webnovel

CEO Kalleb

"Tuan Lux, selamat datang kembali" Angela membuka pintu ruang kerja Lux beberapa tahun yang lalu.

"Saya sudah meminta beberapa orang malakukan penyesuaian kemarin, jika ada yang Anda inginkan katakan saja."

Kami memasukki ruang kerja Lux. Menurutku sudah tidak ada yang perlu diperbaiki dari sini. Entah baimana dengan Lux. Ini sudah terlalu sempurna bagiku.

"Nona Penny akan membawakan beberapa berkas yang Anda butuhkan untuk kasus anda" kata Angela padaku.

Setelah memastika tidak ada yang bisa ia lakukan, Angela pergi dan keluar ruangan.

"Penny akan memberiku data? Kekuatanmu terdengar begitu hebat Lux. Sampai-sampai semua ada dalam kendali dalam beberapa saat."

Lux terlihat tidak terpengaruh. Ia mengambil gelas dan menuangkan sedikit minuman ke dalamnya. Ia tidak menawariku, karean ia tahu betul aku akan menolaknya.

"Bukankah sudah ku katakan? Pernikahan ini akan sangat berguna bagimu."

Telepon bordering . Setelah beberapa saat bicara Lux mengembalikan telepon tanpa kabel ke tempatnya.

"Vina kemarilah, duduk di atas meja." Pintanya.

Aku tercengang dengan perintahnya. Pria ini gila? Saat aku hendak mendebat ia mengulangi permintaanya.

Aku berdiri dan mendekat. Seperti yang ia inginkan, aku duduk di atas meja.

"Buka Blazer yang kau pakai."

"Apa?" tidak mengulangi apa yang ia perintahkan, Lux membuka Blazer dan melepaskannya. Aku hanya memakai dress tanpa lengan saat ini.

"Maaf jika tidak sopan, bisa kau lepaskan kancing paling atas?"

Aku terdiam, jika bukan karena setidaknya aku sudah menandatangai akta pernikahan hari ini, mungkin aku akan menamparnya.

Ia mengacak-acak rambutku. Apa yang sedang ia lakukan. Ia meneguk minuman di gelasnya dan meletakknanya di meja. Ia berdiri sangat dekat kepadaku.

Dan…Pintu terbuka.

"Lux Hemel Imannuel, kau tak bisa kalukan semua ini kepada…..Ku"

Kami menoleh. Sesaat suara pria itu bernad tinggi. Namun kemnudian perlahan melemah setelah melihat kami. Aku di meja dengan rambut berantkan, kancing bagian atas terbuka dan blazer yang berada di kursi. Sedang Lux berdiri di depanku.

"Kalian?" tanya Kalleb dengan nada tidak percaya. Ekspresi wajahnya tidak bisa kulukisakan. Entah dia merasa jijik atau merasa tidak percaya.

Aku menunjukan wjah tidak senangku.

"Bisakah setidaknya kau mengetuk pintu Tuan CEO?" kataku ketus. Entah dari mana pikiran itu datang, aku memang seperti benar-benar kesal padanya.

Kalleb terlihat sangat canggung melihat posisi kami berdua. Ia segera berjalan mundur dan menutup kembali pintu. Setelah ia pergi Lux mengucapkan terimakasih atas kerjasamaku. Tanpa menjelaskan, kini aku tahu bahwa ia inin mengusur Kalleb dan terhindar dari perdebatan dengannya. Ia menggunakanku sebagi alasan.

Lux memang cerdas. Setidaknya otaknya jauh lebih baik dari pada para pria yang selama ini aku temui.

Aku segera turun dari meja dan mengambil kembali blazer, memakainya dan mengancingkan kancing bagian atas. Aku segera merapikan pakaian dan rambutku.

"Setelah ini, tidak aka nada yang berani menganggumu." Kata Lux samba duduk dan memeriksa beberapa dokumen dari komputernya.

Tak berselang lama Penny datang dengan sebuah tablet.

"Semuanya ada di sini." Kata Penny. "Aku mencoba membuka semua data secara sekilas. Semuanya sudah lengkap.

"Jika sudah tidak ada lagi yang anda perlukan, saya akan pergi."

ตอนถัดไป