Marcello menatap Binar dengan lekat, dia kembali membayangkan awal pertemuan mereka. Setiap kenangan yang sudah dilalui olehnya.
Dia tidak mengira jika semua akan menjadi seperti ini, dia pun tidak mengerti mengapa Binar bisa jatuh cinta pada Adnan. Dan memilih meninggalkan cintanya serta tidak ingin memberikannya satu kali lagi kesempatan.
"Aku akan selalu mencintaimu, Binar Chavali!" ujar Marcello lalu menekan pelatuk senjatanya.
Adnan sudah menghalangi tubuh Binar dengan tubuhnya dan menutup kedua matanya. Namun, dia tidak merasakan apa-apa lalu membuka kedua matanya.
"Anak kurang ajar! Kau menembak ayah kandungku sendiri?" tukas Raymond pada Marcello.
"Seharusnya yang mati adalah kita, Ayah. Aku akan mengakhiri semuanya dan kita akan masuk ke mereka bersama," timpal Marcello.
Dia sudah mengerti semuanya dan sang ayahlah titik permulaan penderitaan yang dialami oleh Adnan dan juga ibunya. Setelah itu barulah di mulai penderitaan dirinya dan juga Binar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com