webnovel

11. Crystal Essence

"Hmmm, kenapa kau menyingkirkan batu-batu itu?" Kata Shiro penasaran melihat Bang Jarwo sibuk memisahkan kumpulan batu yang tercampur dalam tumpukan item tersebut.

"Oh, ini? Saya ingin tahu... Mengapa Anda menyimpan batu yang tidak berharga seperti ini, Tuan?" Kata Bang Jarwo memeriksa batu putih kemerahan yang dipegangnya.

"Tidak berharga? Bagaimana mungkin! Jika batu-batu itu ada di ruang penyimpananku, berarti batu tersebut adalah drop item yang aku dapatkan setelah membunuh para Monster." Karena dia tidak mempercayai kata-kata Bang Jarwo, Shiro pun merebut batu tersebut dan memeriksanya dengan mata kepalanya sendiri.

----------------------------------------

Nama item : Red Crystal Essence

Level : 1

Note : Sebuah item magic yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat karakter pendukung dengan kekuatan maksimum 0,1% dari total CP pemain. Item ini dapat diperoleh setelah mengalahkan Monster dengan level 1-10.

persyaratan aktivasi : 1 Gold

----------------------------------------

Batu putih kemerahan sebesar genggaman tangan tersebut adalah Red Crystal Essence level 1, drop item yang Shiro dapatkan setelah mengalahkan Spider Monkey dan Wild Boar.

"Item untuk membuat seekor pet? Tapi 0,1%..." Sejenak Shiro menatap batu tersebut tanpa mengatakan sepatah katapun. "Sama sekali tidak akan berguna untuk kekuatanku yang saat ini." imbuhnya dalam hati yang kemudian menatap Jarwo yang sedang melihatnya dengan raut wajah penasaran. Shiro yang tidak mau ambil pusing memikirkan akan hal tersebut pun segera memasukkan batu-batu itu kembali ke ruang penyimpanannya dan kembali melanjutkan proses transaksinya dengan Bang Jarwo.

Beberapa saat kemudian Jarwo pergi ke belakang meja untuk mengambil uang pembayaran yang akan diberikan kepada Shiro. Jarwo sedang menghitung kepingan uang yang disusun di atas meja dan tampak seperti sebuah menara koin, sedangkan Shiro terlihat mengambil sebuah batu permata kecil yang berwarna hijau kekuningan.

"Batu ini, bagaimana para Senshi biasanya menggunakan benda kecil ini?" tanya Shiro memegang batu permata tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

Jarwo menoleh dan memandang ke arah batu hijau yang berkilauan tersebut. "Oh... Peridot Gemstones. Apakah Anda juga mendapatkan batu itu dari membunuh kelabang raksasa, Tuan?"

"Ya benar, apakah kamu tahu bagaimana cara menggunakannya? Benda ini tidak memberikan efek kepada statusku jika aku hanya meletakkannya di ruang penyimpananku."

"Hmm... Saya rasa saya tahu bagaimana para Senshi biasanya menggunakan benda kecil itu, tapi entah kenapa... Tiba-tiba saya mendadak lupa." Kata Jarwo, menggosok permukaan koin yang tergeletak di atas meja.

Shiro bisa memahami isyarat Jarwo yang meminta pembayaran untuk informasi yang akan diberikannya, tetapi Shiro tidak segera memberikan apa yang diinginkannya dan memandangi NPC gemuk itu dengan ekspresi wajah sedikit kesal.

Beberapa saat kemudian Shiro melemparkan sekeping koin perunggu di depan Jarwo dan koin itu terlihat menari di atas meja sampai akhirnya terjatuh. Meskipun Jarwo sadar akan hal ini, tetapi dia mengabaikannya dan masih bermain dengan kepingan uang yang dipegangnya.

Sejenak Shiro terdiam mencoba memahami perilaku Jarwo dan kemudian kembali melemparkan sekeping koin Perunggu yang diikuti oleh koin kedua hingga koin kesepuluh. Karena Jarwo masih mengabaikannya, Shiro pun merasa kesal dan ingin melempari NPC gemuk itu dengan semua uang koin yang dia miliki.

Shiro menghela nafas dan mencoba untuk menahan emosinya. Setelah ia sudah merasa sedikit lebih tenang, ia berjalan menghampiri Jarwo dan menggedorkan tangannya keatas meja yang kemudian terlihat sekeping koin emas sesaat setelah ia mengangkat tangannya dari atas meja.

Jarwo yang melirik kearah koin tersebut pun bergegas mengambilnya dan dengan senyuman ia berkata, "Mereka menggunakan batu tersebut sebagai perhiasan."

"Maksudmu aksesoris? Bagaimana caranya?" tanya Shiro yang sudah terlihat cukup tenang.

"Benar, tuan. Para Senshi biasanya menggunakan batu tersebut sebagai kalung, cincin, anting-anting dan lain sebagainya. Yang penting anda harus mengenakan benda tersebut." jawab Jarwo yang kembali melanjutkan menghitung kepingan uang yang berserakan diatas meja.

"Lalu.. Apa kau mempunyai saran untukku tentang bagaimana aku harus menggunakan benda ini?"

Jarwo berhenti menghitung kepingan koin yang ada dihadapannya dan kemudian mengambil sebuah kotak besi yang berisi ratusan aksesoris seperti cincin dan lain sebagainya. "Anda bisa membeli aksesoris ini. Harganya sangat murah karena terbuat dari timah dan besi-besi tua yang di daur ulang, atau anda bisa membeli aksesoris dengan bahan perak dan emas yang tentunya mempunyai harga jual yang cukup tinggi." kata Jarwo yang kemudian menunjukkan kotak besi lain yang berisi kumpulan perhiasan yang terlihat mewah.

"Apa kau pikir aku mempunyai cukup uang untuk membeli benda-benda berkilauan ini?" kata Shiro dengan raut wajah datar.

"Hehe.. Siapa tau saja suatu saat nanti anda ingin membelinya." jawab Jarwo yang kemudian menyimpan kembali kotak besi yang berisi aksesoris emas. "Saya sarankan anda untuk membeli beberapa dari aksesoris itu karena suatu saat nanti anda pasti akan membutuhkannya, tuan."

"Berapa harga dari benda-benda ini?" Shiro memilih aksesoris yang ia sukai dari ratusan aksesoris lain yang tersebar diatas meja.

"Semuanya seharga 1 Silver, silahkan pilih yang anda sukai, tuan."

"Kenapa semuanya harganya sama?" tanya Shiro penasaran.

"Karena saya terlalu malas untuk menghargai benda-benda ini satu persatu. Sekarang hanya para prajurit kerajaan saja yang kadang masih datang untuk membelinya, sudah tidak ada lagi Senshi yang mau membeli aksesoris dengan kualitas rendah seperti ini. Mereka lebih memilih membeli aksesoris mewah yang dapat menunjukkan kewibawaan mereka sebagai seorang Senshi."

"Itulah sebabnya para penjaga gerbang sulit mempercayai jika aku adalah seorang Senshi?!" gumam Shiro didalam hati memandangi dirinya dari dalam cermin yang ada di sampingnya. Dia terlihat hanya mengenakan celana dan kaos polos hitam tanpa adanya sedikitpun motif dan aksesoris yang menghiasi tubuhnya.

"Tapi bukankah kau akan rugi jika menjual cincin dengan harga yang sama dari harga sebuah kalung?" tanya Shiro berbasa-basi sambil kembali memilih beberapa buah cincin yang ia sukai.

"Agh.. Kalau soal itu... Sebenarnya saya menghargainya dengan harga tertinggi diantara harga semua benda-benda ini. Hehe.." kata Jarwo yang terlihat sedikit gugup.

Shiro sedikit terkejut mendengar kelicikan dan kejujuran dari NPC gendut tersebut, sambil memisahkan cincin terakhir yang dipilih olehnya, ia memandangi Jarwo dengan pandangan kesal yang bercampur dengan rasa kagum.

Tanpa mempermasalahkan hal tersebut, Shiro mencoba memasangkan Gemstones miliknya ke salah satu cincin pilihannya seraya berkata, "Apa kau juga menjual batu permata seperti ini?"

"Kadang saya memang menjualnya, tuan. Akan tetapi benda tersebut sangat sulit sekali didapatkan, para Senshi lebih memilih untuk menyimpannya untuk ditempa menjadi kualitas yang lebih baik. Mereka hanya akan menjualnya disaat mereka sedang membutuhkan dana mendesak."

"Lalu.. Dimana aku bisa menemukan orang yang mampu menempa batu tersebut?" tanya Shiro yang terlihat semakin tertarik dengan pembicaraan ini.

"Hehehe.." Jarwo hanya menjawab pertanyaan Shiro dengan sebuah senyuman lugu di wajahnya.

"Kalau kau minta bayaran lagi, akan kucincang kau dan kujadikan makanan anjing penjaga!" sentak Shiro dengan nada kesal.

Next Chapter : 12. Pedang Penebas Goblin

Gemstones hanya bisa didapatkan dengan membunuh Monster-Monster tertentu.

Shiro_MSFAcreators' thoughts
Next chapter