webnovel

Push Me Down (21+)

Push Me Down

- Lana Del Rey -

.

Tarik rambutku... tekan aku ke bawah

Taklukkan aku di lantai, tekan aku ke bawah

tarik ekorku, putar aku

Sayank, lakukan dengan benar, tekan aku ke bawah

Dalam kegelapan, kau bisa melakukannya

Apapun yang kau inginkan, lakukan sekarang juga

Lakukan yang terbaik darimu, cium mulutku

Jadilah lelaki, kacaukan aku

Mampukah kau mengeluarkannya, yeah, cium mulutku

============

"Tentu saja, silahkan. By the way, ini bukan breakfast. Ini brunch." Wanita itu mengerling jenaka ke Vince.

Tuan Muda Hong tergelak kecil menampilkan deretan gigi terawat dia beserta senyum mempesona. "Tentu. Aku menyukai brunch! Oh, tentu juga lebih suka wanita cantik beraksen Inggris yang menawan."

Pelayan pun sigap mencatat pesanan dan lekas pergi, tak mau mengganggu keduanya yang tampak tak sabar untuk berbincang.

"Ah ya, aku memang sangat menyukai aksen Inggris. Itu terdengar seksi dan erotis di telingaku. Eh, tidak apa kan aku bicara sejujur begini?" Vince berlagak seolah dia menyesal karena kurang ajar.

Wanita itu kibaskan tangan dengan sikap santai. "Tenang saja, aku bukan wanita kolot. Aku justru suka lelaki jujur."

"Ah, syukurlah. Haha, aku juga takkan nyaman jika berbincang dengan wanita muda yang kolot."

"Kau tadi mengira aku siapa? Belle?"

"Ya, Belle."

"Ceritakan tentang dia. Belle."

"Oh, hanya teman masa high school yang kebetulan aku sukai. Tapi dia tidak membalas cintaku karena dulu ada pria yang lebih menarik dari tim futbol. Haha. Mana mungkin aku yang hanya ketua tim basket bisa bersaing dengan pria sebesar Shrek?"

Wanita ceri itu tertawa kecil. Sungguh mempesona. Tawanya lepas namun tidak berlebihan. "Oh, kalau begitu, Belle sangat merugi."

"Oh ya? Merugi? Kenapa?" Vince memancing dengan muka polos.

"Karena kau ini sangat menarik." Rupanya si merah ceri pun termasuk wanita yang suka berbicara lugas.

Vince pura-pura malu dan tak percaya.

Tak lama, keduanya pun terlibat percakapan yang akrab bagai kawan lama bertemu kembali.

Satu jam berikutnya, si merah ceri yang bernama Cleo, sudah menyeret Vince masuk ke dalam apartemen dia yang luas dengan Vince yang langsung memburu bibirnya.

Mereka tau sama tau.

Keduanya tak menutupi hasrat masing-masing. Saling memagut dan menyesap bibir satu sama lain sambil Cleo sibuk membuka pakaian Vince.

Sedangkan Vince lebih suka fokuskan tangannya pada bongkahan kenyal di belakang tubuh Cleo, bokongnya.

"Aangghh... Vin..." Cleo mendesah sebentar saat membebaskan bibirnya dari lumatan Vince.

Setelah pakaian Vince berhasil diurai dan dibuang sembarangan, gantian Vince yang melucuti baju Cleo.

Mata Vince bersinar senang ketika tau bahwa Cleo memakai dalaman merah.

"Ratuku, kau sangat seksi dalam balutan merah..." bisik Vince seduktif di telinga Cleo sebelum mengulum sebentar cuping telinga Cleo.

Gadis itu kian mendesah, terutama saat tangan Vince menggapai payudaranya, dan mengeluarkan keduanya dari cup bra-nya yang berukuran C. Vince tidak bermaksud untuk melepas bra merah berenda itu.

Ia ingin bra berwarna menantang tersebut tetap melekat selama mereka bergumul.

Mulut Vince rakus menghisap-hisap puting Cleo, kanan dan kiri bergantian dengan kedua tangan terus meremas-remas bokong Cleo yang masih menyisakan celana dalam mungil berenda warna merah senada dengan bra-nya.

Celana dalam itu bukan model G-string. Namun, itu hanya menutupi setengah dari bokong Cleo, membuat angan lelaki akan melambung jika melihatnya.

Puas mencumbui payudara Cleo, Vince kembali melumat bibir Cleo sembari memainkan lidahnya, mengajak French Kiss.

Kaki Vince perlahan-lahan menggiring Cleo untuk mendekati sofa di dekat mereka.

Seketika, Vince jatuhkan Cleo ke pegangan tangan sofa yang empuk dengan posisi Cleo menungging di pegangan itu. Takkan sakit karena itu benar-benar empuk dan tebal.

"Ouuwhh... Viiinnn..." rengek Cleo ketika dua tangan Vince sudah mencengkeram bokong Cleo dan memainkannya tanpa Cleo bisa berbuat apa-apa dengan posisi demikian.

Paha Cleo dilebarkan sedikit, dan Vince makin bergairah melihat bokong padat putih mulus itu berhiaskan renda merah transparan.

Jari nakal Vince pun mengusap perlahan disepanjang garis kewanitaan Cleo, dari belahan pantat menuju ke klitoris.

Dengan posisi menungging dan menumpukan perut pada pegangan tangan sofa, Cleo hanya bisa pasrah ketika lidah agresif Vince mulai berkelana di bokong tersebut. Tangannya juga turut memainkan peran yang membuat Cleo kian mendesah.

Puas bermain-main dengan bokong padat di depannya, jari Vince pun menggeser celana transparan merah berenda di bagian yang menutupi vagina Cleo.

"Haanghh!" Cleo terpekik tertahan. Jari Vince sudah mengelus vaginanya setelah tadi menggoda daerah itu tanpa menyingkirkan si celana. "Vinnhh! Ourghh!" Pinggul Cleo bergerak naik turun tanpa sadar saat jari Vince kian intens memberikan rangsangan.

Berbekal dua tangan yang membuka lebih lebar bokong dan bibir labia mayora Cleo, lidah Vince berhasil dijejakkan pada vagina Cleo.

Erangan demi erangan terus bermunculan dari mulut Cleo. Ia yang masih mengenakan high heels merah, menggerakkan kakinya ke udara mengimbangi sensasi rasa nikmat yang diberikan Vince pada vaginanya.

Bunyi decapan mulut Vince belum berhenti, bersahutan dengan erang manja Cleo.

Akhirnya, dua jari Vince menerobos ke liang basah itu dan mengocok kuat-kuat sehingga Cleo kian menggila dengan erangannya.

Tak perlu menunggu lama untuk Cleo menyerahkan cairannya di tangan Vince.

Sofa itu cukup tinggi sehingga sangat memudahkan Vince. Ia segera menyiapkan pusaka kebanggaan dia yang telah menegang arogan.

Bagaimana dia bisa tahan jika melihat tubuh wanita yang terbalut dalaman merah demikian menggoda?

Tangan Vince menyingkirkan sedikit helaian berenda yang menutupi vagina Cleo sebelum menusukkan penisnya dalam-dalam.

"Arrghh..." Cleo melenguh khidmat ketika merasakan penis besar Vince masuk dan menyesaki liangnya.

Vince tak perlu merunduk karena memang tinggi pegangan sofa itu sangat sesuai dengan ketinggian penis Vince. Sungguh kemudahan akses.

Mencengkeram dua bokong Cleo yang masih tertempel oleh celana dalam merah, Vince menggebrak beringas vagina Cleo setelah sebelumnya bermanis-manis dengan tusukan lembut.

Cleo terkejut tapi tidak menolak perlakuan Vince. Tubuhnya terayun keras akibat hentakan kuat Vince.

Plakk!

Sesekali Vince menampar bokong mulus itu dan meninggalkan jejak semu merah di sana.

Cleo terpekik tapi sepertinya menyukai keberingasan Vince.

Setelah beberapa saat, Cleo tak bisa menahan dirinya dan kembali semburkan orgasmenya.

Namun, Vince belum apa-apa.

Tanpa mencabut penisnya, Vince menarik tubuh Cleo yang ramping namun padat untuk menuju ke sofa dengan Vince duduk bagai raja dan Cleo menduduki penis Vince dalam posisi membelakangi.

Cleo paham dan lekas bergerak meski vaginanya masih berdenyut akibat antiklimaks.

Dua tangan Vince memegangi pinggul Cleo, membantu wanita seksi itu agar makin bergerak lincah di atas penis Vince.

Beberapa menit kemudian, Vince mengganti posisi kaki Cleo yang tadinya menjejak lantai, kini ia angkat sehingga kedua kaki yang masih memakai high heels merah itu diletakkan pada kedua sandaran tangan sofa.

Ganti Vince yang lebih dominan bergerak, sementara Cleo menerima hentakan penis Vince dari bawah dan ia hanya merintih nikmat saja.

"Arrghh... Viiinnn... Haaangh... Enak... Enak sekali... Ouuwhh..." Ia sibuk mengerang dan merintih merasakan tusukan demi tusukan Vince yang agresif. "Arrghh!!!"

Cleo menjerit kaget ketika tiba-tiba merasakan klitorisnya sudah dijamah jari Vince yang terulur ke depan.

"Kenapa, Ratuku?"

"Ouuwhh, Viiinnn... Kau nakal sekali... Ermmghhh... Jarimu-oouuwghh! Pelan, Vin! Vin! Ourghh!

Hujaman penis Vince makin beringas dan usapan pada klitoris Cleo juga makin cepat dan intens.

Dua serangan seperti takkan bisa ditahan oleh wanita manapun. Hanya dalam waktu tak sampai lima belas menit, Cleo kembali menyemburkan cairan orgasmenya.

"Aaaarrghhhh... Vin! Argh! Argh! Hagh!" Ia kejang kecil beberapa kali sembari keluarkan semua cairannya.

Vince ikut diam dan berhenti.

"Vinnhh..." Erangan manja Cleo mengalun merdu sambil wanita itu menoleh ke belakang mencari bibir Vince untuk saling bertautan dalam cumbuan dalam.

============

Aku adalah boneka kecil kesayanganmu

Kau raja rock n' roll-ku

Buat aku ingin bernyanyi, bernyanyi untuk mereka semua

Mengetahui kau menyukai suaraku, membuatku terbuai

Pukul aku, kacaukan diriku

Buatlah aku mabuk kepayang, kacaukan aku

Kau seorang bodoh, tapi kau sangat keren

Dan aku tau kau akan lakukan apapun yang kau mau

Terserah apapun itu

.

- Push Me Down by Lana Del Rey -

Next chapter