_
_
_
Seorang pria lagi lagi menungguku di tepi pintu masuk. aku menatapnya dengan tatapan datar nan menusuk.
Sudahlah ngapain di pikirkan, aku masih ada pekerjaan lain.
Tak
Tak
baru beberapa saat aku melangkah kan kaki dengan santai. pria bermata biru itu segera berbalik.
ia mendorongku lagi?, dengan keras sampai aku bisa merasakan sakit nya tembok di belakang ku.
Aku mendongak menatapnya dengan tatapan datar sedingin es. sungguh, kenapa ia selalu berada disini??
"Lepaskan aku" seruku dengan nada datar khasku.
Pria yang berbadan tinggi itu tidak mendengarkan. ia menahan kedua tangan ku agar tidak melarikan diri.
"..kau seperti memperkosa cewek" seruku datar.
"Kau adalah kakakku Mitsuki"
Deg
lagi lagi ia beraninya memanggil namaku. nama sialan yang sudah kubuang sejauh mungkin.
"jangan pernah manggil nama itu" seruku menunduk. kubiarkan rambut pirang ku jatuh perlahan menutupi wajahku.
"Kak, ibu mengkhawatirkan kita. sudah lama ia mencari kakak. aku ingin membawa kakak pulang"
Rasanya panas...
"Untuk apa kau peduli?, kau selama ini tidak pernah peduli padaku"
Seperti nya aku benar benar membenci manusia seperti ini. selalu saja ingin terlihat baik padahal tidak pernah peduli padaku.
ia terlihat terdiam. aku menatap datar ke arah lantai. dia benar benar sudah sangat besar. yah karena dia laki laki sih..
pertumbuhan ku juga terhenti disini. aku tidak akan pernah bisa tumbuh besar lagi...dan tidak akan bisa menatap.. mereka lagi.
"aku tau kak...aku selama ini hanya diam saja saat melihat mu di bully oleh satu kampung. tapi sekarang aku menyadari kakak itu sangat berharga. aku ingin menebusnya kak"
dia terlihat sedih. walaupun aku selama ini tidak pernah peduli padanya. bahkan terkesan seperti orang asing. aku selalu memperhatikannya.
Tidak sering sih hanya beberapa kali. mitsuka adalah adik yang baik. ia selalu tersenyum dan disukai oleh siapapun.
aku sebenarnya iri padanya..
_
_
_
"Berhenti sok peduli, kau jangan pernah ke sini lagi. Pergi sana!!" seruku mengeraskan suara. dan mendorong sekuat tenaga mitsuka sehingga ia terduduk.
Aku menunduk. Kedua mataku menengadah menatap sedikit ke arah wajahnya. wajahnya tampak sedih. dia terlihat sangat bersalah.
"Kak..aku akan kembali besok" serunya dengan suara letih dan berdiri lagi.
Ia menatapku lagi dengan tatapan penuh harap tetapi aku hanya tetap menatapnya dengan tatapan sangat datar dan dingin.
Mitsuka..kau adalah masa laluku, aku tidak mau melibatkan mu dalam kehidupan baruku sekarang..