Beberapa anggota kelompok yang datang bersama Joe Orlando tadi, menepuk bahu Daryo secara bergantian. Lalu, mereka duduk di kursi itu. Menatapnya dengan tatapan yang aneh.
"Aku tidak tahu apa yang Bos lihat darimu," ucap salah satu dari mereka. Yang lainnya seketika mengangguk setuju.
Daryo hanya bisa diam. Lagi-lagi dia berusaha menelan ludahnya dengan susah payah. Orang-orang yang saat ini tengah menatapnya, terlihat begitu mengerikan. Mata mereka tajam. Otot lengan yang kuat serta kulitnya sawo matang.
OK. Jika urusan kulit, dia tidak ada bedanya dengan mereka. Yang menjadi masalah hanya porsi otot mereka dengan dirinya. Jauh berbeda sekali.
Daryo jadi meringis. Membayangkan jika mendapat pukulan dari salah satunya, sudah pasti dia akan terkapar tak sadarkan diri. Lebih horor jika dia dikeroyok, sudahlah ya ... nyawanya mungkin melayang seketika.
"Apa yang kau bayangkan, Anak Baru?" tanya orang itu lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com