Angelina sesak nafas. Ucapan Murni seperti bom ke hatinya. Ia tak menyangka Murni melamar dirinya untuk Richman. Wajah Angelina pucat seperti kertas. tubuhnya bergetar. Aditya bergerak menekan bell memanggil dokter, Murni mencegahnya. "Jangan!" Baik Aditya, Sarah dan Richman tercengang. Mereka jadi panik Kondisi Angelina memburuk, tetapi Murni melarang memanggil dokter.
Murni tahu bukan obat atau dokter yang diperlukannya. Yang sakit adalah psikologisnya. Angelina memerlukan obat yang lain, perhatian dan cinta.
"Biarkan saya berdua dengan Angelina!" Murni meminta mereka keluar dari ruangan itu, tidak kecuali Richman. Murni memandang suaminya memohon pengertiannya. "Percayalah, Angelina tidak apa-apa", dengan berat hati Richman keluar dari ruangan itu. Mulutnya terkunci. Ia tak tahu harus bicara apa, dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia tak mampu berfikir dengan jernih. Richman melangkah menuju Musholla. Tidak ada tempat baginya untuk mengadu, selain kepada Yang Kuasa.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com