Sontak para siswa-siswi terkejut dengan pernyataan yang di lontarkan ketua OSIS.
"Oi! Oi! Apa maksudnya ini? Aku tidak beri tahu akan hal ini lho!"
"Dikeluarkan? Bukankah itu terlalu berlebihan?"
"Yang benar saja, di keluarkan? Kau pasti bercanda!"
Ternyata para siswa baru, tidak begitu menerima pernyataan dari ketua OSIS, sampai-sampai ada diantara mereka yang berteriak tidak menerimanya. Sedangkan Haruki terlihat, hanya memperhatikan siswa-siswi disekitarnya yang melakukan penolakan tanpa sepatah kata sedikitpun, sepertinya pemuda ini tidak begitu tertarik menanggapi pernyataan dari ketua OSIS. Ia seperti tidak begitu mempermasalahkan jika ia harus dikeluarkan dari sekolah ini. Meskipun begitu, pemuda ini sendiri tidak yakin kalau ia bisa dikeluarkan dari sekolah ini dengan kemampuannya yang sekarang.
****
Bagai kucing yang mudah dijinakkan, siswa-siswi baru itu kembali tenang seketika, setelah ketua OSIS mengangkat kembali tangan kanannya.
"Ini adalah ketetapan yang dibuat oleh pihak Akademi! untuk memilih mereka yang berpotensi! dan mengeluarkan mereka yang tidak berpotensi! demi masa depan Jepang yang cerah! Jika kalian semuanya memang memiliki sihir yang hebat, seharusnya kalian tidak perlu khawatir tentang tes yang akan kalian hadapi ini, kan?"
Mereka kembali merenungkan deang apa yang diucap oleh ketua OSIS.
"Mmmm, dia benar juga kenapa kita harus khawatir? Kita kan punya sihir yang kuat!"
"Kita pasti akan bisa melalui tes kecil itu!"
"Benar sekali! Kita pasti bisa melalui tes itu!"
Muncullah rasa percaya diri dari wajah para siswa-siswi, kobaran semangat dari mereka hampir menyelimuti gedung aula sekolah, kekhawatiran mereka pun sirna seketika, setelah mendengar pertanyaan dari ketua OSIS.
Melihat reaksi yang dikeluarkan siswa-siswi baru itu, Ketua OSIS ini pun tersenyum kecil. Yang kemudian ia mengakhiri sambutannya pada hari ini dengan mengucap: "Kalau begitu, sampai disini dulu!" dengan menundukkan kepalanya yang kemudian turun dari atas mimber.
Ketua OSIS dan anggotanya perlahan meninggalkan panggung yang di susul oleh tepuk sorak dari para siswa-siswi atas sambutan yang telah diberikannya.
Hanya Haruki sajalah yang dari tadi tidak begitu memperdulikan apa yang disoraki siswa-siswi itu, maupun apa yang dikatakan si ketua OSIS, malahan matanya mencoba menahan kantuk karena terlalu bosan baginya di dalam ruangan ini.
****
Setelah upacara penyambutan selesai, para siswa-siswi baru pun mencari kelas mereka masing-masing. Di lorong kelas, terlihat Haruki berjalan sambil memandangi secarik kertas yang bertulis lokal kelasnya.
"Kelas 1-F, ya?" guman pemuda ini yang terus menatapi secarik kertas itu tanpa memerhatikan jalan di depannya.
Klak.. Klak.. Klak..
Langkah kaki seseorang seketika muncul dari depannya. Tiba-tiba ia berselisihan dengan seorang gadis berambut pirang di depannya.
Terlihat Haruki tidak begitu memperdulikan gadis itu, melainkan ia hanya terus menatap secarik kertas yang ia pegang. Yaaa... seperti itulah Haruki, meskipun ada gadis cantik yang berselisihan dengannya, itu tidak akan mudah membuat laki-laki yang satu ini tertarik begitu saja dengannya.
Seketika pemuda ini merasakan sesuatu yang aneh setelah berselisihan dengan gadis itu.
"Eh? Perasaan apa ini?" pikir Haruki yang kemudian menolehkan wajahnya sebentar ke arah gadis itu.
Tanpa memperdulikan perasaan itu lagi, Haruki pun melanjutkan jalannya menuju ke kelas. Terlihat gadis yang berselisihan dengannya tadi, memberhentikan langkahnya sejenak. ia pun menolahkan wajahnya, ke arah Haruki yang terus menjauh dari hadapannya.
****
Setelah sampainya di kelas, Haruki langsung beranjak menduduki tempat duduknya yang berada di pojok belakang dekat jendela. Terlihat di kelasnya banyak siswa-siswi yang saling berbincang-bincang satu sama lain. Karena pemuda yang satu ini tidak bisa memulai pembicaan dengan yang lain, ia pun akhirnya terdiam mematung di tempat duduknya. Terlihat wajahnya kembali menahan kantuk karena terlalu bosan melihat pemandangan yang mustahil baginya untuk dilakukan.
Sreet!...
Tiba-tiba seorang gadis muncul dari balik pintu geser kelas yang kemudian langsung menuju ketempat duduknya yang berada di samping Haruki. Ia terhenti sejenak setelah melihat Haruki berada disebelahnya.
"Eh? Kamu kan," ucap gadis itu yang terlihat terkejut karena tidak menduga bisa bertemu dengan Haruki.
Haruki pun menoleh ke arahnya.
"Ah... Yang nambrak pagi tadi," jawab Haruki yang terlihat lemas.
Sreet!...
"Oke semuanya! Kembali ketempat duduk kalian masing-masing!" ucap seorang Sensei —Guru— sambil membuka pintu kelas.
Dengan sigap siswa-siswi pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Gadis itu pun duduk tanpa memulai percakapannya lagi dengan Haruki.
"Karena kita belum saling kenal, sebaiknya kita pekenalan diri dulu, ya?" kata Sensei sambil meletakan beberapa buku pelajarannya ke atas meja.
"Oke, dimulai dari samping kanan dulu!"
Kedua lengan bajunya menggulung, bolak Matanya yang Hitam kecoklatan Dengan rambut pink panjang berikat di ujungnya, menambahkan kesan Bengis siswi itu. Terlihat siswi yang ditunjuk sensei itu pun berdiri untuk memperkenal dirinya.
"Namaku Karasuyama Roku,18 tahun, berasal dari New Osaka bagian selatan, kemampuanku adalah sihir Enchanted, kalau hobiku adalah mengajak orang bertanding, untuk kedepannya, mohon atas kerjasamanya, semuanya!" ucap siswi itu dengan lugat kasar yang kemudian ia menundukan kepalanya.
Sihir Enchanted sendiri disini adalah sihir yang memusatkan Mana pada suatu Objek menjadi lebih kuat, sihir ini terbagi menjadi dua yaitu yang biasa dan luar biasa. Yang biasa, biasanya hampir digunakan oleh semua orang ketika adu fisik, bisa dibilang sihir ini adalah sihir tingkat rendah sedangkan yang luar biasa, hanya orang-orang yang tidak memiliki kemempuan khusus seperti api, air atau semacamnya yang bisa menggunakannya, pemusatan Mananya pun terbilang sangat besar di banding dengan yang biasa, bisa di bilang kekuatan Enchantednya setara dengan sihir berkemampuan khusus, bahkan banyak yang melampauinya sampai-sampai memiliki levelnya sendiri. Karasuyama sendiri termasuk dalam pengguna Sihir Enchanted yang luar biasa.
"Oke, selanjutnya!"
Satu persatu siswa-siswi pun berdiri memperkenalkan dirinya masing-masing, sampai ketika giliran selanjutnya itu adalah seorang siswa berambut hijau kecoklatan yang berada di depannya Haruki untuk memperkenalkan dirinya.
"Hai!, perkenalkan nama saya adalah Eiyuuzaki Ryouta,17 tahun, saya berasal dari Distrik New Nagoya bagian timur, kemampuan saya adalah Telekenesis, keahlian saya adalah memprediksi masa depan, untuk kedepannya mohon atas kerja samanya!" ucap siswa itu dengan tersenyum yang kemudian ia menundukkan kepalanya.
Perkenalan diri terus berjalan sampai ketika gilliran selanjutnya adalah gadis yang berada di samping Haruki.
Terlihat kaki gadis itu gemetar, yang menandakan dirinya begitu gugup untuk memperkenalkan diri. Ditambah, saat ini seluruh tatapan siswa-siswi mengarah kepadanya. Akan tetapi, hal itu tidak akan membuatnya luntur untuk memperkenalkan diri. Gadis itu pun mencoba memberanikan dirinya untuk berdiri memperkenalkan dirinya, terlihat Haruki dari tadi hanya bisa menatapnya dengan pandangan matanya yang begitu lesu.
"Pe-perkenalkan! nama saya adalah Tachibana Reiha!"
Seketika para siswa-siswi pun terkejut mendengar nama gadis itu.