webnovel

Polisi (4)

Aku takut sekali..., sangat takut. Darimana foto ini muncul dan bagaimana aku bisa menghadapi nightmare ini.

Mataku perlahan kosong. seakan pasrah. Kakiku sudah tidak ada. Aku harus menyeret tubuhku dengan kasar dan sangat sakit.

Punggung ku dipenuhi tusukan menyakitkan yang seolah menembus dagingku.

Aku berusaha mencari tau siapa yang melakukan ini. Apakah ia membenci aku?

Bukan, ini kasus yang mengerikan. Mungkin saja inilah pembunuh uraraka dan bakugo.

Berbagai kasus yang ia hadapi ini yang paling misterius.

_

_

Tidak ada alat bukti , tidak ada mayat dan tidak ada kemajuan. Aku terpaksa dikirim sendirian karena semua kepolisian sibuk.

Menurut mereka ini kasus yang mudah..., tapi itu hanya sementara.

Masalah traumaku sama sekali tidak di ketahui siapaun. Dan aku sendirian..

_

Aku berjalan dengan panik. Darahku mulai memompa lebih cepat dan mengeluarkan cairan hangat.

Anjing itu terus menerus muncul dan membuat ketakutan ku membesar.

Aku sangat takut pada anjing sejak Nina anakkku satu satunya mati karena anjing itu.

Darah... aku juga takut akan darah. Karena Nina anakku satu satunya dibunuh dengan cara..

_

_

_

Dikoyak anjing peliharaan nya sendiri...

_

_

_

Aku memandang kosong dan tiba tiba ada yang menusuk ku dari atas. Aku hanya ingin mati.

Tetapi...bukan seperti ini. Sekuat tenaga aku berusaha mencari pintu keluar. Berhasil.

Tapi...

_

_

Mataku terasa buram. Dan air mataku mulai mengering.

Aku melihat anjing yang di bawa seorang siswa ramah tadi pagi.

Dia sekarang ada disini. Sedang menatapku dengan sendu. Mulutnya dikoyak dan mengeluarkan darah.

Ketakutan ku sudah sangat membesar dan akhirnya aku berteriak teriak tidak jelas saat anjing itu mendekat .

Darah nya menetes di wajahku. Aku takut dan memukul anjing itu.

Dia mengonggong sebentar lalu perlahan tidak bergerak.

Seketika jantungku terasa berhenti, anjing itu mati...dan itu karena diriku...

"AKKHHG" kurasa aku benar benar sakit jiwa sekarang.

_

_

Disaat itu aku melihat sesuatu yang berkilau kilau. Mengumpulkan keberanian lalu mendekat.

"Hp ku!!" pekiknya kegirangan seolah harapan hidupnya telah kembali.

Dia segera menekan tombol dan tidak mempedulikan darahnya yang mulai habis. Matanya berkunang-kunang.

Tidak apa, ini berbahaya..aku harus memberitahukan pada mereka.

_

_

"Ha..halo kantor polisi," kataku. Mulutku mulai mengeluarkan darah dan mulai tergesa gesa mengambil nafas.

"Iya...ada apa ya sersan Ardi"

Aku bernafas lega. Itu suara sersan 1. Dia pasti akan kesini dan menangkap pelaku pembunuhan ini.

"Disini ada penyiksaan. Tolong tangkap pelaku disini. Saya menemukan Cctv disini...to-- Uhuk!!...tolong tangkap untuk saya" seru ku melihat darah mulai keluar dari hidungku.

Tidak ada jawaban. Aku terus menerus berteriak. kemudian terpaku saat mendengar selanjutnya.

"Halo pak polisi, menikmati permainan mu. Selamat ya?"

"De..deku?"

"Iya.., saya yang membuat permainan untuk bapak. Ekspresi bapak sungguh sangat indah..saya harap bisa terus seperti ini ..."

"Kau..kau pembunuh nya??" tanya ku dengan terkejut. Mataku perlahan terbelalak.

Terdengar suara tawa nan datar dari sana..."Hihi, ya..dan sersan 1 mu mungkin sekarang sedang di alam baka...kau akan menyusul bukan.., ah sayang aku masih ingin bermain"

Suaranya mulai melambat...

"Tu--tunggu...---" Tit Tit

Telepon terputus. Aku melepas hp dan kemudian mulai berbaring.

Perlahan aku mulai tersenyum, merasakan segala hal yang tidak masuk akal terjadi dalam semalam.

Deku..anak yang kukira akan menjadi penganti anaknya Nina. Ternyata adalah pembunuh uraraka dan bakugo.

Kantor polisi nya sudah tidak ada. Semua orang sudah tidak ada. Aku bisa merasakan kulitku mulai memucat kehabisan darah.

Kutatap mayat anjing yang tidur di sebelahku.., sekarang aku akan mati bersama anjing yang sangat kubenci...

"Hahaha..hahaha..Lucu Lucu sekali" ucapku tertawa keras. Pertama kali nya ia tertawa seperti itu sejak anaknya meninggal.

Aku sudah terlalu gila, terlalu banyak yang menekanku. Sehingga aku sudah mulai gila..

Yah..aku takut, aku takut.. syukurlah deku membunuhku. Aku akan bisa bertemu Nina. Dia akan senang melihat ayahnya kan,!!

Syukurlah kantor polisi brengsek itu terbantai..., syukurlah anjing itu terbunuh..., Syukurlah kakiku patah..., syukurlah aku bisa tertawa sesenang ini!!

Aku tertawa lagi dan menatap langit yang perlahan menghitam. Air mataku bisa kurasakan sangat hangat dan berubah warna..

Aku gila.., dan benar benar sakit jiwa..

Next chapter