webnovel

Kembali

Happy Reading

Wajah Alexa melongo sekarang, bahkan selang yang tadi berada ditangannya terjatuh begitu saja sedangkan orang yang tadi sempat Alexa semprot tersenyum teduh kearah Alexa.

'Tatapannya.'

'Bulu Matanya'

'Bibirnya..'

Batin Alexa bersautan, mengamati orang yang kini justru berjalan kearah pembatas tembok dan menyandarkan kepalanya dengan kedua tangan yang menopang.

"Inget gue?"

"Suaranya..." gumam Alexa. Kok jantung Alexa mendadak deg-degannya abis denger suara Arga?

"WOI ANJIR LO BENERAN ARGA!!" pekik Alexa heboh dan berjalan kearah tembok mendekati Arga yang hanya mengangguk menyetujui.

Sedangkan Alexa, mata gadis itu berbinar, kawan lama balik. Kawan seperjailan maksudnya.

Sretttt

"Ini bener Arga, kok jadi cakep gini." ujar Alexa mejambak rambut Arga bahkan memaju-mundurkan kepala Arga, membuat laki-laki itu puyeng seketika.

"Woi Al, wo i sakit anjeer!!!" pekik Arga memegang kedua tangan Alexa yang masih saja menggoncang-goncangkan kepala Arga.

Maklum kekuatan bulldog.

"Benerkan ini Arga, budak gue yang dulu gembul kayak sapi."

Wajah Arga berubah menjadi datar seketika, apa-apaan gadis ini? Masih saja menghinanya sebagai sapi. Ya memang dulu dirinya itu sangat-sangatlah gembul.

Tapikan itu dulu, sekarang Arga kan cakep, oppa-oppa korea aja kalah.

"Alexa itu anak orang kamu apain!" tegur sang mommy yang keluar dari rumah karena mendengar teriakan menggelegar anak bungsunya.

Alexa menoleh dengan wajah pengen meweknya, "Alexa kamu kenapa? Nahan boker?" tanya Reina membuat Alexa mendengus kesal. Orang lagi mewek malah dituduh pengen boker. Mamanya ini.

"MOMMYY LIAT DEH ARGA MASA JADI CAKEP!!" pekik Alexa dan menarik wajah Arga tanpa peduli sang empunya menahan sakit karena tarikan tersebut.

"Arga?" Reina mengernyit, sepertinya dulu ia mendengar nama itu tapi maklum faktor usia Reina jadi sedikit pikun.

"Halo tante..." Arga akhirnya bersuara walau merasakan kepalanya masih saja sakit, Reina menatap dalam kearah Arga.

"Dek kamu jangan halu deh, masa Arga seganteng itu. Lee Min Hoo idola mommy aja kalah loh..."

Sekarang Arga pengen mewek dengernya, calon mertuanya eh maksudnya ibu dari temennya itu juga tidak mempercayai bahwa ini dirinya.

Laki-laki yang dulu berumur 13 Tahun menjadi teman masa kecil Alexa, tapi Alexa menganggapnya budak itu kini berubah menjadi laki-laki remaja dengan tinggi 178cm dengan wajah oriental indonesia-korea, ya karna ayahnya adalah orang korea asli membuat Arga juga mau tidak mau memiliki wajah yang sedikit nyerempet kekoreaan.

Dia Glarearga Davino Kim.

"Tante ini Arga tante yang dulu pernah bilang kalo bakal jadi suaminya Alexa." ujar Arga sambil merenggangkan otot lehernya setelah akhirnya terbebas dari kungkungan tangan Alexa.

"APA LO BILANG?! SUAMI? PUNYA APA LO MAU NIKAHIN ANAK SULTAN."

"Masih aja ngegas kayak dulu." batin Arga, Alexanya memang tidak berubah sama sekali.

"Gue? Kalo sekarang sih gak punya apa-apa soalnya papa belum ngewarisin hartanya ke gue. Tapi keluarga Kim punya ladang teh di bogor gue lupa berapa luasnya sih. Terus kalo dikorea papa punya perusahaan yang bergerak dibidang entertaiment sama fashion. Jadi kalo lo mau ketemu artis-artis korea gampang." ujar Arga dengan tampang songongnya.

"Guekan udah pernah ketemu wleee"

"Di konserkan?"

Alexa terdiam mendengarnya, ya emang Alexa cuma ketemu idolanya lewat konser atau fanmeeting. Itupun dirinya harus mengalami apa yang namanya war tiket.

Bad girl bad girl gini Alexa juga suka hal berbau korea apalagi dramanya. Kan Alexa jadi dapet inspirasi buat ngebully orang lewat drama yang dia tonton.

Alexa memang edan. Tapi ya itu Alexa Jessie Berlin dengan ketidak masuk akalan pemikirannya.

"Ya kan fans kalo ketemu emang lewat konser sama fanmeeting." tutur Alexa tak mau kalah.

Arga mengeluarkan smirknya, dan dimata Alexa sekarang kok cakepnya nambah.

"Gue bisa atur acara dinner cuma berdua kalo lo pengen." jawab Arga santai, menaik turunkan alisnya.

Sedangkan Reina yang tak jauh dari mereka hanya menggelengkan kepalanya, Arga anak itu sepertinya masih tergila-gila dengan Alexa.

"Gue..."

Plakkk

"Aw."

"Arga! Kamu ini, disuruh nyiram bunga bukan mainan air sama tetangga sebelah." ujar sang mama lalu mengalungkan sebuah handuk putih di punggung Arga.

"Jeng Valle?"

"Eh Mbak Reina." ujar mama Arga yang bernama Valle, sedikit terkejut bertemu Reina dengan keadaan seperti ini.

"Tante Le? Jadi bener itu Arga." ujar Alexa yang ditinggapi gelengan kepala oleh Valle.

"Iya Exa, ini Arga. Kagetkan kamu? Tante aja juga kaget."

"Mama!!" pekik Arga kesal.

"Dih laki kok ngerengek."

"Cewek kok tenaga kayak bulldog.."

"ANJIR APA LU BILANG HAH! INGET KASTA DONG LO KAN BABU GW DARI DULU." pekik Alexa kesal hendak menarik rambut Arga lagi namun laki-laki itu dengan gesitnya menghindar.

"Ntar juga berubah jadi suami lo." salah satu keahlian Arga itu ngegombal.

"Gak sudi!"

"Nikah sama gue bisa dinner sama oppa-oppa korea kapan lo mau." ujar Arga mengeluarkan smirknya.

"MOMMY MAU SAMA ARGA AJA!!" pekik Alexa berubah pikiran.

Arga tahu kelemahan Alexa selain jajanan penuh micin yang bikin bego.

"Gak bisa dong sayang kamukan udah ada tunangan."

Krakk

Sepertinya ada yang patah tapi bukan lidi.

Sedangkan disisi lain, Axel berjalan hendak memasuki mobilnya, untuk pulang dan mengistirahatkan diri.

"Axel!" langkah Axel terhenti dan dia menoleh melihat Belle yang kini berjalan kearahnya dengan sangat anggun.

"Ada apa?"

"Boleh nebeng?" tuturnya to the point, Belle tahu Axel adalah orang yang tak suka basa basi.

"Mobilnya mogok lagi?" tanya Axel sedikit heran, dia ingat wanita yang ia bantu dimalam pertunangannya adalah Belle. Tapi didepan Alexa ia pura-pura lupa aja. Alexa itu tipe cemburuan.

Axel suka mempermainkan emosi Alexa tapi tidak dengan rasa cemburunya.

"Iya..."

"Saya pesankan Go-Car saja." jawab Axel mengeluarkan handphonenya namun tiba-tiba layarnya tertutup oleh tangan Belle yang datang tiba-tiba.

"I want to go home with you Xel." tutur Belle jujur. Membuat Axel kini menatap Belle dengan datar.

Mata teduh Belle disambut oleh tatapan Axel yang memang sejak dulu selalu dingin.

"But i'm not."

"Xel please."

"Sorry Bell." jawab Axel dan berbalik hendak memasuki mobilnya.

"I miss you Xel, I miss the time when we were together, spending time together. you don't miss that?"

Next chapter