webnovel

Part 25 ~ Pertengkaran Egi dan Bara

Egi bergidik ngeri melihat perubahan sikap Bara. Jika nada bicaranya tinggi seperti ini berarti Bara marah besar.

" Aku ga suka kamu sentuh dia. Aku melihat kamu merangkul dia. Setelah aku memuaskan kamu seenaknya kamu pergi ke pelukan wanita itu. Aku kecewa dan cemburu Bara. Aku tidak terima di perlakukan seperti ini." Egi mengungkapkan unek - uneknya.

Bara mencengkram tangan Egi karena tak terima.

" Kita saling memuaskan Egi ralat ucapanmu. Kamu jangan menjudge aku seenaknya. Jaga sikap kamu di depan Dila. Kamu bisa membahayakan aku."

Egi bangkit dari tempat duduknya.

" Wanita itu baru sehari jadi istri kamu tapi sikap kamu dah berubah sama aku. Aku kecewa sama kamu. Pertama kamu menyembunyikan pernikahan kamu. Kedua kamu udah kasar sama aku. Kamu bukan Bara yang aku kenal. Aku sangat mencintai kamu tapi kamu tega sama aku."

Egi berlari meninggalkan Bara. Hatinya terluka dan terpukul karena sikap Bara.

Bara merasa bersalah pada Egi. Ia menyesal bersikap keterlaluan pada Egi. Bara berlari menyusul Egi.

Egi ingin menangis namun ia urungkan. Ia memutuskan kembali ke kamar. Tak berapa lama Bara muncul di hadapannya.

" Ngapain kamu kesini? Mending urus aja istri kamu itu," ucap Egi ketus.

Egi mengambil bantal dan melemparkannya pada Bara. Bantal itu mengenai wajah Bara.

Bara tak menghindar. Ia sengaja diam ditempat. Membiarkan Egi melampiaskan kekesalannya.

" Gi. Aku minta maaf. Ga seharusnya aku ngomong kayak gitu."

" Pergi kamu dari sini." Egi merajuk. Ia bersedekap duduk diatas ranjang. Ia ingin menunjukan pada Bara bahwa ia terluka dan kecewa.

Bara mencoba mendekati Egi. Saat marah seperti ini Bara harus sedikit bersabar menghadapi Egi.

Egi melirik Bara yang berusaha mendekatinya. Egi bangkit dan melemparkan vas bunga ke lantai. Bara terperanjat melihat kelakuan Egi.

" Aku seharusnya marah sama kamu. Kamu sudah membohongi aku. Kamu menyembunyikan pernikahan kamu. Kita sudah menjalin hubungan selama lima tahun Bara. Aku setia sama kamu tapi apa yang aku dapat? PENGKHIANATAN!"

" Gi dengar aku dulu." Bara mencoba memberi penjelasan. Intonasi bicaranya merendah tak keras seperti tadi.

Bara menyentuh pundak Egi namun lelaki tampan itu menepisnya.

" Kamu yang harus dengarkan aku!" Egi membentak Bara.

Egi mengamuk dan mengacak ranjang. Tiga buah bantal dilempar Egi ke arah Bara. Tak hanya itu Egi melepas sprei dan membuangnya. Egi mengacaukan semua isi kamar seperti kapal pecah. Hatinya hancur dan terluka.

" Aku tak peduli apa kata orang. Walau aku dipanggil Majnun karena mencintaimu. Karena bagi orang yang mencinta hanya ada kau dan aku. Hanya aku dan kamu tapi apa yang kamu berikan padaku Bara? Kamu tinggalkan aku nikah dengan alasan perjodohan dari orang tuamu. Kamu bukan anak kecil lagi. Kamu bisa menolak pernikahan ini. Dalam sebuah hubungan harus ada kejujuran. Kamu sudah membohongi aku. Aku datang jauh-jauh dari Jakarta untuk menemuimu. Aku kuatkan hatiku untuk datang ke pernikahan kamu dan wanita itu. Kamu pikir aku kuat? Tidak Bara. Aku ga sekuat itu. Hatiku remuk redam."

Bara merasa bersalah setelah mendengar ucapan Egi. Ia sudah membohongi Egi dengan tidak memberi tahu pernikahannya dengan Dila. Tak hanya itu ia dan Dila pergi honeymoon. Bara memahami kecemburuan Egi. Mereka baru saja melepaskan rindu namun setelah itu ia melakukan pedekate dengan Dila.

Mata Egi memerah menahan tangis. Ia ingin menangis tapi ia lelaki. Pantang bagi lelaki untuk menangis. Perjuangannya yang begitu sulit telah ia tempuh. Sebagai kekasih ia tidak tahu bahwa Bara akan menikah. Egi mengetahui kabar pernikahan Bara dari orang lain.

Egi mempersiapkan mental untuk hadir ke resepsi pernikahan Bara dan terakhir Egi dihajar Dian habis-habisan karena berusaha menemui Bara. Begitu berat perjuangannya karena mencintai Bara tapi apa yang ia dapat. Bentakan dan kemarahan Bara.

" Pergi kamu dari sini. Aku ga mau ketemu sama kamu. Urus saja istri perawan tuamu itu. Menjijikan. Percuma cantik dan mapan tapi ga laku-laku." Egi menghina Dila.

Bara naik pitam karena Egi membawa Dila dalam masalah mereka. Dila tak bersalah disini. Bara tak terima istrinya direndahkan.

" Jaga bicara kamu! Dila tak ada hubungan dengan kita. Kamu jangan melibatkan dia dalam masalah kita."

" Bela saja wanita itu. Baru satu hari dia jadi istri kamu. Sikapmu sudah seperti ini padaku. Apa yang terjadi sebulan atau dua bulan kemudian? Bisa jadi kamu akan tergila-gila padanya dan kamu menggauli dia lalu menjadi lelaki straight."

" Jangan pernah mengucapkan omong kosong ini lagi. Aku anggap ucapan tadi tak pernah kamu ucapkan. Lain kali aku tak ingin mendengar kata-kata kotor ini keluar dari mulutmu. Jangan pernah libatkan Dila dalam masalah kita. Aku hanya bicara sekali. Jika kamu bicara diluar batas aku tak segan...."

" Tak segan apa? Tak segan membunuhku." Egi balik menantang Bara.

Bara lelaki ambisius dan berhati dingin. Ia akan melakukan segala cara untuk mencapai ambisinya. Dalam bisnis Bara tak segan menjatuhkan dan menghabisi saingan bisnisnya. Egi sangat tahu sifat kejam Bara.

" Aku tak perlu menjawabnya. Kamu sudah mengenalku selama lima tahun," ucap Bara dingin. Sikap dingin Bara membuat bulu kuduk Egi merinding.

Egi tak mau berakhir menjadi makanan ikan piranha peliharaan Bara. Terakhir Bara dan Dian membunuh seorang pengusaha gay karena melecehkannya. Pengusaha itu tertarik pada Egi dan ingin membawa Egi ke ranjang. Pengusaha itu diculik dan disiksa Bara. Tak hanya itu setelah menjadi mayat tubuh pengusaha itu dilempar Bara ke kolam piranha. Ikan amazon itu segera memakan tubuh sang pengusaha dan menyisakan tulang belulang saja.

" Aku kecewa sama kamu Bara. Kamu bukan Bara yang aku kenal. Kenapa kamu berubah secepat ini? Andai situasi dibalik aku yang nikah. Apa kamu bisa sabar? Coba jawab !" Egi mengguncang tubuh Bara.

Bara tak berkutik hanya diam membisu. Andai Egi yang menikah dan tidak memberi tahunya mungkin ia sudah mengacaukan pernikahan Egi.

" Kenapa diam Bara? Jawab aku! Ceraikan wanita itu secepatnya! Mari kita menikah di Belanda. Disana tak akan ada yang menghujat dan menghina hubungan kita. Akan aku tinggalkan semua yang ada di Jakarta asal bisa bersama kamu."

" Aku baru menikah dengan Dila. Aku tak mungkin menceraikannya secepatnya. Aku akan menceraikan dia tapi tidak sekarang. Terlalu cepat menceraikannya. Aku tak mau membuat Mamaku jatuh sakit."

" Kamu egois Bara. Kamu hanya memikirkan diri kamu dan keluarga kamu. Kamu pikir aku ga punya orang tua? Aku juga punya Bara. Jangan jadikan orang tua sebagai alasan. Kita lelaki dewasa. Orang tua tak perlu mengatur hidup kita lagi. Kita bebas menentukan hidup kita."

" Aku egois karena aku menyayangi kedua orang tuaku. Aku tidak mau mengecewakan mereka karena aku anak mereka satu - satunya."

" Secara tidak langsung kamu nyindir aku? Aku ga sayang orang tua." Egi mendorong Bara kasar hingga jatuh ke ranjang.

" Egi hentikan! " Bentak Bara dengan mata memerah. " Jika kamu ga bisa ikut apa perkataan aku. Aku ga segan menghabisi kamu."

" Setelah kamu menikmati tubuh aku. Trus kamu bisa buang kamu begitu saja? Tidak segampang itu Bara. Aku akan bongkar kebusukan kamu. Aku akan katakan pada istrimu jika kamu seorang gay."

Bara bangkit dari ranjang dan mencekik leher Egi hingga lelaki itu kesulitan bernapas.

" Jangan pernah menantang dan bermain api dengan Aldebaran jika kamu tak ingin terbakar."

Bara melepaskan tangannya dari leher Egi dan mendorongnya ke ranjang. Bara meninggalkan Egi dengan emosi.

Next chapter