul sebuah senyuman kejam. Suaranya yang seperti setan itu pun menggema di telinga, "Sekarang bukankah kamu menyesal telah menolongku saat itu? Dan bukankah sekarang kamu berpikir, kalau kamu membiarkanku mati saja, kamu tidak akan terkurung begini?"
Sekilas tampak ekspresi kecewa dan frustasi di raut wajah Mu Qianxun, tatapan matanya tampak kosong seperti kehilangan semangat.
"Tidak akan," jawab Mu Qianxun dengan yakin. "Meskipun tahu kalau akan jadi seperti saat ini, aku tetap tidak bisa mendapati diriku membiarkanmu mati, tanpa menolongmu."
Alasannya adalah karena itu berkaitan dengan nyawa seseorang. Mu Qianxun tidak pernah berpikir kalau dirinya adalah orang baik, tapi dia juga tidak bisa menghiraukan begitu saja nyawa seseorang yang ada di hadapannya. Ditambah lagi, nyawa orang itu hanya bisa diselamatkan oleh uluran tangannya.
Wajah Mu Qianxun terlihat sedikit bersinar, seperti rembulan di hari ke-15 yang terang, memancarkan sinarnya pada sekujur tubuh Ou Zun.
"Kalau begitu, hidupmu itu harus terus terikat denganku!" kata Ou Zun.