Telapak tangan yang hangat milik Lu Yuchen dengan pelan menepuk bahu Tang Xinluo. Bahkan dia pun tidak menyadari bahwa ekspresi wajahnya sendiri sangat berhati-hati. Dia berusaha menenangkan wanita yang menangis dengan sangat menyedihkan itu, walaupun tidak rela, tetapi akhirnya dia tetap tidak mengubah keputusannya.
Lu Yuchen membutuhkan seorang wanita yang cocok untuk memberikannya keturunan dan Tang Xinluo merupakan pilihan yang paling tepat saat ini. Karena suatu alasan dia tidak dapat memberitahu wanita itu tujuannya menikahinya.
Tetapi, hal ini tidak menghalangi Lu Yuchen untuk menyayangi Tang Xinluo. Dia akan memberikannya yang terbaik dan memberikan apa yang seharusnya wanita itu dapatkan. Dia akan membuat Nyonya Lu menjadi orang yang paling dikagumi semua orang.
***
Setelah menangis beberapa saat, akhirnya rasa sedih di hati Tang Xinluo berkurang. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Lu Yuchen karena terkejut akan sikap dirinya yang kelewatan. Kemudian, dia tidak sengaja melihat jas mahal pria itu yang telah kotor karena dirinya, dengan malu dan tidak enak, wajah kecil itu berpaling.
Lu Yuchen tidak menyadari ekspresi mata Tang Xinluo, dia menjulurkan tangannya dan melepaskan kacamata dengan bingkai hitam tersebut. Kacamata itu telah kotor oleh embun dari air matanya, tidak hanya menutupi kecantikan di wajahnya, tapi juga membuatnya terlihat lucu.
"Ah…" Tanpa disadari, Tang Xinluo berteriak pelan dan ingin menghentikan perbuatan Lu Yuchen.
Sejak awal Lu Yuchen sudah bersiap, dengan pelan tangan lainnya menekan tengkuk Tang Xinluo sehingga membuat wanita kecil itu mundur ke belakang. Lalu, kacamata berbingkai hitam itu dengan mudah dilepaskan dari wajahnya.
"Jangan… Kalau tidak ada kacamata, aku tidak dapat melihat dengan jelas," kata Tang Xinluo. Kemudian, begitu kacamata itu lepas, pandangan matanya pun menjadi kabur.
Tetapi Tang Xinluo tidak tahu, mata seperti bunga persik yang telah kotor oleh air mata sangat cocok dengan pandangan matanya yang disipitkan karena tidak dapat melihat dengan jelas. Hal itu justru dapat dengan mudah membangkitkan hasrat pria.
Lu Yuchen seperti sedang berpikir sambil menatap Tang Xinluo, dia lalu bertanya, "Jarak pandangmu sangat parah ya?" Dia mengingat pertemuannya dengan Tang Xinluo, saat itu wanita tersebut memang tidak memakai kacamata.
Tang XInluo menggelengkan kepala, dan berkata, "Tidak parah, hanya saja aku sudah terbiasa memakai kacamata. Jadi, jika tiba-tiba tidak memakai kacamata, membuatku tidak dapat melihat dengan jelas."
Mata Tang Xinluo diperkirakan minus empat, jika melepas kacamatanya, dia dapat melihat dengan jelas kalau sudah membiasakan diri sebentar. Tetapi kalau sebelumnya mengenakan lensa kontak, lalu melepasnya, maka pandangan matanya akan menjadi sangat kabur, apa pun tidak dapat dilihat dengan jelas.
Tatapan mata Lu Yuchen menjadi sedikit muram, dia membutuhkan seorang keturunan yang sehat. Jika Tang Xinluo dari lahir memiliki masalah dengan penglihatan, mungkin bukanlah pilihan terbaik untuk menjadi Nyonya Lu.
Di dunia bisnis, kekejaman Tuan Muda Chen itu sangat terkenal. Dan tekadnya untuk menjadi kejam adalah caranya untuk membangun kekuatannya dalam keluarga Lu. Walaupun baginya Tang Xinluo sungguh memiliki sesuatu yang tidak biasa, tetapi ketika dia mendengar jawaban tersebut, tanpa disadari tatapan matanya menjadi dingin.
"Apakah sejak lahir kamu mempunyai masalah penglihatan?" tanya Lu Yuchen dengan suara yang tidak tinggi dan juga tidak rendah.
Sementara Tang Xinluo yang sama sekali tidak menyadari pertanyaan ini memiliki arti yang dalam pun menjawab dengan sedih, "Tentu saja tidak, dulu waktu kecil, aku suka membaca buku dan menonton televisi di ranjang, lalu penglihatanku menjadi buruk."
Mendengar hal ini, pandangan dingin pada mata Lu Yuchen pun memudar. Dia mengelus rambut Tang Xinluo yang halus, seperti memberikan penghargaan.
"Ayo, hapus air matamu, kita bicarakan baik-baik," ujar Lu Yuchen sembari mengambil selembar tisu dan meletakkannya di tangan Tang Xinluo.
Dengan rasa terima kasih, Tang Xinluo tersenyum kepadanya, lalu dengan cepat membereskan penampilannya. Namun, Lu Yuchen masih tidak menurunkannya dari pangkuannya. Dia tetap membiarkan wanita itu berada di dalam pelukannya dan tidak mendesaknya, justru dengan sabar dia menunggunya.
Karena masalah sebelumnya telah diselesaikannya, maka sekarang adalah waktunya untuk membicarakan 'bisnis' di antara mereka berdua.