Erza yang sedang duduk bersama Hide dan Kensel tiba-tiba pamit. "Hide, Katel, gua duluan."
"Eh, mau ke mana?" tanya Hide.
"Acara penting!" ucap Erza sembari berlari.
Tak lama setelah Erza pergi, handphone Hide juga berbunyi. Ada pesan masuk dari seseorang.
(Hide, apa kau sedang sibuk?)
(Tidak, kenapa?)
(Bisa kau datang ke rumahku sekarang?)
Serasa kesetrum. Hide segera membalas pesan dari Sera.
(Ke rumahmu? Mau apa?)
(Tidak apa-apa. Datang saja ke sini. Main.)
(Oke. Segera ke sana.)
Hide lalu mengambil tasnya dan pamit pulang pada Kensel.
Setibanya di rumah Sera, ia langsung disambut olehnya.
"Ayo masuk."
Meski ini bukan pertama kalinya Hide datang ke sini, ia masih dibuat takjub dengan besarnya pekarangan rumah Sera. Halamannya luas, dekorasi tamannya indah, rumah Sera mirip istana kerajaan. Apalagi mereka selalu disapa ketika para pelayan melihat mereka.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com