webnovel

Dua belas

Malam ini malam yang sangat panjang buat ku sekaligus malam mengerikan yang pernah aku rasakan ! Meski sudah berlalu tetap saja tangan dan kaki ku rasa nya masih gemetar, walau akhirnya aku senang juga bisa mendapatkan Susan lagi.

Sekarang Susan sedang dirawat di Rumah Sakit ia agak lemah karena kurang cairan. Tapi bisa aku lihat bagaimana Susan sangat berterima kasih padaku. Ia janji akan menceritakan semua nya setelah keadaan lebih stabil. Aku mengandal kan Nita untuk menjaganya malam ini.

Dan J! Aku juga masih bersyukur dia baik baik saja. Ya walau menambah panjang luka luka di wajah dan tubuh nya.

Bahkan aku masih ingat ia menahan ku untuk tidak pulang. Pria itu berharap aku disana merawat luka nya tapi mau bagaimana lagi Rudy menjemput ku dan aku harus berhadapan dengan rincian denda ku lagi.

" Bagaimana dia tau aku dalam masalah Rudy?" Cecar ku pada pria klimis yang menyetir di depan ini.

" Saya tidak tau nyonya" Jawab Rudy omong kosong! Pasti dia sudah bersekongkol.

" Apa dia membuntuti ku?" Aku tak peduli dengan jawaban pasif Rudy. Aku coba terus menggali informasi dari nya.

" Nyonya harus nya bersyukur selamat dari mereka!"

Eh dia malah menceramahi ku. Dan aku hanya diam! Rudy benar. Aku memang diselamatkan oleh nya, aku bergidik ngeri membayangkan pria yang tinggi nya hanya sebahu ku itu melakukan macam macam. Pasti sangat mengerikan!!

" Oh.. Jordan! Apa kamu pernah melihat Jordan??" Tanya ku lagi.

Pengakuan J sebagai penyelinap di perusahaan Devan masih aku sangsikan! Alasan nya karena ingin mencari tahu kejadian sebenarnya dia, Devan dan wanita itu! Kalau dilihat dari sorot matanya wanita itu orang spesial tapi kenapa ia malah mencium ku!

Kali ini manusia robot ini agak gelisah. Aku yakin ia tau sesuatu.

" Saya ga bisa jawab Nyonya! Jangan mempersulit saya" Tutur nya ingin sekali ku jambak rambut nya. Ini manusia sudah di program Devan rupanya.

" Uugh kamu menyebalkan Rudy! Coba deh kamu cari cewek pasti otak mu ga seperti mesin sekarang ini, kamu kaku mirip es batu!hidup itu berwarna..! Kamu itu perlu cewek periang yang cerewet! Itu saran ku" Gondok ku mengomel.

Tapi si jelmaan robot es ini hanya terus menyetir.

" Mungkin aku perlu memperkenalkan kamu dengan Nita! Aku yakin kalian pasangan serasi" Kata ku pelan dengan sudut rencana di kepala ku! Pria klimis dengan gadis cerewet. Ck! Boleh juga.

Kami sampai di rumah. Saat turun saja kaki ku gemetaran! Walau tak sebanding dengan kejadian tadi tapi rasanya ini lebih menakutkan! Rasa takut dengan kondisi berbeda.

Sudah jam 3 pagi! Harus nya nanti nanti saja ia akan memberikan rincian kesalahan dan denda ku karena tubuh ini juga rasanya sangat lelah tapi Rudy bilang aku harus menemui tuan nya langsung. Bahkan pria klimis ini mengantarkan ku ke depan kamar Devan! Apa ia bisa menebak isi kepala ku yang ingin kabur.

" Rudy! Badan ku bau! Tidak mandi  dari sore! Kamu tau kan Boss ini mispobia! Aku mandi dulu ya..." Kata ku coba nego negoan dikit dengan Rudy.

" Temui tuan sebentar Nyonya! Tolong jangan membuat Tuan marah lagi! " Jawab Rudy lantas membuka pintu kamar Devan yang tak terkunci.

Ia juga mendorong ku masuk.

" Rud.. Rud.. Hey.. Aaah" Pintu itu ia tutup dari luar. Sialan kamu Rudy! Sungguh aku akan kasih kamu Nita biar hidup mu kelar" Sungut ku berambisi.

Suasana tenang dengan lampu kamar yang sama seperti kemaren. Bau parfume kamar ini juga khas pria pemilik mesin di depan tadi.

" Dia pasti tidur! " Tebak ku sambil melangkah diam diam mencari keberadaan nya. Memastikan pria itu tidur  dengan begitu aku punya alasan kembali ke habitat juga dengan Rudy! Aku yakin si mesin itu masih di luar menjaga ku agar tidak keluar lagi.

" Siapa yang kamu cari!"

Aku sampai melompat kaget mendengar suara itu ada di samping lemari, terlindung oleh cahaya lampu.

Devan keluar dengan piyama tidur menempel di tubuh nya.

" Hmm ya! Kata Rudy kamu ingin aku menemui kamu" Jawab ku kikuk.

Devan mendekat tapi kemudian ia berhenti. " Aku tidak suka bau mu! " Katanya menutup hidung nya, aku bilang juga apa kan!

" Aroma mu tercemar banyak tangan! Mandi lah dulu nanti kita bicara" Titah nya dengan langkah lebar menyusuri kearah dalam, tentu aku senang mendengar nya. Aku akan kembali kekamar ku, mandi lalu tidur. Masalah Devan dan lain lain nanti saja aku hadapi.

" Siapa yang menyuruh mu keluar" Bentak nya disana.

" Bukan nya kamu menyuruh ku mandi! Aku mandi dulu" Jawab ku kesal.

" Mandi disini! "

" Apa! Ga mau"

Kepala Devan menyembul di sana mata nya tajam mendengar penolakan ku.

" Ba baik.. Tuan.. " Jawab ku menyerah.

Dengan malas aku masuk kamar mandi nya. Tapi melihat kamar mandi itu kemarahan ku berkurang sedikit. Ini kamar mandi terkeren yang pernah aku lihat. Ada walking closed yang besar, bath yang besar dan aroma terapi nya sangat segar! Berjam jam di kamar mandi seperti ini siapa pun juga akan betah.

Berendam dengan air hangat dan sabun penyejuk jiwa disana membuat ku sangat nyaman sekaligus mengantuk. Aku menyudahi nya karena ngantuk ku semakin parah. Bisa bisa aku malah ketiduran disana dan demam.

Aku secepat nya harus menemui Devan untuk membicarakan apa yang mau dia bicarakan kemudian kembali kekamar dan tidur. Mungkin kau akan bolos kerja. Aku mau tidur seharian!

Tak ada pakaian bersih yang bisa kupakai. Isi lemari itu hanya jubah mandi dan baju punya Devan. Ia akan mengamuk kalah aku memakai baju nya. Alhasil aku hanya memakai jubah mandi saja.

Kulihat Devan di depan tv dengan kaki selonjoran. Kenapa manusia ini tidak tidur sih! Apa dia menunggu ku!!

Aku mendekat seperti kurcaci kecil " Saya sudah selesai! Tapi maaf  baju saya ada di kamar! Apa bisa saya ganti baju dulu.." Tanya ku berharap manusia ini mengijin kan ku! Ku sungguh mengantuk.

Devan menarik kaki nya dan mematikan tv.

" Duduk lah. " Suruh nya lagi menunjuk sofa di seberang.

Aku berjalan terseok sambil menguap dan menghempaskan pantat ini ke sana. Sungguh nyaman.. Andai ini kasur ku. Aku pasti langsung tertidur.

Aku dengar ia sudah mulai berkicau. Jujur aku tidak terlalu fokus  kepala ku jadi berat. Sekali aku terkantuk.

" Ya.. Pakai saja uang nya untuk membayarnya" Kata ku asal mulai merasakan diseberang sana seperti hanya berupa bayangan.

Aku mengangguk angguk dan menguap lagi.

" Aku salah, aku akan bayar! Aku cape sekali..." Lantur ku seperti nya sudah tidak nyambung apa yang ia bicarakan. Kepala ku semakin ringan saat bersandar disofa, nyaman sekali dan semua nya lenyap.

**

Aku terbangun sambil memeluk guling empuk yang besar. Harum sekali guling ini. Semakin ku eratkan guling itu.  Beberapa detik aku terdiam. Sontak aku bangun dengan kaget.

Kamar ini....

Kulihat ranjang king size yang aku tiduri. Bukan ranjang ku.

Kulihat baju ku! Masih pakai jubah mandi tadi malam walau tali nya terlepas dan sial nya aku tanpa bra.  Tidak bisa kubayangkan bagaimana aku tidur malam tadi yang kuingat hanya suara Devan tak jelas itu di sofa sana entah apa yang ia bicarakan. Aku malah tertidur disana, jadi bagaimana cara nya aku sekarang di ranjang ini??

Kuedarkan pandang seisi kamar itu. Ada suara sesuatu bergerak gerak dengan tempo teratur. Mirip suara benda yang di tarik dan di lepas. Sebelum nya aku bisa lihat ada ruangan khusus gym. Apa dia disana. Kalau dia disana ini kesempatan ku untuk kabur. Semoga saja dia tidak melihat ku.

Benar saja. Aku intip dari jendela pria itu sedang menarik dan mengangkat benda berat dengan tangan nya.

Kenapa dia gym? Apa tidak kerja! Ah masa bodoh. Aku harus secepat nya keluar..

Ku jingkit kaki dengan pelan tapi pasti. Hingga aku yakin sepenuhnya ia tidak melihat ku. Tinggal jalan lurus lalu keluar.

Tapi aku masih belum beruntung pintu itu ternyata teekunci. Berkali kali ku tarik handle nya masih ga bisa berharap siapa gitu yang di luar bantu bukain.

" Hey.. Mau kemana..." Teriak suara manusia ini yang seperti nya sudah memergoki ku.

Aku berbalik dengan gaya santi padahal ingin sekali mengumpat keras keras.

" Balik! Kenapa?"

Kulihat ia mendekat dengan keringan menetes di mana mana. Di mana mana.. Di badan nya yang sudah ku jelaskan sangat keren, dan lihat itu keringat nya mengalir di jalan jalan petakan perut nya. Seperti air sungai mengaliri petakan sawah.

" Balik? Oh.. Apa kamu tidak mendengar perkataan ku tadi malam?"

Aku menghindari nya yang semakin dekat dengan menyelinap berjalan miring.

" Aku dengar! Denda nya sudah aku bilang ambil di tabungan saja kan" Kata ku berusaha tidak terpengaruh dengan pesona manusia ini. Ternyata kelemahan ku adalah pria dengan dada telanjang  yang perut nya model begitu.

" Aku bilang! Kamar itu di kunci sementara waktu! Mami akan kesini! Dia mengomel karena kita tidak kunjung ke Jakarta! Jadi Mami dan Dave akan datang nanti sore!

Aku melongo kaget, syok dan jadi dongo lagi.

" Mami? Dave? Siapa dave?" Cicit ku benar benar lupa silsilah keluarga Devan. Jangan salahkan aku! Pernikahan abal abal ini berjalan hampir 2 tahun dan aku sudah lupa anggota keluarga nya.

Devan melihat ku jengah seolah bertanya apa aku sedang bercanda.

" Dia saudara ku! Apa kamu tidak tau" Suara nya meninggi sampai aku kaget. Kenapa dia marah!

Aku jadi kesal sendiri kalau pria ini asal bentak bentak! Ya itu kepribadian nya dia selalu marah apapun, apalagi kalau yang tidak ia suka!

" Aku tidak tau! Emang peduli apa ! Sahut ku sudah kepalang tanggung.

Devan melihat ku kesal" Ya itu memang keahlian mu" Kata nya lagi, seenak nya mengatai ku.

Perubahan suasana menjadi lebih canggung sekarang.

" Kemari! Akan aku ajarkan bagaimana bersikap baik.." Lalu tiba tiba saja mengarah kearah ku, mengangkat badan ku dengan mudah nya. Aku di angkat ke bahunya seperti anak balita yang sedang tidur. Bedanya ini balita besar yang siap mengamuk.

" Apa yang kamu lakukan.! Yaa lepaskan aku" Teriak ku sudah volume tertinggi. Tapi pria ini tampak nya makin mempercepat langkah nya sampai rasanya tubuh ku terhuyung ke kasur itu lagi dengan beberapa kali naik turun. Dan sosok besar menyergap ku diatas. Kedua tangan ku di tangkup keatas kepala, tenaga nya kuat sekali sampai berkali kaki aku mencoba melepaskan diri hanya sia sia. Sampai kedua rahang ku di tangkup dengan tangan satunya.  Sekarang hanya ada nafas ku yang beradu marah. Tubuh ku sudah sulit bergerak. Tangan ini tentu terasa sangat sakit bila aku coba menariknya lagi.

" Jangan kurang ajar Dev ! Kamu lupa siapa aku" Ucap ku nyaris kehabisan tenaga.

" Siapa yang lupa siapa?" Tanya nya dengan nada begetar.

" Kamu lupa status mu? Bahkan aku sudah memperingati mu!" Ucap nya lebih berupaya membuat tangan ku sakit. Nafas nya memburu lagi dengan menatap ku tajam

" Sudah ku bilang aku akan membayar denda nya! Apa lagi yang kamu persoalkan!"

"Uang itu bahkan tidak cukup untuk membayar semua masalah yang kamu buat! Disini bukan tentang uang tapi sikap mu yang seperti jalang!!

Sekarang aku akan mehukum mu karena sudah membuat ku sangat marah..

Kedua tangan ku di lepas, tapi tidak kaki ku yang ia tindih. Dengan brengseknya ia membuka jubah mandi ku sampai ada suara robek. Aku memalingkan tubuhku dengan kedua tangan tentu menutupi dada ku. Separo tubuh nya berada di atas ku.

" Lepaskan aku Dev.. Iya aku salah. Aku melanggar perjanjian... Tapi ga begini! " Dengan susah payah aku mengindari serangan Devan hingga aku bisa telungkup. Bahkan aku tidak berani lagi menegakkan kepala. Aku takut pria ini berbuat yang tidak-tidak.

Kurasa rambut ku di singkirkan ke samping, aku meremang saat ada nafas menyelusup di leher ku. Dan tangan nya, tangan nya mencoba melepaskan jubah mandi yang sudah tak menempel di tubuh ku ini, bahkan aku yakin sebagian tubuh ku telanjang bisa kurasakan terpaan ac menyentuh kulit.

Nafas nya memburu, tubuh ku di balik paksa, sampai bahuku rasanya sakit sekali  kali ini aku tidak bisa berbuat apa apa  dia di atas ku dengan jarak tidak sampai 30 cm. Dan tangan ku di pegang dengan kuat.

Air mata ku mengalir melihat nya sambil terisak. Sungguh ini cukup membuat ku jera! Aku akan patuh dan tidak berani lagi membantah.

" Ingat jaga sikap mu! Aku tidak akan segan segan memperkosa mu! Mengerti!! " Ancam nya  lalu sekilas mencium bibir ku . Ia melepaskan ku saat itu juga. Aku bahkan terlalu syok hingga tidak bisa membayangkan ini nyata atau tidak.

Next chapter