webnovel

Chapter 38 Ksatria Aneh

Luffy membatukkan banyak air. Dia melihat sekeliling dan memperhatikan terdapat banyak awan di sekitar kapal.

"SANGAT KEREENN!" teriaknya, mengagetkan nakama-nya yang perlahan terbangun.

"Ada apa, Luffy?" Nami bertanya. Luffy mengurlurkan tangannya dan Nami menerimanya. Luffy menariknya berdiri dan kemudian menunjuk ke kejauhan.

"Lautan langit, Nami." dia memberitahunya. "Aku bilang itu ada!"

Mata nami melebar saat dia melihat sekeliling, putih mengelilinginya dari semua sisi. Dia mundur selangkah.

"Wow." Nami berbisik. Luffy menyeringai dan melihat sekeliling. Dia melihat semakin banyak wajah yang tidak percaya. Dan dia tertawa kecil.

"Selamat datang di langit, teman-teman!" Luffy mengumumkan. Semua orang mulai tertawa gembira.

"Ini nyata." Usopp dan Chopper tersentak. Luffy menatap mereka dengan tatapan tegas.

"Apakah kau tidak memiliki kepercayaan pada kaptenmu?" Luffy bertanya dengan suara memarahi. Mereka memandangnya dengan ekspresi bersalah, tetapi kemudian Luffy terkekeh dan melompat ke arah mereka, mengambil tangan mereka.

"PULAU LANGIT!" Luffy berseru dan mereka mulai menari di sekitar geladak. Selanjutnya yang bangun adalah Robin, yang melihat sekeliling kapal dan tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya sejenak. Lalu Robin hanya tersenyum. Yang terakhir bangun adalah Zoro dan Sanji dan itu karena mereka bersaing siapa yang akan bangun lebih dulu dan terus mencegah satu sama lain berdiri.

"OH!" Luffy berseru dan tiba-tiba melepaskan dua 'rekan menari' nya. "Kuharap tidak ada yang cukup bodoh untuk berenang di sini! Jika kau melakukannya, kau akan jatuh ke Grand-line."

Mata Nami kembali melebar dan dia mundur selangkah. Luffy menatapnya dengan ekspresi kesal.

"Serius?" Luffy bertanya dan menghela nafas. Robin terkekeh.

"Luffy, kau-" Nami memulai. Tapi Luffy meletakkan tangannya di mulutnya. Mata Zoro membelalak.

"Nami, jika kau menyelesaikan kalimat itu, aku akan menyerahkan musuh berikutnya untukmu." Luffy memberitahunya. "Baik?"

Nami mengangguk lemah dan dia melepaskan mulutnya.

Zoro terkekeh saat Nami tetap diam.

"HEY, JANGAN BICARA SEPERTI ITU PADA NAMI-SWAN!" Sanji berteriak padanya. Luffy menoleh pada Sanji dan menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Bicara seperti apa?" Luffy bertanya. Sanji memelototinya.

"Jangan memerintahnya!" Sanji memberitahunya. Luffy berkedip beberapa kali.

"Tapi aku kaptennya. Itulah yang aku lakukan." Luffy memberitahunya. Sanji membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa membalas Luffy.

"Kau benar, Luffy. Kau adalah kaptennya!" Zoro memberitahunya dengan seringai di wajahnya. Sanji memelototi Zoro. "Kau bisa memerintahkan kami apa saja, terutama dartbrow di sini."

"Shitty Marimo." Sanji menjawab.

"Shitty cook." balas Zoro.

"Kau ingin bertarung, pendekar pedang bodoh?" Sanji berteriak dan meletakkan wajahnya tepat di wajah Zoro.

"Kau tidak bisa menandingiku, dartbrow bodoh!" Zoro balas berteriak, mendorongnya menjauh.

"DIAM!" Nami berteriak dan meninju kepala mereka berdua.

"H-Haii, Nami-Swaann!" Sanji menjawab dalam kondisi terpukul.

"Penyihir bodoh." Geram Zoro. Robin bertepuk tangan beberapa kali.

"Terima kasih, Robin!" Nami memberitahunya dan kemudian membungkuk kecil.

"Dengan senang hati." arkeolog itu menjawab dan terkikik.

Lalu mereka tiba-tiba mendengar suara percikan. Seekor ikan besar muncul dari air dan melompat tepat ke arah Merry untuk menggigit.

"Gear Third." Luffy mengumumkan. Semua orang menatapnya, bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan. Luffy mengarahkan tangan kanannya ke mulutnya dan menggigit ibu jarinya. Kemudian dia menarik napas dalam-dalam dan meniupkan banyak udara ke dalamnya yang mengejutkan seluruh nakama-nya, tangan Luffy bertambah besar sampai sebesar sebesar raksasa. Sanji menjatuhkan rokoknya.

Luffy kemudian, mengabaikan nakama-nya yang menganga, meraih leher ikan yang mendekat dan menghentikannya. Lalu Luffy hanya melemparkan ikan itu ke kejauhan. Dia berbalik dan melihat nakama-nya yang masih menganga.

"Halo?!" kata Luffy dan melambaikan tangan yang sekarang kempis di depan wajah mereka.

"Apa itu, Luffy?" Zoro bertanya. Luffy tersenyum bangga.

"Itu adalah Gear Third." dia menjawab. "Karena aku karet, aku bisa memperbesar tulangku dengan memasukkan udara ke dalamnya."

"Bagaimana mungkin?" Usopp bertanya. Luffy mengangkat bahu.

"Aku karet." dia menjawab. Semua orang berkedip beberapa kali.

Kemudian, ikan yang lebih besar juga mencoba menyerang Merry, tetapi Luffy hanya memukulnya dengan santai. Ketika ikan itu terbang, ikan lain yang jauh lebih kecil jatuh ke geladak.

Robin mengambilnya.

"Menurutmu apakah ini Skyfish?" Robin bertanya. "Ikan aneh yang disebutkan Norland dalam jurnalnya? Karena laut ini tidak memiliki dasar, mereka pasti telah berevolusi dan adaptasi untuk bertahan hidup."

Luffy berjalan menghampiri Robin dan mengambil ikan kecil dari tangannya.

"Terlihat enak!" gumamnya. Dia mengabaikan Robin, Zoro dan Nami ketika mereka berbicara tentang topik lebih lanjut dan Luffy hanya menyerahkan ikan itu kepada Sanji, yang dengan cepat memasaknya.

Luffy kemudian mancoba ikan itu.

"Ini SANGAT ENAKKK" Luffy mengumumkan. Nami menghela nafas dan menampar kepalanya.

"Kita belum selesai, kau tahu." Nami memberitahunya.

"Cobalah!" Luffy memberitahunya. Nami kemudaian mencoba segigit.

"Kau benar!" Nami berkicau. "Ini sangat lezat."

"Aku senang kau menyukainya, Nami-san!" Sanji berterima kasih padanya.

"Ayo makan yang besar juga!" Luffy mengumumkan. Sanji mengangkat bahu.

"Temukan saja dulu." Sanji memberitahunya. Luffy menoleh ke Robin dan menyerahkan piring itu. Robin menatap Luffy.

"Kau yang menangkapnya, jadi cobalah!" Luffy memberitahunya dan tersenyum. Mata Nami melebar lagi dan dia mundur selangkah.

"Kau berbagi makanan?" Nami memekik.

"Shishishi! Kau sangat lucu, Nami!" Luffy memberitahunya. Nami berkedip beberapa kali.

"Aku lucu?" Nami bertanya dengan ekspresi bingung. Luffy mengangguk.

"Meniru Nami!" Luffy mengumumkan. Luffy meletakkan tangannya di depannya seolah berusaha mendorong sesuatu dan menunjukkan ekspresi kaget yang lucu. Luffy mundur beberapa langkah. Mata Nami berkedut melihat ini.

"Oh tidak! Apa yang kau lakukan dengan Luffy?" Luffy berseru dengan suara Nami palsu. Robin hampir memuntahkan ikan yang dikunyahnya karena ia hampir tidak bisa menahan tawanya. Namun Usopp dan Chopper sudah berguling-guling di lantai.

"HEY! AKU TIDAK BERBICARA SEPERTI ITU!" Nami berteriak dan menamparnya.

Luffy lalu tiba-tiba merasakan aura yang relatif kuat mendekati mereka. Dia melihat ke kejauhan dan melihat sebuah kapal hancur.

"Apa itu?" Nami bertanya. Luffy menatapnya.

"Seseorang sedang mendekat." dia memberitahunya.

Beberapa saat kemudian, seorang pria bertopeng yang tampaknya berseluncur di atas lautan awan, muncul di depan mereka.

"OI, kau di sana!" Sanji memanggil. "Apa yang kau inginkan?"

"Aku akan mengembalikan kalian!" pria itu menyatakan.

"Dia ingin berkelahi!" Sanji memberi tahu mereka. Zoro mengeluarkan katananya.

"Tidak masalah denganku!" Zoro membalas.

Pria itu kemudian menghajar Sanji, mengirimnya terbang ke lantai. Dia melompat dan menendang Zoro, yang baru saja akan menebasnya. Dia melompat kembali ke udara dan berusaha untuk menendang Luffy ke lantai, tetapi Luffy bergerak ke samping dan menghindarinya.

"Armament." Luffy bergumam. Luffy memelarkan telapak tangannya dan menampar pria itu, mengirimnya terbang ke kejauhan.

"Brengsek sialan." Luffy bergumam dan armamentnya mulai menghilang. Kemudian seorang pria lain muncul dari langit. Dia mengendarai burung merah muda yang aneh dengan titik-titik ungu. Dia mengenakan baju besi perak mengkilap dan dia memiliki tombak perak sebagai senjata.

'Ksatria aneh.' Luffy berpikir dan menyeringai. Pria itu mendarat di pagar kapal.

"Jadi sepertinya kalian tidak butuh bantuanku." katanya sederhana.

"Apa yang sedang terjadi?" Nami bertanya. Nami melirik dua anggota trio monster, yang terbaring di lantai. "Apa yang kalian berdua lakukan?"

"Jangan salahkan mereka, Nami." Luffy memberitahunya. "Udara di sini jauh lebih tipis daripada di bawah."

"Benar, sekarang aku setalah kupikir lagi ..." Zoro membenarkan. Nami menatap Luffy.

"Kenapa kau tidak terpengaruh?" dia bertanya. Luffy hanya menyeringai.

"Latihan." balas Luffy.

"Apakah kalian penghuni laut biru?" kesatria itu bertanya.

"Iya." Luffy menjawab. Nami memandangnya dengan aneh.

"Penghuni laut biru?" dia bertanya. Luffy menatap Nami.

"ITempat kita berada ini dikenal sebagai laut putih dan laut di bawahnya dikenal sebagai laut biru." Luffy memberitahu Nami. Kemudian Luffy melihat melihat ke arah kesatria itu. "Benar?"

Ksatria itu menatapnya dengan heran.

"Kau sepertinya tahu beberapa hal tentang tempat ini." dia membalas. "Apakah kau pernah ke sini sebelumnya?"

Luffy menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tapi aku sudah mendengarnya dari seseorang, yang dulu pernah ke sini." Luffy membalas. Ksatria itu mengangkat alisnya. "Shanks, salah satu kru Gol D Roger."

Mata kesatria itu melebar.

"Jadi, kau pernah bertemu dengannya?" Luffy bertanya setelah melihat ekspresi terkejutnya. Lalu ksatria itu mengangguk.

"Bagaimana kabar Roger? Apakah dia baik-baik saja?" kesatria itu bertanya. Luffy menghela nafas.

"Sayangnya dia sudah tiada." Luffy menjawab. "Dia menjadi raja bajak laut ... dan kemudian dia dieksekusi."

Wajah pria itu terlihat sedih dengan cepat.

"Itu sangat buruk. Dia dan kru-nya adalah orang baik. Aku menyesal mendengar mereka sudah tiada." Ksatria itu membalas.

"Oh, tapi tidak semuanya sudah tiada." Luffy memberitahunya. Ksatria itu menatap Luffy dengan kaget. Para kru juga menatap Luffy. "Sebagian besar dari mereka masih hidup."

"Tapi bagaimana mungkin, Kapten-san? Pemerintah mengatakan bahwa mereka semua sudah ditangkap." Robin memotong. Luffy menggelengkan kepalanya.

"Mereka tidak ditangkap." Luffy memberi tahu mereka. Semua orang tersentak pada informasi ini. "Sang Raja bajak laut itu sendiri yang menyerahkan dirinya."

Luffy mengabaikan ekspresi terkejut krunya dan melanjutkan.

"Silvers Rayleigh, Shanks, dan Buggy semuanya masih hidup." Luffy memberi tahu mereka. Nami dan Zoro menatapnya dengan ekspresi mata terbelalak.

"K-Kau bercanda, kan?" Nami bertanya. Luffy menatapnya dan menggelengkan kepalanya. Zoro berkedip beberapa kali.

"Buggy adalah salah satu nakama raja bajak laut?" Zoro bertanya setelah beberapa saat. Luffy mengangguk.

"Anak kabin, seperti Shanks." Luffy menjawab. Keduanya menggelengkan kepala.

"Setiap kelompok pasti memiliki domba hitam." Sanji melanjutkan. Mereka berdua mengangguk dengan cepat.

"Siapa Buggy?" Robin bertanya. Semua orang menatapnya.

"Bajak Laut dari east blue." Sanji memberitahunya. "Pada intinya dia bukan siapa-siapa."

Di suatu tempat di Grand-line, seorang bajak laut berhidung merah tiba-tiba melimiliki keinginan untuk membunuh seseorang.

"Ah, ngomong-ngomong, siapa namamu?" Luffy bertanya.

"Aku ksatria langit, Gan Fall. Dan ini adalah rekanku Pierre." ksatria itu membalas. "Jadi, melihat bagaimana kalian tidak membutuhkan bantuanku, aku akan pergi."

"Tunggu!" Nami berteriak menghentikannya. Ksatria itu berhenti. "Apa maksudmu bantuan?"

"Ini sebuah layanan." dia menjawab. "Ini adalah tanah yang berbahaya. Aku mencari nafkah sebagai ksatria untuk disewa. Aku akan memberikan peluit ini kepada siapa pun yang membutuhkan bantuanku dan jika kau meniupnya aku akan datang membantumu."

"Tapi dengan bayaran 5.000.000 Extol." kesatria itu menambahkan. Semua orang berkeringat karena bayarannya tampak sangat tinggi.

"Kurasa kami akan menerima peluit ini." Luffy menjawab. "Lagipula aku tidak bisa berada di mana-mana sekaligus."

"Aku mengerti." kesatria itu menjawab. "Ini dia."

Ksatria itu melemparkan peluit padanya dan Luffy menangkapnya.

"Karena kau memberitahuku tentang nasib Roger, aku akan memberimu satu layanan gratis." Knight itu menjawab. "Tetapi setiap layanan berikutnya akan dikenakan biaya 5.000.000 Extol."

"Apa yang kau bicarakan, pak tua?" Sanji bertanya. "Ada maksudmu dengan Extol ini?"

Gan Fall tersentak dan berkeringat.

"Maksudmu kalian tidak datang ke sini dari High West?" Dia bertanya. Semua orang memandangnya dengan aneh. "Tapi kalian setidaknya sudah mampir di satu atau dua Sky Island, kan?"

"Tunggu dulu!" Nami menyela. "Maksudmu ada cara lain untuk naik ke sini? Dan apa maksudmu satu atau dua pulau? Di tempat ini ada lebih dari satu Sky Island?"

"Maksudmu kau-," Gan Fall mulai.

"Kami menggunakan Knock-Up stream." Robin memotong. Mata Gan Fall langsung melebar mendengar ini.

"Maksudmu arus mengerikan itu?" Dia bertanya. "Untuk berpikir bahwa masih ada orang yang cukup berani untuk melakukan itu ..."

"Aku tahu itu bukan rute normal!" Nami menangis. Dia lalu menarik baju Luffy dan mengguncang-guncang tubuhnya. "AKU PIKIR KITA AKAN MATI! JIKA KITA MENGUMPULKAN INFORMASI TERLEBIH DAHULU, KITA AKAN MEMILIKI PERJALANAN YANG LEBIH MUDAH! INI SEMUA SALAHMU"

"Tapi itu menyenangkan, benar kan, Nami ?!" Luffy bertanya dengan riang. Gan Fall menahan keinginan untuk berkeringat.

"Apakah kau kehilangan salah satu krumu?" Gan Fall bertanya.

"Tidak." Luffy menjawab dengan riang.

"Syukurlah." kesatria itu menjawab. "Tapi rute lain tidak akan berbelas kasihan. Ketika sampai di sini, hanya ada dua kemungkinan antara kalian semua mati atau semua selamat."

Setelah beberapa menit bercakap-cakap lagi, kesatria langit itu pergi menggunakan burung / kuda tebangnya dan topi Jerami melanjutkan perjalanan mereka.

ตอนถัดไป