Massimo yang sudah bisa membayangkan apa yang akan diterimanya ketika sampai di rumah hanya bisa diam saat melihat Gina mengunci pintu kamar mereka dari dalam, meskipun sebenarnya masih mau bisa membuka paksa kunci kamarnya itu seperti dulu namun Massimo memilih tidak akan melakukannya. Massimo sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menggunakan pistol di dekat Gina selain karena saat ini istrinya itu sedang hamil, Massimo juga ingin menunjukkan pada Gina bahwa dirinya sudah berubah tidak mudah emosi seperti beberapa tahun yang lalu.
"Bagaimana Tuan, apa saya harus menyiapkan kamar yang lain di lantai satu?" tanya Martin pelan.
Massimo menggeleng. "Tidak usah, istriku akan membuka pintu kamar ini nanti. Kemarahannya tidak akan berlangsung lama, lebih baik sekarang kita pergi ke ruang kerja."
"Baik Tuan," jawab Martin patuh, dengan segera Martin membalik tubuhnya dan bergegas pergi menuju ruang kerja massimo yang ada di lantai satu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com