webnovel

Dua Puluh Lima

Kaki ku ga bisa menghindar saat di dalam ada Pak Nathan. Bukan nya Nita bilang kalau Pak Nathan sudah di pindahkan ke Malaysia. Jabatan nya diturun kan. Tapi kenapa ia ada di sini. Mungkin membereskan berkas tertinggal. Hanya saja aku apes ketemu dia di lift itu, dan kenapa hanya ada aku dan manusia ungu ini lagi.

Pak Nathan nampak canggung melihat ku. Mungkin merasa bersalah terlebih sekarang dia ga punya muka kalau ketemu dengan J.

" Alena.. Besok saya sudah pindah ke Malaysia lagi! Sebagai perpisahan. Mau ga nanti malam makan malam. Ada anak devisi lain juga, oh ya ajak juga orang orang di devisi kamu Nita dan Susan.

" Iya pak. Terimakasih ajakan nya" Kata ku.

" Yang waktu maaf ya! Jangan di ambil hati! Mulut saya memang jahat" Kata Pak Nathan tampak tulus merasa salah.

" Ga papa kok pak!"

Pria ini kembali tersenyum. " Jangan lupa nanti malam ya. Alena.. Sambil karaoke juga dengan anak lain nya. Saya harap kamu bisa datang" Pinta Pak Nathan lagi.

" Saya usahakan pak" Sahut ku lalu lift terbuka.

" Informasi di grup" Teriak Pak Nathan lalu suara nya menghilang di dalam lift itu.

**

Aku dan Nita ke Resort KTM tempat kerjaan baru Susan. Kami melepas rindu disana. Seperti seabad saja tidak ngumpul. Sebelum nya Susan juga menyarankan ada yang bisa ngurutkan pantat ku disana. Sewaktu kami menghubungi nya, maka nya kami langsung kesana.

" Kalian kalau mau ke sana silahkan aja! Aku sih malas! Ga kebayang kalau aku salah satu penyebab jabatan Pak Nathan lengser sampe di mutasi kan. Kalau aku datang ya sama aja bunuh diri" Kata ku selesai di urut sama orang kenalan Susan.

" Idih aku juga malas ah.. Ngapain.. Disana pasti ada 2 rubah juga kan.. " Sahut Susan.

" Jadi kita deal ga datang ya. Terus ngapain lagi kita? " Tanya Nita.

" Nonton? Nongkrong? Ato bagaimana kalau kita karaoke aja sambil makan disana. Aku rasa ada yang malas pulang aja gitu. Benar ga Len.." Senggol Susan menyindir ku. Padahal aku bawaan nya tadi santai aja tapi mungkin karena Susan peka.

" Hmm betul betul dari tadi dia sensi mulu tau ga Sus.. So! Kita berangkat sekarang??

Aku mengendik kan bahu dan ngikut aja kemana Susan membawa mobil ku untuk mencari hiburan sejenak. Dan aku perlu itu.

Kami menyanyi gila gilaan di ruangan persegi berukuran sedang itu. Dan aku tentunya meluapkan semua yang aku rasakan semua yang aku simpan sendiri dengan lagu lagu melow sampai lagu ga jelas dan akhirnya yang paling seru adalah dangdutan. Semua tumpah ruah.

Ponsel ku terus kedap kedip dari tadi ada nama ga penting disana. Itu nama yang aku kasih buat Devan. Di terus menghubungi ku berulang kali sampai kumatikan saja telepon nya. Dan melanjutakan keseruan ku dengan para sahabat ku walau tak mengurangi rasa pedih di hati ku tapi ini mampu meringankan beban kepala.

" Aku ke toilet " Bisiki ku pada Susan yang ogah ogahan mendengar kan suara fals si Nita. Menyanyikan lagu dangdut disana.

Susan mengangguk dengan mengacungkan jempol.

Aku segera keluar dari sana mencari toilet karena kandung kemih ini memang sudah full.

Selesai buang air kecil dan untuk mencuci tangan. Ada 2 cewek yang kok rasanya kenal. Firasat buruk ku menjalar saja setelah melihat muka nya. Kenapa harus ketemu mereka disini. 2 rubah ini apa mereka jelmaan nya penghuni toilet! Mereka lebih sering di temukan di dalam toilet.

Nuri dan Rachel rupanya juga kaget melihat ku ada disana.

" Ooh.. Hooo kebetulan apa kamu kesini karena datang ke acara Pak Nathan..? Tanya Nuri.

" Oh.. Mana mungkin dia di undang sih Nur.. Dia ga punya muka kali! Kasian juga sih Pak Nathan jadi korban dia! Padahal kan semua dia yang bikin heboh!!" Kata Rachel disana sambil mengoles bibir nya dengan lipstik merah delima.

" Iya juga ya!! "

" Malas banged ladenin nyinyiran kalian! " Kata ku sambil menarik tissue dan membuang nya tepat ke wajah Nuri. Bikin dia berang. Ku tendang tong sampah di dekat ku sewaktu dia mau mengejar ku.

Bruk..

Tendangan ku tepat menghalangi Nuri dan wanita itu langsung terjatuh.

" Ck! Rasain. Apa loe.. Mau gue sumpel mulut loe sama pembalut " Tunjuk ku kesal sama Rachel yang mau membalaskan teman nya Nuri.

Nuri mengendik takut! Mumpung badmood ku masih ada! Dan mereka bisa dijadikan pelampiasan! Siapa suruh mulut nyinyir dipelihara.

Aku keluar dengan kesal. Dan di lorong kesialan ku belum selesai aku bersisihan dengan Pak Nathan.

" Eh Alena.. Kamu dateng! Waaah ga nyangka... Kami udah nungguin lho..." Ujar Pak Nathan di sana dan main tangkep bahu aja. Apalagi ini sampai mengamit bahu ku. Tubuh ku di bawa ke ruangan karaoke di depan sana.

" Pak.. Saya sama teman-teman saya ga kesini" Kata ku dengan suara kalah rangking dengan music di sana yang jelas lebih memekikan telinga.

Ku lihat di dalam bilik lebih besar dari tempat sewa aku dan teman teman ku banyak anak anak devisi lain berkumpul. Menyanyi sama sama. Kedatangan ku ada yang acuh tak acuh ada juga yang cukup kaget.

Pak Nathan merebut Mix yang lagi di nyanyikan oleh anak Devisi keuangan. Aku lupa namanya.

" Sorry ya teman teman! Kita kedatangan tamu spesial! Nona Alena.. Selamat datang Nona Alena! Dan disini saya ingin meminta maaf secara tulus dengan Alena! Atas keributan yang pernah jadi pengalaman berharga saya. Mohon maaf kan..." Kata pria ini sungguh diluar ekspentasi dia mengatakan maaf didepan seperempat karyawan perusahaan yang ada disana.

Aku hanya ngeh dengan senyum lebar. Dan mengangguk sebagai penghormatan ku dengan Pak Nathan. Lagian aku sudah melupakan masalah itu.

" Okey.. Sebagai tanda maaf.. Kita tos semua nya.." Teriak Pak Nathan langsung disambut teriakan heboh disana.

Tau tau tangan ku sudah di kasih minuman oleh salah seorang disana.

Mereka membuat ku tak bisa menghindari dan rasanya memang susah tidak meminum nya juga.

Disana rame banged sampai mata ku ga fokus. Bahkan aku di bawa ke tengah tengah disana di apit dengan siapa dan siapa saja aku tak kenal. Aku juga di sodori mix untuk menyumbangkan suara. Tapi aku kekuh menolak. Aku punya suara persis Nita. Bisa bisa telinga mereka langsung pecah mendengar nyanyian ku.

Sudah 15 menit aku terkurung disana. Susah sekali keluar. Di depan sana mereka joget jogetan ga jelas. sampai kepala ku rasanya pusing. Sedikit bergoyang.

" Len.. Mau joget juga?" Tanya Pak Nathan menepuk bahu ku. Aku kaget dan menggeleng. Aku bahkan tak sadar pria itu ada disebelah ku.

" Saya permisi ya Pak.. Mau ketoilet" Alasan ku beruntung nya juga di iyakan Pak Nathan. Aku juga di bantu menyingkirkan anak anak yang sedang memporak porandakan tempat itu bak lagi konser.

Kepala ku benar benar pusing. Bahkan nyaris menubruk pintu.

" Alena.. Kamu ga papa?" Untung nya Pak Natha menahan pintu.

" Ga papa Pak. Sorry merepotkan.." Kata ku segera keluar dari sana.

Pandangan ku kembali terbelah belah..

Pusing sekali. Bahkan tanaman hias disana ada banyak.

" Ada apa dengan ku! Kenapa aku pusing begini.." Tanya ku pada diri sendiri. Dan kaki ku menjadi jelly seketika. Aku rasa tubuh ku ambruk dan kepala ku benar benar berat. Penglihatan ku menjadi hitam.

*

POV Devan.

Kulihat margin saham perusahaan yang menurun.

" Shit.. Mana lagi" Pinta ku pada Sarah.

Sarah lalu meberikan salinan laporan lainnya.

" Kenapa bulan ini anjlok sekali!" Kesal ku melihat profit data disana.

Sarah berdiri dengan menunduk. Apa aku menakutinya!

Kulonggarkan dasi yang terasa mencekik ku!

Pusing juga! Dalam beberapa bulan ini pemasukan importir dari Cina selalu bermasalah! Dari barang barang yang terlambat sampai dengan kebakaran di kapal 2 bulan lalu itu membuat margin semakin menukik turun.

Dan kerjasama dengan pabrik di cina juga ada yang beberapa putus kontrak!

Dan yang lebih menyebalkan nya. Papi memarahi ku! Dia menyalahkan aku yang tidak becus mengelola perusahan importir ini.

Aku sudah 4 tahun mengelola dari nol sampai mempunyai karyawan sebanyak ini Papi masih belum puas juga.

Terus sialan nya kenapa si brengsek itu bisa memasuki perusahaan sebagai penanam saham.

Aku baru tau Jordan siuman beberapa bulan lalu, dia mencari ku ke Singapura dan menanyakan tentang Alena.

Tentu saja aku berdalih tidak tahu menahu dengan Alena lagi.

Terlebih aku sudah mengantisipasi nya. Menutupi pernikahan ku didepan public. Ga ada yang tau Alena istrk ku. Terlebih Jordan! Pria itu punya jaringan kekuasaan yang bisa menemukan dimana Alena. Aku juga bahkan sudah menyuap anggota Alena untuk menutupi keberadaan nya setelah menikah. Semua nya lancar bagi ku. Tapi sial nya Jordan menyamar jadi OB. Ia! melamar di perusahan cabang Batam. Tempat nya Alena bekerja. Mau tau mau aku kembali ke Batam.

Keadaan perusahaan terus menerima suntikan dana dari Jordan tapi keadaan nya tidak stabil lagi.

Aku curiga ini ada sangkut paut dengan Jordan! Mengingat dia penyebab perusahaan Alena bangkrut! Jordan lah yang membuat perusahaan papa Alena runtuh! Aku tau dia melakukan nya karena membenci keluarga Alena yang yang menelantarkan kekasih nya. Dan tujuan nya memang untuk menekan keluarga Alena. Dan menjadi penolong Alena hanya saja misi nya yang sedikit lagi berhasil gagal karena kecelakaan itu membuat nya koma. Aku hanya sebagai penerus misi nya. Dan Alena bisa aku miliki sekarang berkat dia juga.

" Jam berapa sekarang?" Tanya ku sambil melonggarkan dasi lagi.

" Hampir jam 10 pak" Jawab Sarah.

Kulihat jam tangan ku. Dia benar ini sudah sangat malam. Ku bahkan tidak sadar.

" Pulang lah dulu. Oh. Ya.. Ambil kan aku Wine dulu" Pinta ku lagi. Sarah beranjak dari sana. Tak berselang lama ia datang dengan gelas kosong dan sebotol wine yang aku minta.

Sarah menuangkan wine ke gelas ku.

" Bapak mau saya temenin minum? " Ucap Sarah disana.

Kulihat ia dengan senyuman menggoda. Bibir nya penuh dengan warna sepemikat itu. Matanya juga mendelik indah. Dan itu dadanya ia busungkan. Aku terkekeh menyadari Sarah ini mau menggoda ku.

Oke kita lihat kepiawaian nya.

" Hmm.. Boleh juga"

Bibirnya kembali merekah. Dan dengan berani ia meminum wine ku dari botol itu. Ada desahan lolos dari bibir nya. Perlahan wanita ini mendekat dan duduk di atas meja ku.

Suara ponsel ku mengintruksi ku untuk meraih nya.

Ada nama Rudy disana.

" Bagaimana.. Apa Alena ketemu?" Tanya ku. Sebelum nya aku menyuruh Rudy mencari keberadaan Alena. Kata Mbok Wiss ia belum pulang dan telepon ku tak di angkat angkat bahkan ia matikan! Aku menyuruh Rudy mencari ke Bar nya Jordan siapa tau dia disana dengan selingkuhan nya itu.

Kurasakan pipi ku di ekuri Sarah dengan jari lentiknya.

" Pak Jordan tidak ada ditempat pak! Dia kemaren pergi ke Swiss" Jawab Rudy.

" Oh bagus lah. Jadi dia dimana!" Tekan ku.

" Ini saya masih berusaha menghubungi teman teman nya! Tadi ada yang bilang kalau hari ini penjamuan terakhir Pak Nathan yang kemaren di mutasi ke Malaysia itu Tuan! Semua karyawan diundang. Kemungkinan besar Nyonya ada disana!"

" Ya cari langsung! Kabari aku secepatnya!" Perintah ku lalu memutuskan telepon.

Dada ku di elus elus dengan jari Sarah. Bahkan nafas nya bisa terasa di wajah ku.

" Jadi Bapak juga main sama Alena..." Kata wanita ini. Menggeriyangngi ku  dengan sorotan godaan nya.

Aku mendeham saja " Alena..

" Iya dia pegawai di devisi marketing itu kan Pak! Isu nya dia juga main sama Pak Jordan. Ternyata bapak juga di dekati nya.. Wanita itu hebat juga ya.. Tapi saya pasti lebih memuaskan bapak... Jalang itu tidak ada apa apanya "

Sarah mendekatkan wajah nya aku melihat nya benar benar jijik. Bahkan mengejek Alena segala. Darah ku mendesir gila.

Leher nya ku pegang mesra sampai ada desahan lolos dari mulut nya. Perlahan namun pasti tangan ku menggenggam batang leher disana dengan kuat bahkan wajah nya menjadi putih seketika.

" Pa.. Paak..." Tangan nya mulai memukul tangan ku. Kudorong jalang ini hingga ku benturkan kepala nya ke kaca meja ku dengan keras.

Tangan nya mencakar dan memukul tangan ku. Semakin aku ingin membuat nya merasakan lebih sakit, ada kepuasan melihat nya kesakitan disana.

" Bitch.. Sialan berani nya kamu menyamakan istri ku seperti mu. ....

Sarah semakin kehilangan oksigen. Lidah nya menjulur keluar. Dia beruntung ponsel ku berdering, dan ia langsung ku hempaskan. Wanita itu melorot ke lantai dan terbatuk batuk.

Lulihat nama Rudy di sana.

" Kemasi barang mu jalang sialan! Kamu di pecat!!!" Teriak ku membuat wanita ini terseok seok bangun dengan ketakutan.

Kedongkolan ku rasanya belum menghilang.

" Bagaimana..?" Teriak ku disana.

" Nyonya pergi sama teman teman nya Tuan! Tapi..

" Tapi apa  cepat bilang" Teriak ku jadi kesal dengan Rudy.

" Dia tidak kembali setelah ke toilet. Tas dan ponsel nya masih di ruangan karaoke!"

" Shit!" Kumatikan telepon dan bergegas mengambil mantel juga kunci mobil.

Di luar ada Sarah yang langsung mencegat ku! " Pak.. Mohon maaf saya Pak  jangan pecat saya..." Pinta wanita ini menahan tangan ku dan menangis.

" Lepas!!! Masih untung bukan nyawa kamu yang hilang! Pergi!" Teriak ku kembali membuat nya ketakutan. Aku segera beranjak dari sana. Firasat ku buruk. Apa Alena baik baik saja...

ตอนถัดไป