"Ckckck!! kenapa ponselnya mati??! tentu saja ponselnya di matikan karena tidak ingin terganggu!" ucap Lucken dengan perasaan tak menentu antara rasa cemburu dan perasaan kesal karena telah di sakiti oleh Terry.
"Sekarang aku baru tahu, apa yang dia ceritakan pada Alisha hanya membohongi Alisha saja. Pada kenyataannya dia benar-benar sudah mengkhianatiku, pantas saja dia sama sekali tidak peduli padaku." ucap Lucken dengan wajah mengeras penuh kemarahan dan rasa kecewa yang sangat dalam.
Masih dengan perasaan kesal, Lucken mengirim pesan pada Terry dan mengungkapkan semua rasa kecewa dan rasa kesalnya pada Terry.
"Tok...Tok...Tok"
Lucken menegakkan punggungnya saat mendengar suara pintu terketuk.
"Siapa??" tanya Lucken berpura-pura fokus pada pekerjaannya.
"Duck." panggil Alisha yang berdiri di depan pintu.
"Alisha?? masuk saja." ucap Lucken sambil membaca berkas-berkas yang dipegangnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com