Paviliun Chiming,
Di halaman belakang terus berbunyi suara tebasan pedang, bahkan satu rumput pun sampai tidak berani muncul di tanah. Semua rumput, kayu, bunga dan batu, semuanya ditebas hancur dan menjadi abu yang tajam oleh bilah pedang pria itu. Lalu ditiup bersih oleh angin akhir musim gugur.
Di tengah halaman belakang yang sepi dan tandus, seorang pria berambut panjang dengan mata merah menyala sedang berlatih pedang untuk menghilangkan keresahan hatinya. Satu persatu gerakannya membuat orang lain bergidik ngeri.
Sekelilingnya begitu dingin dan sunyi seperti es salju yang telah membeku puluhan ribu tahun. Tak terlihat angin musim semi sama sekali, dan hanya ada es yang membeku bertahun-tahun.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com