webnovel

Honma SERA

(POV Sera)

Namaku Sera. Perempuan. Sama seperti yang lainnya, aku juga berada di Kelas 1-F. Di sini, aku menjabat sebagai Wakil Ketua Kelas. Aku mengalah pada Roman. Tapi, dalam hal pelajaran, aku tidak akan mengalah pada siapapun.

Selama aku hidup, aku selalu mendapat rangking satu di sekolah. Ya, di sekolah, alias rangking satu umum. Kali ini pun, aku menargetkan untuk mendapat rangking satu umum. Hanya saja, aku merasa seseorang yang bernama Akemi sudah bersiap menggagalkan targetku ini.

Selain belajar, aku juga hobi membaca. Satu hari tanpa pengetahuan baru, bagaikan sebuah bencana besar bagiku. Oleh karena itu, isi tas ku selalu penuh oleh buku. Mulai dari buku pelajaran, ensiklopedia, novel, biografi, sampai buku-buku pengetahuan umum. Pokoknya selain belajar, aku juga sangat suka membaca buku.

Di antara semua murid Kelas 1-F, kekuatan anehku mungkin yang paling tidak masuk akal. Benar-benar di luar nalar. Teraneh dari yang paling aneh. Seolah sudah berjodoh dengan buku, kekuatan anehku pun melibatkan sebuah buku.

Kekuatan anehku adalah: Setiap kali menamatkan sebuah buku, seseorang akan datang padaku dan memberiku sesuatu.

Entah itu buku ensiklopedia, biografi atau buku apapun, setiap kali aku menamatkannya seseorang akan datang dan memberiku sesuatu.

Kekuatan anehku pertama kali aktif sekitar tiga bulan yang lalu, tepat di hari ulang tahunku. Saat itu, jam sebelas malam, aku baru saja menamatkan buku biografi Ir. Soekarno di rumah bibiku. Seseorang tiba-tiba menekan bel rumah.

*Ting Tong.

Aku pikir itu bibiku yang baru pulang kerja, ternyata bukan. Ketika aku membuka pintu, ternyata orang itu adalah tukang pos. Tukang pos yang tidak aku kenal.

"Barang ini untukmu nak, silakan diterima." Bapak itu memberiku sebuah benda yang agak kotor.

"Ini kan... kaleng bekas pak. Buat apa?" Aku mengerutkan dahi.

"Saya tidak tahu. Tapi tolong terimalah."

"B-baiklah." Dengan perlahan, aku menerima kaleng bekas itu.

"Terima kasih." Si Bapak kemudian pergi meninggalkanku.

Saat itu, aku hanya bisa melongo.

Dalam sebulan, aku bisa menamatkan setidaknya sepuluh judul buku. Itu artinya, sampai akhir Mei ini, aku telah mengumpulkan lebih dari 30 macam hadiah dari orang lain. Hanya saja, barang yang mereka beri tidak ada yang beres. Barang yang mereka beri tidak ada yang berguna.

"Ini tulang ikan bekas aku makan tadi, terimalah." HAH??

"Ini kerikil batu di pinggir jalan, terimalah." GAK PENTING!!

"Ini telur kecoa, terimalah." IDIH!!!

"Ini foto kelulusanku, terimalah." BUAT APA!!!

"Ini upil yang sudah aku kumpulkan selama satu minggu, terimalah." JIJIK BANGET!!!

Benar-benar tidak beres! Semua pemberian orang-orang itu tidak ada yang beres. Anehnya lagi, mereka selalu datang tepat waktu. Tepat setelah aku menutup buku, orang-orang itu langsung datang menghampiriku dan memberiku hadiah. Benar-benar kontan.

Suatu hari, aku pernah bereksperimen. Aku pergi ke sekolah malam-malam. Di sekolah itu sangat sepi, tidak ada seorang pun. Aku sudah memastikannya, benar-benar tidak ada siapapun, kecuali aku. Di sana aku membaca buku. Membaca buku halaman terakhir yang belum kubaca. Hingga akhirnya, buku itu tamat.

"Fiuuh... tamat juga. Nah, sekarang di tempat sepi seperti ini, tidak akan ada orang yang bisa memberiku hadiah lagi," kataku dalam hati.

Tak sampai lima detik setelah aku menutup buku, seseorang ternyata sudah ada di depanku. Dia bergegas lari ke depanku dari arah belakang.

"Sebelumnya, aku minta maaf karena telah mengikuti kakak sampai sini. Aku fans berat kakak! Kak Sera, ini terimalah!" Seorang perempuan yang masih memakai seragam sekolah menyodorkan sebuah benda kepadaku.

"Ini kan... tutup pulpen. Buat apa?"

"Aku tidak tahu kak! Tapi terimalah." Gadis itu kemudian berlari keluar dengan kegirangan.

Saat itu, untuk kedua kalinya aku melongo lagi.

***

Siang ini, aku sedang berada di Kelas 1-F. Aku sedang menamatkan sebuah novel yang berjudul Irene & Irene. Di saat yang lain berhamburan keluar untuk membeli makan, aku hanya duduk dan asyik membaca novel. Hingga akhirnya, tamatlah novel itu.

Sebelum menutup buku novel itu, aku melihat-lihat sekitar. Siapakah kali ini yang akan memberiku hadiah? Sampai saat ini, orang yang memberiku hadiah selalu orang yang tidak aku kenal.

Aku pun menutup buku novel itu.

Lima detik kemudian.

"Hei, Sera. Ini buatmu, terimalah." Seorang laki-laki menghampiri mejaku. Dia adalah Roman—Si Ketua Kelas.

"Ini kan... gunting kuku. Buat apa?"

"Ya buat motong kuku, lah."

"Oh... O-oke. Makasih." Aku mengambil benda itu. Roman kemudian pergi.

Ya ampun, betapa bahagianya aku. Akhirnya, aku mendapatkan juga barang yang berguna. Gunting kuku ini akan kujaga baik-baik selamanya!

Terima kasih, Roman!

------------------------------

Murid Aneh 6: Honma SERA

Kekuatan Aneh: Trash Gift

Letak Bintang: Pipi Kanan

ตอนถัดไป