Suasana di ruang tengah keluarga Marcello mendadak menjadi intens.
Mereka semua membisu ketika mereka melihat Marino menatap ayahnya dengan penuh amarah sementara ayahnya itu hanya memandangi anak sulungnya dengan wajah pokernya, hampir tanpa emosi di sepasang matanya yang berwarna kecoklatan.
"Ayah, biarkan aku bertanya satu hal padamu! Apakah sebenarnya aku ini anak angkatmu?" Tanya Marino dengan nada yang dingin.
"Kakak!" Detik itu juga, Nadine terkesiap dengan terkejut, ketika kakak sulungnya itu tiba-tiba mengatakan hal yang mengejutkan seperti itu. "Kenapa kau berbicara kurang ajar begitu pada ayah!" Ucap Nadine dengan tidak terima.
Gadis itu kini merupakan fans nomor satu ayahnya, sehingga ia segera membela ayahnya meskipun yang menyerang ayahnya adalah kakaknya sendiri.
Velina, yang baru saja mengambil map beludru berwarna merah itu dari tangan Marino, mengerutkan keningnya ketika dia dengan perlahan membuka isi dokumen yang terdapat di dalam map tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com