webnovel

Bab 18

"Tuan muda... sebuah kapal terlihat mendekat" Di suatu tempat pada kapal terdengar suara Bessara.

Sudah satu bulan mereka berlayar setelah berpisah dengan kapal keluarga Donquixote.

Selama hari hari itu, mereka mengalami hari yang damai kecuali Ray yang memiliki banyak pikiran di kepalanya.

Semakin dia mendekati pulau tujuan semakin dia tidak lagi fokus dengan kegiatannya.

Dia telah menunda hari hari pelatihannya, sehingga tidak lagi memiliki peningkatan dalam kekuatan.

"Apakah bajak laut lagi??" Ray bertanya Sambil terus memegang sebuah gambar ditangannya.

Di gambar itu terlihat Ayah dan juga ibunya beserta Ray yang baru berumur 7 tahun.

"Bukan.. jika saya tidak salah melihat.. kapal itu milik kerajaan Anreax..." Bessara berkata.

"Abaikan saja kalau begitu.. terus lanjutkan perjalanan" Ray menjawab dan memberi perintah.

"Tapi tuan muda... kapal itu menuju ke arah kapal kita" Bessara berkata dengan ragu.

"Hmmm.. apa yang keluarga kerajaan itu butuhkan dariku??" Kata Ray pada dirinya sendiri lalu berdiri dari tempatnya duduk.

*Booomm

Tetapi sebelum dia sempat meluruskan tubuhnya sebuah ledakan terdengar dari samping kapal yang menyebabkan kapal terguncang keras.

"Apa yang terjadi cepat pergi untuk melihat" Ray berkata lalu berlari menuju area luar kapal dan diikuti oleh Bessara.

Di luar kita bisa melihat semua kru kapal berada di tempat itu dan melihat sebuah kapal perang dengan bendera kerajaan mendekat dan terkadang menembakkan peluru meriam kearah mereka.

Untungnya atau hal yang di sengaja peluru itu tidak satupun yang mengenai kapal dan hanya mengenai laut di dekat kapal baik sebelah kiri ataupun di sebelah kanan.

∆∆∆

"Hey... Mengapa kalian tidak mengenainya satu kali pun" Di kapal perang kerajaan terlihat seorang lelaki sekitar umur 26 atau 27 berteriak dengan marah.

"Melaporkan kepada pangeran.. bukan karena kami yang tidak ingin mengenainya,, tetapi setiap peluru meriam mendekati kapal selalu saja hal itu berbelok menghindari kapal" Seorang prajurit berkata.

"Sial... apa yang terjadi... Jendral Seril Bagaimana menurutmu " Dengan penuh keraguan pangeran berkata kepada seorang lelaki paruh baya yang tubuhnya di penuhi dengan baju besi.

"Pangeran Perez... menurut saya.. bukan peluru yang menghindari kapal tetapi arah peluru di bengkokkan oleh seseorang... Dan menurutku orang itu haruslah sangat kuat" Jendral Seril berkata.

"Apa??? ... Dimana sepupuku menemukan orang yang kuat?? bukannya intelejen mengatakan bahwa sepupuku itu hanyalah seorang maniak pelatihan yang tidak memperhatikan sekitarnya!??" Pangeran Perez berkata sambil berteriak.

"Tenanglah tuan muda... kita masih belum tahu.. apakah orang itu adalah musuh yang berada di sisi tuan muda Ray ataukah tidak" Jendral Seril berkata.

"Ckk... Jika seperti itu.. kalian lanjutkan menembak ... tembakkan banyak sekaligus ... saya tidak percaya orang itu akan bisa membuat arah peluru sebanyak itu berbelok... hancurkan kapal itu sehingga berkeping keping dan tidak lagi memiliki sisa... hehehe " Pangeran Perez berkata lalu tertawa.

Benar saja kali ini peluru meriam tidak satupun yang berbelok arah, walaupun hanya beberapa yang tepat mengarah ke kapal tetap saja itu menuju kapal Ray.

"Hehehehe... terima itu... saya tidak percaya kamu bisa menahan sejumlah 4 peluru meriam Ray ,, sepupuku.. " Pangeran Perez tertawa gila lalu berkata.

Tetapi situasi berubah mengejutkannya yang membuat wajahnya membeku.

Dia melihat tiba tiba sebuah pedang sabit besar muncul di samping Ray lalu kemudian Ray melambaikan pedangnya.

Sebuah cahaya pancaran energi hitam terbang menuju peluru meriam yang membuat peluru meledak sebelum mengenai kapal.

"Apa... dia bahkan bisa melakukan itu???... Sial.. tembak lagi.. sebanyak mungkin saya tidak percaya dia bisa terus melakukannya..." teriak pangeran Perez dengan penuh frustasi.

Tetapi sebelum anggota prajurit menembakkan meriam, salah satu dari mereka berteriak.

"Pangeran... sesuatu mendekat.. tidak... itu seseorang... ya.. itu pelayan tuan muda Ray.. dia melayang tidak.. dia terbang kemari"

"Apa... apa yang terjadi ... berapa banyak perubahan yang terjadi pada mereka selama pelayarannya??.. Sial!!" Kembali pangeran Perez berteriak frustasi.

"Cepat lindungi yang mulia pangeran..." Jendral Seril berteriak kepada para prajurit.

Pangeran Perez kemudian di kelilingi oleh prajurit kerajaan yang melindunginya.

ตอนถัดไป