webnovel

Father, Please, Help Me!

2 MONTHS LATER

Tepat 2 bulan yang lalu di hari ini,Oliv melaksanakan tahap terakhir beasiswa New York University. Sesuai dengan yang telah di umumkan, peserta yang lolos bisa langsung mengurus berkas-berkas dan pasport guna keperluan yang menunjang keberangkatan mereka ke New York. Pengumuman kelolosan dapat diketahui dari email masing-masing dan sayangnya, hingga saat ini,Oliv sama sekali tidak berminat membuka akun emailnya. Dia benar-benar tidak lagi punya niat untuk pergi ke New York. Alasan utamanya adalah dia tidak mau, dan tidak akan pernah mau bertemu dengan Jonathan. Alasan keduanya, entah apa yang membuat ayahnya tidak lagi berbuat kasar kepadanya. Well, ayahnya masih saja bersikap dingin, namun tidak lagi kasar padanya. Ayahnya juga jarang memukulinya akhir-akhir ini.

Hari ini, ada perkumpulan teman-teman ayahnya di rumah mereka. Dan Oliv lebih memilih untuk mengurung diri di kamar, setelah membantu menyiapkan makanan dan minuman di ruang tamu. Selain karena besok ada kuis pagi, Oliv lebih memilih mendengarkan lagu dengan headset-nya ketimbang berada di keramaian orang-orang mabuk. Well, serius, ini sudah hampir tengah malam dan mereka masih berkicau, tertawa terbahak-bahak karena pengaruh minuman keras dan music disco. Entah apa yang akan dipikirkan tetangga srkitar karena mendengar kebisingan itu. Oh, Oliv hampir lupa. Rumah mereka berada jauh dari orang-orang. Bahkan, ini seperti di tengah-tengah pekarangan.

" Oliv " suara parau memanggil gadis itu, membuat Oliv melepas satu headset-nya seraya mengerjapkan mata. Gadis itu membangkitkan tubuhnya, melihat seorang pria paruh baya berjalan srmpoyongan ke arahnya.

" Ada apa,Ayah?" tanya Oliv. Pria itu tersenyum lebar sambil duduk di sebelah Oliv. Pria itu membuka selimut yang menutupi tubuh Oliv dan srketika tertawa kecil. " Ini milik Yohanna kan?"

Oliv tersenyum lebar dan mengangguk. Dres mini bermotif bunga yang sedang Oliv kenakan memang milik ibunya. Ayahnya sudah membuang semua barang-barang milik ibunya ke gudang. Tapi tentu saja,bukan Oliv namanya jika tidak memungut dan menyimpannya.

PLAAKK

Oliv tersentak ketika tiba-tiba sebuah tamparan mengenai pipinya dengan begitu keras.

" Dasar pelacur!! Pergi jauh dari hidupku! bentak Rony,ayah Oliv. Bentakan yang sering Oliv dapatkan dari Ayahnya saat srdang mabuk. Mata Oliv memerah,manahan air matanya. Ia pikir, ayahnya sudah berubah,namun lihat sekarang?

" Oh, Yohanna, maafkan aku..... Aku .... Aku sangat mencintaimu. Aku benar-benar sangat mencintaimu, tetapi kenapa kau pergi dariku? Kau pergi kepada pria lain dan meninggalkan aku dengan anak sialanmu ini?!" Rony memeluk tubuh Oliv, membuat gadis itu menangis sesenggukan. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, karena sejak dulu, ayahnya tidak pernah memberi tahu apapun mengenai kepergian ibunya. Dia hanya sering marah-marah dan memukul Oliv.

" Ayah, kenapa ayah sangat membenciku? Aku salah apa?" ucap Oliv sesenggukan. Hal itu membuat Rony tersadar,dan kemudian tersenyum sinis.

" Liv, ayo ikut ayah. Teman ayah ingin berkenalan denganmu." ucap Rony membuat Oliv menaikkan alisnya bingung. Pria itu kemudian tersenyum dan menghapus air mata Oliv, " udah, ayo. Mereka pingin tau kamu"

Rony menarik lengan Oliv, membuat Oliv akhirnya berdiri. Namun gadis itu menahan lengan ayahnya, "Eh,bentar ayah .... Oliv mau ganti baju dulu"

Rony terdiam, dan memandangi tubuh anak gadisnya, dari atas sampai bawah. Oliv hanya memakai dress tanpa lengan 30cm diatas lututnya yang bermotif bunga. Dia juga memakai bra berwarna merah, hanya tali branya yang terlihat dibalik seutas tali dress dipundaknya. Dada Oliv yang membusung, dan pahanya yang terekspos,membuat Oliv terlihat sangat seksi dan panas. Rony semakin tersenyum sinis melihatnya.

" Udah,kelamaan" Desisnya, kemudian menarik tangan Oliv lebih keras, membuat gadis itu terseret-seret hingga ke ruang tamu.

" Ayah, lepasin Oliv!" Teriak Oliv, tapi Rony tidak mau mendengar. Pria itu tersenyum puas ketika berhasil mendorong Oliv ke salah satu sofa yang kosong. Membuatnya jatuh dengan posisi dress yang tersingkap, hingga memperlihatkan celana dalamnya yang menutupi bokongnya yang berisi.

" Ayah " eajah Oliv seketika memerah. Dengan segera,Oliv membetulkan posisinya itu, dan seketika menatap satu persatu wajah pria-pria tua seumuran ayahnya yang kini menatap lapar kepadanya tanpa berkedip. Kira-kira ada 10 orang di ruang tamu itu, dan mereka semua dalam keadaan mabuk.

" Ron, aku nggak habis pikir. Benar-benar mirip denagn si Yohanna. Gila! Gue udah keras banget ini!" Seorang pria terkekeh, membuat Oliv bergidik ngeri mendengarnya. Gila. Dia seperti diterkam 10 ekor harimau saat ini. Pandangan mereka benar-benar kelaparan.

Dengan panik, Oliv berdiri, dan hendak berlari menuju kamarnya. Namun tiba-tiba,Rony menarik tangannya, dan membantingnya kembali ke sofa. Well, Oliv benar-benar merasa takut.

" Ayah .... Oliv mau tidur .... besok ada ulangan."

"Nggak! Lo harus tetap di sini!" bentak Rony, membuat Oliv semakin bergidik ngeri.

" Ron,gimana ini? Aku udah kepengen banget. Bisa kan? Duh, ni anak mulus banget sih, gue bener-bener udah ga tahan!"

" Ron,pegang dikit bilehkan?"

" Ron, kalo barangnya kaya gini, tiga ratus juta pun gue bakalan kasih deh,!"

Oliv menatap mereka tak percaya, kemudian menatap ayahnya, dengan pandangan memohon. Seburuk-buruknya ayahnya, ia tak mungkin berbuat sekeji ini terhadap Oliv,kan?

" Tenang aja, lo semua bakalan puas malam ini! Yang penting duitnya tetep jalan!" Rony terkekeh.

Dan saat itu pula harapan Oliv seketika runtuh. Demi tuhan, dia tidak menyangka, ayahnya sendiri ingin menjual dirinya dengan cara sekeji ini. Dia seketika berdiri dan hendak berlari ketika seoroangl pria menarik lengan kanannya, " Adik sama om ya malam ini! Tenang aja, om akan puasin adik kok malam ini!"

Oliv benar-benar ingin menangis. Gadis itu merasakan tangan pria tua itu menggarayai lengan kanannya, hingga ke pundak. Dan seorang pria lainnya yang memegangi lengan kirinya.

" Aduh ,dek, om keras banget,tau gak? Kamu mulus banget sih,man seksi lagi!"

Oliv berusaha memberontak, namun tenaganya kalah kuat denagn kedua pria itu. Di tambah lagi, seorang pria datang,dan membuka lebar-lebar kedua pahanya. Memperlihatkan celana dalannya yang berwarna merah yang sedang Oliv gunakan.

" Ayah! Tolongin Oliv,ayah! Tolongin,Oliv!" Gadis itu berteriak sambil menangis, mencoab menilik sedikit rasa iba dari sang ayah, namun nihil. Rony justru tersenyum semakin lebar.

" Ahhh! Jangan,aalhhh...." Oliv menggigit bibir bawahnya ketika seorang pria berkumis menjilati selangkangannya. Jari pria itu mengelus-elus celana dalam Oliv. Semakin lama, semakain cepat, semakin cepat, membuat Oliv mengerang.

" Cepet banget basahnya,sayang! Jadi ngga sabar pengen cepet-cepet masukinnya!" Pria itu menyeringai. Kemudjia dari atas, Oliv merasakan tangan-tangan yang mulai meremas payudaranya, membuat Oliv semakin mendesah di atas tangisannya. Mereka semakin semangat mempermainkan tubuh Oliv. Bahkan, karena tidak sabar, salah satu pria itu menarik keras-keras dress mini yang menempel ditubuh Oliv itu sampai robek.

" Oh,Oliv,kamu sangat seksi sayang!" Mereka membuang dress tersebut. Menyisakan bra dan celana dalam merah saja. Kini,gundukan payudara Oliv benar-benar terlihat, membuat mereka semakin gencar memberikan perlakuan-perlakuan mereka terhadap Oliv.

" Please .... Ayah .... please,tolong Oliv,please .... ahh.... tolong!" Oliv menangis sesenggukan,dia merasa benar-benar sangat hina sekarang.

Namun,akankah Oliv akan rela berakhir seperti ini ditangan pria-pria mesum seperti mereka? Tidak! Jawabannya adalah tidak! Oliv tidak akan pernah menyerahkan keperawanannya pada orang-orang bejat seperti mereka.

Denagn perlahan,gadis itu membuka matanya. Dan demi Tuhan, dia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Dia melihat seorang pria menjilati celana dalamnya, dan hal itu benar-benar membuat Oliv marah. Ya, Olih marah dengan dirinya.Dia sangat marah denagn kehidupannya yang tidak pernah merasa sempurna.

Dengan kesal,dia menendang wajah pria itu. Membuatnya jatuh kebelakang. Dan sukses membuat semua orang terkaget-kaget. Dengan cekatan, Oliv segera bangkit dan meninju wajah mereka sekuat tenaganya. Oliv berlari ke kamarnya secepat mungkin dan mengunci kamarnya.

" Oliv berhenti!" teriak ayahnya, tapi Oliv tidak mau peduli. Gadis itu terus berlari, hendak menutup pintu kamarnya dari dalam ketika tangan ayahnya menghalangi pintu.

" Yo! Tutup kalo berani! Tutup!" Bentak Ayahnya.Rony selalu tahu apa yang menjadi kelemahan Oliv. Sejahat-jahatnya Rony terhadap Oliv, gadis itu tetap tidak bisa melihat ayahnya kesakitan. Karena bagaimanapun, Dia hanya punya ayah sebagai keluarganya.

Namun sepertinya,Rony salah. Karena sejak.malam ini, Oluv sudah menetapkan hatinya untuk membuang sosok ayah dari kehidupannya. Persetan dengan hidup sebatang kara. Dia benar-benar sudah membenci ayahnya.

Maka, dengan sekuat trnaga, Oliv menutup pintunya, membuat tangan ayahnya yang menghalangi itu ikut terjepit pintu. Membuat ayahnya berteriak dan mengumpat kesakitan. Yang membuatnya mau tak mau melepaskan tangannya dari pintu itu.

Oliv tidak mau tinggal diam, gadis itu segera mengunci pintu kamarnya dan membuang kuncinya kesembarang arah.

" Sialan! Pelacur sialan! Nggak tau diuntung! Lo itu sama kaya ibu lo! Pembawa sial dalam hidup gue! Emang seharusnya gue bunuh elo pas elo dititipin ke gue!! Dasar nggak tau terima kasih!! Sia-sia gue nahan emosi buat nggak nyiksa elo cuma biar elo tetep kelihatan cantik, terus gue bakalan dapat duit banyak,tapi lihat? Ini balesan lo? Tau gini gue bunuh lo sekalian! Gue bunuh lo!"

Oliv menangis sesenggukan mendengar gedoran pintu kamarnya. Tangannya bergetar hebat, mencari ponselnya, dan mengetikkan sesuatu di ponselnya. Dan dengan menggigit bibirnya keras-keras, Oliv menempelkan ponsel di telinganya.

" Bella! Jemput gue ... gue bisa mati sekarang,gue mau mati. Jemput gue sekarang, jemput di depan kamar gue lewat jendela.... Tolong,please jemput gue Bella ... Jemput gue sekarang!!"

****

Oliv memeluk Bella sangat erat. Entah apa yang akan terjadi kepada Oliv jika Bella tidak ada di hidup Oliv. Sedangkan Bella, gadis itu bahkan meneteskan air mata mendengar patah demi patah kata yang keluar dari mulut Oliv mengenai kejadian tang baru saja gados itu alami. Demi Tuhan, gadis itu baru saja akan diperkosa oleh sepuluh orang pria tua. Dan parahnya, ayahnya sendiri yang merencanakan ini. Bella benar-benar tidak tau,kehidupan apa yang sebenarnya Oliv hadapi. Dan atah macam apa si keparat Rony itu? Mungkinkah seorang ayah berlaku sejahat ini kepada anak perempuannya sendiri?!

"Gue bakal anter lo ke kantor polisi,besok." Be"a menghapus air matanya dan menatap sosok yang masih bergetar ketakutan di depannya.

" Lo harus laporin bokap lo,Liv! Ini udah tindakan kriminal tingkat berat! Lo nggak bisa biarin ini gitu aja!" ucap Bella nggak habis pikir.

"Kalau cuma mukul elo,marah-marahin,itu biasa. Tapi? Lo hampir dijual sa ma dia! Gue nggak tau klo ada bokap sekeji itu?!"

" Gue ... gue takut,Bell,gue takut!" bisik Oliv. Gadis itu menggigit bibir bawahnya lagi.

" Liv, kalau nggak gitu,hidup lo nggak bakal tenang. Bokap lo bakar terus kejar lo! Oke,abaikan gue, dia nggak berani nyakitin gue, Tapi liat ke elo? Gue bakal nggak bisa tiap hari ngelindungi elo,Liv!"

Oliv terdiam.Bella benar. Lagipula, dia juga nggak bakal selamanya ada di rumah Bella,kan?

Lalu tiba-tiba,Oliv ingat sesuatu. Gadis itu membuka ponselnya, dan mengotak-atiknya sebentar. Namun kemudian,senyuman lebar menghiasi bibir gadis itu.

" Liv?"

" Bell,besok anterin gue ngurus passport."

" What? Liv? Jangan bilang lo?" Bella langsung merebut ponsel Oliv, dan menatapnya lekat-lekat.

Dan akhirnya gadis itu bisa tersenyum lega.

Next chapter