"Kamu harus banyak berenang Nadia, agar pernapasan kamu bisa panjang tidak seperti sekarang ini." ucap Jonathan dengan suara pelan dan tatapan yang sangat dalam.
Dengan refleks Nadia mencubit perut Jonathan dengan sangat keras sampai Jonathan menjerit.
"Auhhhh!! kenapa kamu suka sekali mencubitku Nadia? sangat sakit rasanya, kalau kamu ingin tahu." ucap Jonathan sambil mengusap perutnya yang terasa perih.
"Biar saja! sekalian saja berdarah. Siapa juga punya mulut selalu pahit seperti itu?" ucap Nadia dengan menahan senyum.
"Aku bicara kenyataan Nadia, nafas kamu mudah tersengal-sengal. Dengan berenang napas kamu bisa panjang. Apa aku salah bicara seperti itu?" ucap Jonathan masih mengusap perutnya yang terasa sakit.
Nadia terdiam mendengar ucapan Jonathan yang ada benarnya juga.
"Lagi pula, kenapa juga kamu membalas ciumanku." ucap Jonathan dengan menahan senyum.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com