Vian menatap pantulan dirinya di cermin seukuran tubuhnya, dalam ruangan khusus yang disediakan untuk sang mempelai pria. Pantulan itu menampilkan bayangan dirinya yang terlihat gagah dengan menggunakan jas putih, celana dengan warna senada serta sepatu hitam mengkilat. Penampilan pria itu sungguh sangat menawan, di hari bahagia bukankah memang sepatutnya dia tampil memukau. Lebih sempurna kalau ekspresi pria itu juga mendukung, tersenyum cerah layaknya orang paling beruntung sedunia-mungkin. Tapi, yang tercetak di kedua iris mata tajam pria itu justru ekspresi datar tanpa bisa ditebak.
Entah, apa yang coba dia sembunyikan di dalam ekspresi misteriusnya itu? Senang, sedih, sakit, kecewa atau jangan-jangan, pria itu sudah merancang sebuah rencana untuk menggagalkan pernikahan ini.
Hahahahha... pemikiran konyol siapa itu yang sedang ditertawakan oleh Kalvian Adhyasta. Sangat konyol!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com