webnovel

PENGGANTI

Aku menunggumu ....

Yah tapi menunggu adalah hal paling membosankan. Kenapa Jack tak membawa langsung wanitanya. Karena dia tau, Mom dan Daddynya sedang mengawasinya dan karena statusnya sebagai gay yang dia katakan pada keluarganya dia jadi harus main petak umpet setiap bermalam dengan wanita. Inilah alasan kamar di hotel ini tercipta. Kamar 1212, 1213, 1214. Sebenarnya saling terhubung tapi tak ada yang tau selain dia dan Joe. Inilah rutinitas yang di lakukan Jack dan Joe. Mereka akan masuk lewat kamar 1213. Dan masing-masing wanitanya, akan masuk ke kamar 1212 dan 1214. Dan duo J selalu keluar bersama lewat kamar 1213. Jadi siapapun yang mengikuti mereka akan kecewa karena tak kan ada yang bisamembuktikan mereka bermalam dengan wanita-wanita itu. Kecuali, tentu saja, jika para wanita itu membuka mulut. Tapi Jack juga mempunyai cara agar para wanita yang jadi ONS-nya tak membocorkan rahasianya. Dia selalu mensugesti para wanita-wanita itu agar menganggap bahwa hal itu akan membahayakan mereka jika sampai bocor. Yah, Jack selalu bersyukur akan bakat hipnotisnya itu.

Jack biasa menunggu wanita-wanitanya dengan tenang. Tapi entah dengan malam ini. Jack merasa tak sabar, bahkan juniornya sudah menegang sedari tadi, gara-gara efek baju merah dan punggung yang terbuka. Jack sudah tak sabar ingin mengelus, menjilat dan menciumi setiap jengkal tubuh mulus itu. Arrgghhh siaaallll ...!!! Jack menjambak rambutnya frustrasi karena libidonya yang bergejolak. Dia terus membayangkan gadis berbaju merah tadi, menggeliat dibawah himpitannya. Ayolah Jack, kau bahkan belum tau apakah gadis itu hebat di ranjang atau tidak!!, Katanya pada dirinya sendiri. Tapi walau seandainya gadis itu payah, Jack dengan senang hati akan mengajarinya sampai dia benar-benar mahir. Fix! Jack sudah tak tahan. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Berusaha mendinginkan tubuhnya yang membutuhkan pelampiasan.

Jack keluar setelah hampir satu jam, dan mendengar ketukan di pintu penghubung.

"Joe ada apa?" Jack mengernyit heran, tak biasanya Joe mengetuk pintu penghubung kecuali kalau sudah pagi.

"Aku pulang dulu?"

"Kenapa? Apa Bella tak memuaskanmu?"

"Oh, tidak. Dia luar biasa. Terutama bagian blow jobnya. Kapan-kapan kau harus mencobanya"

"Ok. Jadi??"

"Kau lupa? Aku harus kabur sementara ke Jerman sebelum Alex mengamuk. Dan kau jangan terlalu lama menikmati malammu. Kau juga harus segera menyusulku. Kalau tidak jadwalku bisa berantakan"

Jack mengacungkan dua jempolnya sebelum Joe menutup pintu penghubung itu. Baru Jack menguncinya terdengar pintu yang lain di ketuk. Aha!! Gadisnya sudah datang. Batin Jack senang. Well, kelihatannya gadisnya benar-benar tidak sabaran mendengar cara ia mengetuk yang tergesa-gesa. Jack membuka pintu tepat saat Ayu membalikkan badannya. Oh, sial!! Punggung itu lagi. Jack langsung bereaksi, begitu melihatnya. Ayu berbalik dan memandang Jack takjub. Jack tau dia tampan, dan tak sedikit wanita yang langsung bertekuk lutut begitu melihatnya.

"SIAPA?" Ucap Jack pura-pura.

"Eh ... aku ... itu Mbak Bella," jawab Ayu gugup.

"MASUK." Jack langsung membuka pintu lebar dan menggiring Ayu yang gelisah untuk masuk.

"JADI?" Jack memandang Ayu intense, dari atas ke bawah. Oh, damn it!! Dia ... Sempurna!, Batinnya.

"Aaaku ... Ituuu Mbak ... Bella." jawab Ayu semakin gugup karena mata Jack yang terus menatapnya seolah enggan berpaling. Yang Ayu tak tau adalah Jack sebenarnya sedang menanamkan sugestinya bahwa Ayu menginginkan Jack sebesar Jack menginginkan Ayu.

"KAMU GANTIIN BELLA?" Jack sudah tak sabar melihat kegugupan Ayu yang justru menggemaskan.

"Eh!!! B-bu-bukan!! Aku ...." Ayu mundur selangkah saat Jack mulai mendekat. Hingga akhirnya Ayu menempel di tembok.

"CANTIK." Jack mengelus pelan pipi Ayu. Mulus sekali batinnya.

"K-k-kamu mau ... apa?" Bolehkah Ayu panik sekarang, saat wajah Jack semakin dekat?

Melihat pipi Ayu yang merona merah mambuat Jack makin terangsang. Ditangkupnya wajah Ayu, dan di dekatkan wajahnya hingga bibirnya menempel sempurna di bibir Ayu. Jack tak terburu-buru, karena dilihat dari ciumannya, dia tau Ayu tak berpengalaman. Ayu bahkan menahan napasnya karena terpesona.

"BERNAPASLAH ...." Jack menggeram tak sabar merasakan penyatuan lidahnya. Ayu yang merasakan oksigen sudah hampir habis membuka mulutnya dan segera memasukkan lidahnya. Mengabsen satu perasatu gigi Ayu dan melumat bibirnya lembut. Ayu terengah. Belum pernah dia merasakan sensasi seperti ini. Badannya menggelepar panas. Kedua kakinya lunglai bagai jelly.

Jack merasa, tubuh Ayu semakin melorot. Ia segera melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Ayu dan merapatkan tubuhnya. Oh ... sial, dadanya terasa kenyal!! Jack semakin beringas menciumi Ayu. Sedang Ayu tak sadar sudah mengalungkan kedua tangannya dileher Jack seolah memberi izin pada Jack untuk melakukan apapun.

"Aaaaaaacccccchhhhhhhh." Jack merasa luar biasa. Gairahnya melonjak tinggi mendengar desahan lirih dari bibir ranum milik Ayu. Jack mengangkat Ayu dan menggendongnya tanpa melepaskan ciuman mereka. Ayu benar-benar terbakar. Dia belum pernah merasakan ciuman sedahsyat ini.

Ayu berusaha membalas ciuman Jack yang menyerangnya bertubi-tubi. Dia yang tidak pengalaman tentu saja kualahan karena Jack sudah memegang kendali. Ayu mencengkeram rambut Jack agar dia terus menciumnya. Ayu bahkan tidak sadar sudah mengeliat dan mengerang layaknya wanita haus belaian. Hipnotis itu sungguh dasyat, ayu tidak mampu menolah semua sugesti yang meracuni otaknya.

Ayu menginginkan kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang belum pernah dia rasakan. Kenikmatan yang seharusnya dia lakukan dengan suaminya kelak. Sebuah kenikmatan yang membuatnya melupakan semua akal sehat.

Ayu lupa dia punya keluarga kolot, Ayu lupa dia sudah punya tunangan dan tahun depan akan menikah. Ayu melupakan segalanya. yang Ayu tahu, lidah Jack terasa nikmat dan dia ingin menciumnya terus menerus.

Next chapter