Anak-anak berlarian menuju tempat yang lebih aman. Untuk menghadapi naga, Shin dan Tsuki saja sudah cukup. Tidak, memang mereka saja yang bisa mengalahkannya.
Seandainya naga bisa tertawa, mungkin Hide bisa membantu.
"Kuserahkan pada kalian," ujar Roman sebelum pergi meninggalkan aula.
Tsuki dan Shin mengangguk.
Pertempuran pun dimulai.
Tsuki memeluk tubuh Shin dari belakang, kemudian meloncat sambil mengangkat tubuhnya. Mereka berdua berdiri di genteng, berdiri sejajar dengan kepala naga.
Tsuki tampak bersemangat, sorot matanya membara. Tidak terpancar rasa takut dari raut wajahnya. Bagi Tsuki, naga mungkin lebih imut dibanding Akemi.
Naga itu mengaum lagi, mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Naga itu mengambil nafas setelah melihat tubuh Shin dan Tsuki yang berdiri di atas genteng, suaranya terdengar sangat jelas.
*Wusshh!!!
Naga itu menyemburkan api. Volumenya cukup besar, dan berkecepatan tinggi. Apinya sampai membakar hutan yang berada di belakang villa.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com