Qiao Mianmian mendengarnya. Suara itu adalah suara manajer Tu Yilei, Mai Ke.
"Ya ampun, Xiao Tutu!"
Ada suara langkah kaki yang berlari dengan tergesa-gesa. Segera, suara teriakan Huang Yilin juga terdengar.
Qiao Mianmian masih berdiri dengan tegak. Dia membuka tangannya dengan heran dan melihat pemandangan yang membuatnya terkejut.
Cairan yang seharusnya terciprat ke wajahnya, justru mengenai tubuh Tu Yilei.
Sendi-sendi Tu Yilei terlihat jelas berbeda. Kulitnya berwarna putih seperti batu giok, dan punggung tangannya, yang terlihat seperti tangan seniman, memerah. Kulit yang terbakar telah kehilangan satu lapisan kulit, kemudian darah merembes dari luka hingga menetes ke punggung tangannya.
Muncul ekspresi kesakitan di wajah Tu Yilei, tetapi ia menggigit bibirnya dengan erat, mencoba menahannya dan tidak mengeluarkan suara keluhan sedikit pun.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com