webnovel

Dua Puluh Satu

"Kalian kemana aja sih ditungguin..."

Mami langsung menarik tangan ku.

" Jalan jalan Mi" Kata ku sambil merekatkan jas yang harus aku pakai juga.

" Mami nungguin. Tadi minta Dave nyari! Ada ketemu?"

" Ada, tapi habis itu dia jalan sama cewek nya" Jawab Devan.

" Duh anak itu! Ya udah. Yuk aaah.. Mami kenalin dulu sama teman teman Mami" Ajak Mami. Dan aku mengekori walau was was juga dengan gaya stlye teman Mami yang selangit!

" Rat.. Ini lho istri nya Devan. Putera aku.. Eh ini kenalin  menantu aku yang tadi mau aku kenalin..." Aku di arak di tengah ibu ibu pejabat ini. Semua nya merek brand berjalan dan berlian mereka rasanya seperti lagi jalan di depan estalase berliant.

Dan lihat saja bagaimana aku di telaah, di tilik dan di terawang. Mirip uang palsu ya. Tapi mata mereka seperti ibu ibu pada umum nya yang lagi nilai barang di pasar loak. Jelly sekali.

Ini hal sensitif aku nih. Sangat rentan yang nama nya di perlakukan seperti ini. Seperti kejadian pada Sarah kemaren emosi ku mencuat tapi ya namanya juga upik abu ya kalau perbandingan dengan keadaan saat ini. Mau tak mau jaga sikap. Angkat dagu dan terus tersenyum ramah.

Aku dengan ramah bersalaman satu persatu dengan teman Mami.

" Kamu ini Anak nya Bapak Raut Hutapea itu kan..." Kata salah satu teman Mami.

Aku ini mereka pikir Devi kali ya.

" Bukan Tante saya anak bapak saya nama nya Pak Andi! " Sahut ku bikin ibu ini bingung.

" Lho May.. Bukan nya anak Mantan Menteri itu ya??

Mami tampak tidak nyaman padaku dan segera menarik teman nya yang punya gundukan jilbab tinggi di pucuk kepala nya."Aduh Dian.. Kamu ini lupa ya. Itu..sssstsstsssssss

Lantas tak ada bisikan yang bisa aku dengar.

Aku sih biasa saja kalau di pikir Devi mantan anak menteri.

" Oh gitu ya. Aku pikir di berita itu dia lanjut dengan adik nya.. Yang bule? Mereka serasi sekali...

Ayolah kalian berbisik tapi masih kedengaran.

Kulirik Devan disebelah yang sibuk dengan ponsel nya saja.

Semoga saja dia segera mengajak ku keluar dari lingkungan ini. Apalagi disana tampak kamera berkeliaran. Bagaimana kalau berita istri Devan Alexander Hurmous akhirnya keluar juga dan dia adalah.. Karyawan di bla bla bla...

Mendadak kepala ku pusing duluan memikirkan nya.

Sebisa mungkin aku menutupi wajah ku dengan rambut yang menjuntai atau jauh jauh dari mata kamera.

" Mami...  Aku balik duluan ya.. Ada urusan.  Alena balik sama kalian  ya..

What.

Rasanya aku ingin berteriak ikut tapi gengsi berat. 

Alhasil kurelakan Devan pergi  dari sana. Dan tinggalah aku dengan ibu ibu sosialita disini.

Mungkin Devan sengaja nih melakukan nya.  Dia mau balas dendam.

Walau Mami selalu ingin membuat ku nyaman tetap saja interaksi mereka dengan ku masih seperti  langit dan bumi dan itu malam yang sangat panjang  bagi ku.

Sampe jam 12 baru bisa kembali. Ku lempar jas Devan disana dengan asal.  Badan ku rasanya remuk! Belum lagi cedera pantat yang makin terasa saat malam tiba.

Kamar ini masih sepi!  Kemungkinan besar dia belum  pulang!  Atau mungkin dia lagi sibuk merayu pacar nya karena kebohongan ku. Entah lah.  Harus nya tadi aku tidak mengerjai Jessy! Harus nya aku kerja sama agar Devan menceraikan ku dengan  begitu aku bisa bebas.

Kutepuk dahi ku dengan keras dasar tolol..  Kamu Alena..

Penyesalan memang selalu datang terakhir.

Tapi aku malah merenung dengan ucapan Jessy itu.

" jadi Devi yang meminta sama Devan untuk memberikan jantung nya!  Ck!!  Baik sekali sahabat ku itu!  Ya aku sangat Terimakasih dengan donor Jantung nya dia menyelamatkan nyawa ku!  Aku bisa hidup baik baik saja karena organ miliknya.  Tapi aku seperti sedang berada di 2 jalur jalan yang bercabang satu mengarah kebahagian satunya mengarah kesengsaraan. 

"jadi Dev..  Aku harus memilih yang mana...

Kamu menitipkan  aku pada  pria ini!  Bahkan sifat nya seperti iblis saat marah.  Dia mungkin tidak mau melepaskan ku karena amanah mu.  Sedangkan kami punya  pilihan hidup masing masing"

Kuraba dada ku. Jantung ku berdetak normal.

"mungkin aku harus bicarakan ini baik baik dengan Devan ya Dev..

**

Aku tidak tau jam berapa Devan pulang.  Saat aku bangun dia sudah ada tidur disebelah.

" okey Dev..  Hari ini kita coba bicara dengan hati dingin.. " ucap ku dalam hati mencoba menyemangati diri sendiri.

Aku menuju Dapur.  Masih kosong.  Mungkin Mami sama Dave masih kecapean.

Lantas aku pergi ke supermarket yang masih 1 lokasi di Apartemen ini.  Membeli beberapa bahan makanan dengan jumlah sedikit saja.  Karena waktu di sana mungkin cuman 1 hari ini.

Serasa cukup aku segera kembali ke apartemen. 

Aku tak pernah  masak selama jadi istri Devan.  Tapi bukan berarti aku tidak bisa masak. Aku dekat dengan Bik Lilies jadi aku sering melihat nya memasak di rumah juga sering bantu Bik Lilis memasak ya walau hanya sekedar bantu potong potong  bahan-bahan nya saja.

Kali ini menu sederhana  saja karena di sini bumbu dapur  tak selengkap di indonesia.  Jadi hanya sapi lada hitam,  ayam asam manis dan capcay.  Menu untuk sarapan pagi ini.

" hmmm bau aneh..  Tapi kok wangi ya..." didepan sana Dave muncul dengan celana pendek dan kaos polos nya.

Hidung nya mengendus endus mengikuti arah kompor.

"beb..  Serius ini loe yang masak??? " tanya anak ini mencoba mencicipi sapi lada hitam disana yang masih di keringkan saus nya.

" ya..  Menurut loe siapa lagi?!!! Cobain Dav!  Siapa tau rasanya kurang garam ato gimana gitu.. 

Dave menotol jarinya ke sana dan menjilatnya.

" yummy..   Pas beb.. 

Terus masak apa lagi?? " anak itu menuju meja makan.  Dan melihat 2 menu yang sudah siap tinggal nasi nya.

" bikin nya cuman itu doang!  Takut nya kita balik hari ini.  Sayang sisa nya ga ke pake kan.  Mubazir!! "

"its okey!  Mami mana??

" belum keluar. Mungkin masih cape!  Eh Dave..  Tolong matiin api nya"

Dave segera mematikan api kompor disana.

" aku ada beli susu cokelat juga.  Mau minum pagi ini ga?  Aku mau bikin jadi sekalian....

" boleh  boleh!  Loe emang istri gue yang perfekto... " puji Dave kembali receh.

Aku hanya geleng geleng saja dengan perkataan halu nya.

" istri siapa? " kami menoleh pada asal suara.

Ada Devan bersandar di pintu dengan rahang mengeras. 

" hhoo empunya datang!!  Hampir saja kita ketahuan selingkuh ya Beb... " seru Dave disana cengengesan.

" maksud nya apa... "

Devan mengambil  kata kata Dave yang jelas hanya guyonan saja. Dan sial nya Dave malah meladeninya.

" ayolah..  Dev..  Gua udah tau keadaan kalian bagaimana..  So..  Alena ini masih punya  masa depan yang lebih baik... " kata Dave disana absurd.  Kata kata nya memang memancing Devan lagi.

Aku bahkan tak mengira Devan benar benar tersulut.  Saudara nya sendiri dan tuh kan sekarang ia tarik baju nya.

" ini peringatan buat loe Dev!  Alena ini dulunya sahabat gue!  Gue pernah  cinta sama dia tapi gue ngalah karena elo!  Dan sekarang gue tau dia ga loe bahagia in.  So...  Loe buka peluang buat gue..  "

Mata ku melebar mendengar kata kata itu dari Dave.  Dave tidak mungkin melakukan nya hanya untuk menggoda Devan saja kan!! Aku mulai panik.

" Bruk"

Pukulan mendarat ke wajah tampan Dave.

" hentikan.. " seru ku berusaha menjaga suara takut Mami dengar.

Ku tarik Devan disana yang menggelap mata nya. 

" jangan bikin keributan Dev.  Nanti semua nya ketahuan Mami... " bisik ku menenangkan Devan.

Tangan ku di tepis.  Lantas ia pergi dari sana dengan wajah marahnya.

Aku meringis kearah Dave yang memegang sudut bibirnya.  " bagaimana uji coba gua Len..  Suami loe kepancing kan"

Aku lega mendengar nya,  Dave tidak akan membuat hubungan ku dengan nya canggung. Aku tau dia hanya mengerjai Devan.

" suami loe cemburu!  Arti nya dia cinta sama loe Lena.  

Aku memutar mata jengah!  Imposibble..  Dave. Cemburu bukan berarti cinta! Dia tidak cinta sama aku!  Baginya aku ini hanya amanah dari Devi!  Dia takut gagal dengan permintaan Devi!  Makanya dia sangat menjaga aku dari pria lain.., ah lupakan!!  Lain kali jangan ulangi lagi ya... Dan ini akibat nya kalau mengulangi.

Telingan nya langsung ku jinjint dengan keras

" okey.. Oke buuu aaaw. Sakiiit

Aku lalu tersenyum lagi pada Dave.  " aku bikinkan susu cokelat dulu ya... " Kata ku melepaskan jeweran ku. Ia nampak misuh misuh disana. Rasain!!

**

Devan ga sarapan.  Pria itu berada dikamar dengan laptopnya.  Ia mengenakan sweater cokelat disana, bersandar dengan bantal di belakang.

Ku taroh segelas teh hangat dan sandwich di nakas.

" belum sarapan kan..  Isi dulu perut kamu" kata ku disana lalu memutar naik ke kasur juga. Tadi mengambil beberapa majalah di depan  sana. 

" ada apa baik dengan ku??  " ucap nya dingin seperti biasa.  Tangan nya masih menari di keybord.

" sebagai permintaan maaf!  "

Devan menutup laptop nya

" maaf untuk?  "

" tadi malam aku mengerjai Jessy!  Aku bilang aku hamil anak aku dan kamu.  Aah.. Aku rasa aku keterlaluan!  Kalian pasti bertengkar kan!  Kalau ponsel ku tak rusak aku coba minta maaf dengan nya langsung..  " kata ku lalu melihat nya sebentar,  aku tersenyum lebar dan kembali melihat majalah seputar Negara Singapore itu.

."dan maaf buat perkataan  Dave barusan.  Ia hanya bicara asal, dia hanya coba memastikan kamu cemburu dengan nya!  But..  Aku bilang kamu bukan cemburu tapi hanya takut kalau permintaan Devi menitipkan aku ke kamu gagal. 

So..  Dev..  Aku sadar aku salah.  Aku kasar dan tak menurut.  Aku kacang lupa kulit nya. Aku terimakasih dengan bantuan kamu dan Devi.  Aku bisa hidup sekarang karena dia dan keluarga ku selamat karena kamu. Aku akan berusaha bersikap baik lagi setelah ini.. "

Aku serius mengatakan semua nya.  Dan ini bisa membantu kami pada kejelasan hubungan ini. Walau mungkin mengorbankan masa depan ku.  Tapi mungkin itu lah balasan ku untuk kebaikan Devi.

Devan hanya menatap ku tajam mungkin ia bingung  dengan hal baru  apa yang sudah aku ketahui dari Jessy.  Kalau saja ia mengatakan nya dari awal Devi menitipkan aku pada nya dan ia mencoba menerima permintaan terakhir Devi mungkin kemaren kemaren aku tidak akan membuat  nya marah.

" dan aah..  Ucapan waktu itu.  Aku hanya asal saja menuntut mu menjadi seorang suami!  Jadi jangan lakukan  lagi. Aku rasa itu akan memberat kan mu!  Jadi kamu sudah berhasil menepati janji pada Devi.  Maka silahkan saja kamu jalani cara hidup kamu Dev!  Oh ya..  Jessy gadis yang sangat baik!  Kalian serasi!  Aku dukung kalian. 

" kata ku memberinya dukungan penuh. 

Aku menyingkirkan mata ku disana karena tatapan Devan yang terlalu tajam.

" kamu hanya bicara sesuai spekualasi kamu sendiri Alena.  Benar emang Devi meminta ku berjanji untuk menjaga mu tapi...

Aku melihat nya menunggu kata lanjutan nya. 

Devan seolah tidak bisa bersuara disana.  Bahkan matanya ke kiri ke kanan mencari kata kata yang susah ia sampaikan.  Hingga ponsel nya berbunyi. Ia segera mengangkat nya.

" ya aku tau!  Aku akan kesana... "

Aku pun kembali menekuri majalah ku disana.

" nanti Rudy akan mengantar ponsel baru mu!  Aku ada urusan!  Kalau mau kemana mana sama Rudy saja!  "

Kata nya sambil bangun dari sana mengambil mantel hitam milik nya lalu pergi.

" Rudy?  Mas mas robot itu?  Ck.. 

Rudy mengantarkan ponsel baru!  Kalau bukan mahal dan unlimited  itu bukan Devan banged. Seperti nya sia sia tidak memanfaatkan Rudy.  Lagi pula pria klimis ini dari dulu incaran ku.  Incaran eksperimen.  Gemas terus soal nya liat rambut hitam mengkilat nya di sisir lurus ke belakang gaya afro ala 80 an. Apalagi ini dia tidak datang dengan kemeja kantoran yang jadul tapi celana highcut dengan kemeja berwarna neon.  WTF..  Manusia ini harus di bereskan!

" Dave..  dave.. " panggil ku pada pria itu yang tadi sibuk main game.

Dave datang beberapa detik kemudian.

" oh. .... Om Elvis Presley..  Hallooo,  " Sapa Dave sukswa membuat ku mengulum senyum. Mau ketawa juga takut Rudy tersinggung.

Aku berbisik pada Dave.

" kita shopping yuk..  Jalan jalan.  Terus permak koleksi Devan ini??  Gemes liat baju nya..  "

Dave melihat ke arah Rudy yang di sana mematung bingung sendiri.  " kenapa tidak!  Gue bagian muka ya.  Mau gue gigit rambut klimis nya...auuw..

Aku hanya ketawa ngakak mendengar nya.

So...

Aku,  Dave dan Rudy segera meluncur ke ION Orchard  Mall. 

Rudy tetap lah Rudy yang kaku saat kami mengajak nya jalan jalan di mall, di ajak ngobrol juga jawaban nya formal.  Siapa yang ga gemes kalau begitu. Tapi untung aku ajak Dave. Dia memang jago kalau mau usilin orang. Karena Dave sodara kandung boss nya mau tak mau Rudy tidak bisa menolak ketika Dave meminta nya berbagai gaya baju kekinian yang pas buat postur Rudy.  Dan aku tukang dokumenter.  Siapa tau nemu stlye yang cocok lumayan buat kasih tau Nita. 

Berbagai model di coba untuk Rudy sampai akhir nya kami sepakat cowok itu memakai jeans di padu kaos putih di lapisi kemeja levis denim soal nya Rudy perawakan nya kurus dan jadi ia lebih bagus memakai jenis kemeja terbuka agar menyamarkan porsi tubuh nya.

Yang seperti itu. Untuk tambahan lebih terkesan tinggi dan tentu harus di lipat di bagian lengan,  Dave memberi sepatu jenis boots berwarna cokelat madu.  Biar dia terlihat lebih jantan dengan sepatu jenis itu. 

Alhasil kami berdecak kagum dengan perubahan  Rudy yang sebelum nya sangat informal jadul menjadi lebih matang dengan pakaian itu.  Tinggal permak muka. 

Kami menuju barbershop.  Meski menggerutu si robot koleksi Devan ini ga bisa berkutik.  Ia bahkan meringis melihat  rambut nya di sentuh stlye rambut profesional disana. 

Hampir  satu jam kami menunggu sambil ngopi ke Starbucks akhirnya kelar juga.  Rudy ini ada keturunan chines nya jadi rambut ala ala boy band Dave pilih.  Tapi tidak mencolok mengingat kerja sebagai Asisten otoriter seperti Devan jadi cuman di warna cream beberapa helai, di pangkas memanjang di bekalang dan tada..  Boy band ala kami siap di hidangkan, eh.. di pamerkan.

Sentuhan akhir.  Aku coba coba saja.  Menggunakan trik make up.

" ga mau saya nyonya..  Masa cowok pake make up..  Saya ga ngondek! " tolak Rudy ogah ogahan malah pake sembunyi di balik tirai barbershop  itu.

" coba dulu liat hasil nya!  Bukan di bikin badut kok!  Cuman nyamarin noda jerawat dan negasin alis..  " rayu ku sudah siap dengan kuas di tangan.

Rudy geleng geleng dengan menatap horor kuas milik ku.

" Rudy ngebantah nyonya besar nih??  Gua laporin sama boss besar ya. .. Nolak nyonya sama aja ngebantah boss!! " ancam Dave sukses membuat Rudy keluar juga dari sana.

" tapi jangan bikin tebal ya nyonya..  Saya masih cowok tulen nyonya..  Ga mau nyimpang walau jomblo akut begini.. " kata Rudy memohon. Jauh sekali dengan sikap kaku sebelumnya. Sungguh aku ingin ketawa mendengar nya itu lebih ke curhat!

"iyee aku janji.. " kata ku lalu meletakkan Rudy di kursi sana lagi, Dave cengengesan saja disana sambil makan kacang melihat aku memasang bandana pink ke rambut Rudy juga jepit rambut milik ku. 

Rudy punya wajah bagus dengan bentuk oriental.  Rahang nya harus aku bikin menonjol untuk menyelaraskan gaya baju nya.  Pertama tama aku kasih foundation tipis, kulit Rudy sudah terang jadi hanya setipis tissu.  Sekedar menutupi bekas jerawat di pipi nya. Setelah itu cukup merapikan alis nya dan di beri eyeshadow hitam saja untuk mempertegas alis nya.

Bagian mata hanya di beri eye shadow warna cream lalu bibir.  Ini orangnya langsung mingkem saat di kasih lipbalm. Tapi tak sanggup menolak juga.

"final... "

Kulepas bandana serta atribute lain nya. Merapikan sedikit rambutnya dan tada.  Rudy ala boy band korea selesai di permak.

"wuhoooo bravo..  Wajah loe mulus bro.  Keren banged.  Kesukaan abg ini mah. Eh abang jadi naksir nih  " seru Dave di sana membuat ku langsung mencubit pinggang nya.

Rudy melihat pantulan dirinya di sana dengan terkesima. 

" iiini saya nih.  Beneran?? " tanya nya tidak percaya dengan the power make up itu bisa membuat wajah baru atau mempertegas setiap sentuhan nya.

"Really.  So!!  Keren bukan... , ini nama nya..  Baru top " kata ku ikut senang juga hasil eksperimen  aku dan Rudy berhasil.  Dan perubahan nya memang menakjubkan.  Rudy beneran keren dengan wajah dan pakaian itu juga, cewek yang liat pasti langsung ileran.

" Laper beb. Makan yuk. Sekalian sambil cari jodoh buat Rudy.." Ajak Dave mengamit tangan ku.

Rudy masih a i u e o aja. Dia masih ngeh dengan gaya dan muka nya sekarang, tapi tetap mengekori di belakang sampai di tarik Dave baru ikut gabung bersebelahan dengan kami.

Bukan hanya ansos Rudy ini sangat kurang pergaulan. Heran zaman serba mudah ini masih ada aja manusia model dia.

Kami menuju Cafe Resto disana.

" Eh Gua angkat telepon dulu ya.. Kalian pesan aja..." Kata Dave memperlihatkan ponsel nya yang berdering. Ada foto profil cewek disana. Udah sok sibuk itu orang!

" Okey..

Aku dan Rudy segera memilih makanan di sana.

Tapi mata Rudy langsung melihat kaget ke depan. Aku penasaran ikut melihat siapa yang ia lihat. Ternyata ada Boss nya disana, dengan.. Ya dengan pacar nya Jessy. Mereka masuk ke Resto yang sama dan mengambil meja makan tak jauh dari kami.

" Nyonya.. Ini-

" Jangan khawatir.. Aku ga masalah. Buruan lanjud pilih Rud..

Kata ku sambil terus memilih menu walau entah kenapa mendadak ga fokus. Moment nya ga pas banged. Harus ketemu pasangan itu disini. Baiklah abaikan Len.. Toh kamu sudah sepakat tidak akan mencari masalah lagi.

" Eh Rud.. Kita selfie bareng yuk... Siapa tau besok besok kamu ga mau pakai tranformasi ini lagi kan.." Ajak ku setelah Waiter pergi mencatat pesanan kami. Itung itunh selfie cara terbaik buat mood baik.

Ini modus ku aja buat kirim foto Rudy ke Nita! Cowok kece model Rudy lagi selfian sama Alena! Anak itu pasti iri habis.

Rudy dengan kikuk mensejajarkan kepala nya di layar dengan ku.

" Keep smile... Dong.. Jangan kayak mau sembelit gitu" Dengus ku jengkel liat hasil nya persis sama orang yang lagi kena hukum pacung.

" Saya ga biasa selfie nyonya!!!"

" Makanya sini liat layar.. Buka bibir nya. Liatkan gigi nya. Bayangin kamera ini cewek yang kamu idam idam kan. Nah dia lagi senyum. Buruan kamu senyumin..

Kutepuk bahu nya. Seolah ngikutin arahan Rudy senyum juga. Senyum nya manis pula. Langsung aja aku abadi in di camera ponsel baru.

Tapi baru juga manarik tuh ponsel tau tau hp nya melayang ke udara.

Kami kaget sampai berdiri melihat Devan pelaku nya dengan mata menyelidik kearah aku dam Rudy yang sedang tersenyum kuda.

ตอนถัดไป