"Sebentar lagi aku akan membunuhnya agar dia tidak akan lagi mengganggu kita. Dia akan mati di tanganku." ucap Ducan dengan tatapan terluka dan marah.
"Kenapa kamu bicara seperti itu Duck? jangan lagi kamu mengatakan hal seperti itu. Aku merasa takut." ucap Alisha dengan mata berkaca-kaca.
Melihat Alisha sangat serius bicara dengan Ducan, Terry tidak ingin mengganggu pembicaraan mereka berdua. Dengan perasaan kesal pada Lucken, Terry membantu Lucken berdiri berniat membawanya keluar kamar.
"Alisha, aku antar Lucken dulu ke kamar. aku akan menunggu di ruang tengah kalau terjadi sesuatu padamu panggil saja aku." ucap Terry sebelum keluar kamar.
Alisha menganggukkan kepalanya kemudian melihat dari keluar kamar bersama Lucken.
"Duck, bangunlah. Kita ke tempat tidur ya?" ucap Alisha dengan perasaan sedih berusaha mengangkat Ducan agar berbaring di tempat tidur.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com