Qiao Anxin menunjukkan sikap lemah dan tidak berdosa. Tetapi, sebaliknya, matanya membawa sedikit senyuman provokatif.
Pada saat ini, seorang portir mengambil sebuah perabot lain dari kamar ibu Qiao. Qiao Mianmian menoleh dan begitu ia melihatnya, ia hampir saja meledak karena amarah. Itu adalah layar favorit ibunya semasa mendiang masih hidup.
"Berhenti kalian!" seru Qiao Mianmian. Ia bergegas menghampiri portir sambil mengertakkan gigi dan berkata dengan marah, "Kembalikan layar ini. Jika tidak ada izin dariku, siapapun tidak boleh memindahkan barang-barang di kamar ini!"
Porter itu terkejut. Ia mengerutkan kening, menatap Lin Huizhen dan Qiao Anxin dengan malu, lalu berkata, "Nyonya Lin, ini…"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com