Sudah belasan menit dia menunggu dan kini ruangan sudah hampir dipenuhi orang, mungkin sudah ada sekitar seribu orang yang berada didalam, suasananya juga menjadi sangat berisik karena banyaknya para pemain ingin mendaftar ke dalam guild.
Siapa yang menyangka ketiga temannya akan diterima oleh tiga guild besar, walaupun Rein tidak melamar ke dalam guild dia merasa bangga ketika temannya diterima ke dalam guild.
Ketiga temannya juga tidak menanyakan kenapa Rein tidak melamar guild, mereka semua sudah tahu kalau Rein sekarang berlevel rendah dan jobnya adalah koki. Bahkan jika dia benar benar melamar sebelum proposalnya dibuka mereka akan langsung membuangnya, Guild besar tidak membutuhkan newbie seperti dirinya.
Beberapa menit berlalu dan seorang laki laki yang terlihat tua naik keatas panggung, rambutnya yang berwarna hitam dan ada sedikit uban di kepalanya.
"Ekhem..." dengan sengaja dia terbatuk lalu seribu tamu yang berada di dalam ruangan langsung menjadi diam dan mereka dengan hormat menunggu kata kata pria itu.
"Selamat malam para hadirin yang terhormat, terima kasih karena sudah datang ke acara kami ini. Perkenalkan namaku Danu Sumanto yang akan membimbing dan menjelaskan semuanya tentang turnamen nasional yang akan datang..." Danu menjadi bersemangat karena para pemain sangat antuisias mendengar perkataannya.
Rein juga mengangguk melihat itu dan memperhatikan apa yang akan dia katakan. Bukan hanya Rein, seluruh tamu mulai mengeluarkan kamera dan buku catatan.
"Kalian sangat antusias, kalau begitu aku akan langsung saja ke intinya..." Danu menjelaskan semuanya tentang peraturan dan apa yang akan di lakukan saat turnamen, di ruangan yang ramai ini hanya terdengar suara Danu dan suara pena yang terus bergerak.
Rein tidak mencatat dan merekam apa yang dikatakan Danu, kenapa? karena dia sangat percaya diri dengan ingatannya, dia memiliki ingatan yang sangat kuat jika dia benar benar ingin mengingatnya, tetapi jika dia tidak berniat untuk mengingat bahkan kejadian 10 menit yang lalu dia bisa melupakannya.
Puluhan menit berlalu dan Danu akhirnya selesai berbicara, apa yang dikatakannya sangat lengkap dan membahas seluruh tentang turnamen nasional yang akan datang.
Menurut apa yang dikatakannya, Rein saat ini hanya perlu mempersiapkan dirinya untuk lolos dari putaran battle royale. Turnamen ini terbagi menjadi beberapa bagian dan satu pemain hanya boleh mengikuti satu pertandingan.
Ketika Battle Royale dimulai para pemain akan dimasukan kedalam suatu pulau dan untuk memenangkan pertandingan mereka harus membunuh setidaknya 5 player atau bertahan hidup selama waktu yang ditentukan.
Turnamen ini tidak hanya dilakukan untuk kelas kelas bertarung saja ada juga pertandingan kelas produksi seperti pandai besi, alchemy, dan bahkan ada pertandingan untuk memasak. Rein tidak akan mengikuti pertandingan memasak itu karena dia hanya bisa memasak sup dan racun, bahkan jika dia dipaksa untuk memasak secara acak bisa bisa dia malah membuat racun dan membunuh para juri yang menilainya.
Pertandingan yang akan diikuti Rein adalah PvP karena dia dan Lucia sudah memutuskan untuk mengikuti turnamen pasangan. Turnamen ini sama seperti dungeon, ada Solo, Duo, dan Party.
Kebanyakan dari player yang berada di ruangan ini juga mengikuti pertandingan ini, PvP adalah pertandingan yang paling populer diantara player karena mereka bisa menunjukan kekuatannya dan mendapatkan banyak popularitas. Menjadi pemenang berarti menjadi yang terkuat, karena itulah banyak para pemain yang berlomba lomba untuk masuk ke dalam pertandingan.
Selain PvP ada juga PvE, berbeda dengan PvP yang pertandingannya player lawan player sedangkan PvE pertandingannya Player lawan monster. Danu mengatakan PvE hanya khusus untuk satu party yang berisi 5 orang dan monster yang dipilih adalah monster kelas boss yang level berada diatas level rata rata pemain.
Rein berpikir apakah menggunakan skill Food Shapeshiftingnya akan diperbolehkan? bayangkan saja jika ribuan player disini saling bertarung dan dia berubah menjadi tikus tanah, apa yang bisa mereka lakukan jika dia masuk kedalam tanah dan menunggu hingga waktu berakhir?
Tetapi dia segera menggelengkan kepalanya, akan buruk di mata para penonton jika dia melakukan hal yang tidak tahu malu seperti itu, lebih baik membunuh dengan cepat lalu beristirahat dengan santai.
"Baiklah tamu tamu yang terhormat, sepertinya hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, Exaworld telah menyediakan berbagai jamuan dan hiburan, semoga itu dapat memuaskan kalian semua, terima kasih." Danu turun dari panggung dan musik musik mulai diputarkan.
Orang orang mulai berpesta dan Rein hanya berdiri diam disana, dia menjadi bingung dengan perubahan yang tiba tiba ini dan ketika dia ingin bertanya kepada teman temannya mereka semua telah menghilang.
Ketiga temannya sibuk dengan guild barunya karena pertama kali bergabung mereka harus menunjukan citra yang bagus, karena itu Rein memaklumi sikap mereka.
Rein melihat sekitarnya dan tidak ada seorangpun yang dikenalnya, dia berjalan seperti anak yang kehilangan induknya. Akhirnya dia memilih untuk duduk di sudut dan meminum jus yang sudah disediakan.
Ribuan orang berpesta dan dia duduk sendirian disini, itu menjadi lebih memalukan karena dia terus diperhatikan oleh orang orang disekitarnya.
Rein menghela napas dan mengambil gelas lain, dia tidak terlalu peduli dengan tatapan mata itu sekarang yang ada dipikirannya adalah 'dimana Lucia?' dia menghilang ketika mereka memasuki hotel ini.
"Apa yang kau lakukan sendirian disini temanku?" Suara laki laki terdengar di sebelah kanan Rein dan dia langsung melihatnya.
Laki laki itu langsung duduk di kursi yang kosong dan mengambil minuman yang ada diatas meja, dan tersenyum ke arah Rein.
"Yo Nier lama tidak bertemu, kemana saja kau akhir akhir ini?" Laki laki itu meminum jusnya.
"Kauu? yang di waktu itu... tunggu... maaf sepertinya aku tidak mengingat namamu..." Rein tersenyum akhirnya mendapatkan teman bicara tetapi karena dia tidak mengingat nama laki laki ini dia menjadi muram.
"Hahaha... santai saja itu bukan karena kamu lupa, itu karena aku tidak memberitahukan namaku padamu." Pria itu tersenyum lalu menepuk bahu Rein.
"Ternyata begitu..." Rein kembali menjadi ceria lalu dia sedikit merasa aneh, hampir seluruh tamu yang mengabaikan dirinya kini mereka semua menatap Rein dengan penasaran.
Rein menatap laki laki yang berada di depannya, wajah laki laki itu terlihat tampan tetapi jika dibandingkannya Rein berpikir dia jauh lebih tampan darinya.
"Kalau begitu bagaimana aku harus memanggilmu?" Rein mengangkat alisnya.
Laki laki itu tersenyum dan memberikan papan namanya kepada Rein. Rein sendiri tidak mengerti, kenapa dia meberitahukan namanya harus menggunakan papan padahal dia bisa memberitahukan namanya secara langsung.
Rein mengambil papan nama itu dan mulutnya langsung ternganga, temannya itu ternyata adalah Helliosh yang terkenal!