webnovel

Bukan USB Ini

"Lalu, bagaimana Yunsoul dan Youngjoo bisa tinggal bersama?" Taeil bertanya lebih lanjut.

"Yang aku tahu, Youngjoo Noona bukan asal kota ini. Dia pindah ke sini karena pendidikan. Saat itu Youngjoo Noona tidak punya tempat tinggal. Kemudian bertemu dengan Yunsoul Noona. Aku juga tidak tahu bagaimana mereka bisa akrab. Yang jelas Yunsoul Noona mengajak Youngjoo Noona untuk tinggal bersamanya."

"Kalau begitu, Yunsoul berarti yang menempati rumah itu lebih dulu?"

Mark mengiyakan. "Sudah lama Yunsoul Noona tinggal di sini. Mungkin usianya 11 tahun sejak pertama tinggal di tempat ini. Sendirian."

Taeil tidak percaya. "Sendirian?"

"Iya. Aku juga mendengar kalau ingatan Yunsoul Noona sebelum berusia 10 tahunnya hilang."

"Maksudmu dia hilang ingatan?"

***

Ten bertugas mencari di kamar Mark, Taeyong mencari di kamar Yunsoul dan Youngjoo, sedangkan Doyoung mencari USB itu di luar kamar. Mereka membuka-buka lemari, laci, atau apapun yang tertutup. Di dalam kamar Yunsoul, sebuah boneka serigala dilihat Taeyong. Boneka itu, ia tahu darimana Yunsoul mendapatkannya. Sejenak Taeyong merasa cemburu. Namun, segera setelahnya ia kembali melakukan apa yang menjadi tujuannya.

Setelah belasan menit mencari, akhirnya Doyoung menemukan sesuatu.

Doyoung melihat sesuatu di atas lemari buku. Sebuah kotak putih yang di atasnya terdapat buku-buku. Doyoung meraih kotak tersebut dan mengambilnya. Kedua matanya menyelidik isi kotak tersebut yang terdapat kertas-kertas dan benda-benda kecil yang terbuat dari kayu. Doyoung memicingkan matanya melihat sebuah benda hitam berbentuk segi panjang.

"Cepat kemari!"

Seruan itu didengar Ten dan Taeyong yang lantas keluar dari ruangan kamar. Menghampiri Doyoung. Ia memperlihatkan sebuah USB yang ia temukan di dalam kotak putih tersebut.

"Yakin itu USB-nya?" tanya Ten, meragukan.

"Aku tidak tahu. Bagaimana kalau dibawa saja?" Doyoung meminta persetujuan Taeyong.

Tepat setelah mereka selesai mencari dan kembali duduk, Seseorang datang dan membuka pintu. Mereka melihat Youngjoo yang menunduk ketika mendorong pintu dan menutup pintu itu kembali. Suaranya terdengar.

"Mark, Aku pulang."

Tidak ada Mark yang menyahutinya. Youngjoo memperhatikan ada tiga pasang sepatu yang tergeletak di lantai. "Apa Mark membawa teman-temannya?" ucap Youngjoo sendiri, masih belum melihat ruang tamu.

Youngjoo pun mengambil langkah masuk ke dalam dan mengangkat pandangannya. Alangkah terkejutnya ia mengetahui para pemilik sepatu tadi. Youngjoo memandangi ketiganya dengan ekspresi terkejut.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Youngjoo menghampiri Taeyong, Ten, dan Doyoung yang sedang duduk.

Di saat itu datang Mark dan Taeil. Tampak kantong plastik yang berisi makanan ringan ditenteng Mark.

"Oh! Noona sudah pulang?"

Youngjoo menoleh pada Mark sekaligus juga meminta penjelasan kenapa ada keempat teman kelasnya di rumah ini.

"Taeyong Sunbae dan teman-temannya kemari untuk berkunjung ke sini," ucapnya pada Youngjoo. Mark meletakan makanan ringan yang dibeli tadi di atas meja di depan Taeyong, Ten, dan Doyoung duduk. "Ini cemilannya."

"Terima kasih, tapi kami mau pulang saja." Taeyong berdiri, diikuti juga Ten dan Doyoung.

"Huh? Tapi, kalian baru sebentar di sini. Aku juga baru membeli makanan." Mark mencegah.

"Tidak apa-apa. Kami baru ingat kalau kami ada janji," ucap Taeyong beralasan. "Ayo," ajaknya pada Ten, Taeil, dan Doyoung.

Setelah kepergian mereka, Youngjoo melirik Mark. "Kenapa kau membawa mereka ke sini?"

"Sudah kubilang bukan aku yang mengajak mereka, tapi mereka yang mau datang ke sini. Masa aku bilang jangan, Noona."

"Sudahlah." Youngjoo menghela nafas. "Untuk apa mereka datang kemari? Aneh," ucap Youngjoo dalam hati.

***

"Sudah kubilang untuk tidak datang lagi." Guru Cha berucap di ambang pintu pada seorang murid perempuan.

Sejak kejadian yang dipergoki Youngjoo, Guru Cha memutuskan untuk menjauhi Sojin. Bukan lantaran tidak ingin hubungan yang terlarang itu diketahui sekolah. Namun, Guru Cha tidak lagi membutuhkan Sojin. Murid perempuan itu tidak menarik lagi baginya. Kini yang dia incar adalah Youngjoo.

"Aku sudah bicara dengan Youngjoo. Dia bilang tidak akan menyebarkan kejadian itu."

Guru Cha menepis tangan Sojin yang akan menyentuhnya. "Semuanya sudah berakhir, Sojin. Pulanglah."

"Jangan memperlakukanku seperti ini." Sojin menangis. "Aku akan melakukan apapun untukmu. Aku akan melakukan segala. Tolong, jangan menjauhiku."

Guru Cha menatap Sojin, senyum tergambar pada wajahnya. Lantas berkata dengan nada datar. "Kalau begitu, kenapa kau tidak mati saja?"

Sojin amat terkaget mendengarnya. Permintaan itu dengan mudah diucapkan Guru Cha, orang sangat disukainya.

"Bagaimana? Kau bisa memenuhi permintaanku?"

Sojin terlihat ingin menangis. Berbeda sekali dengan Guru Cha yang memunculkan lengkung bibir di wajahnya.

***

Doyoung dan Taeyong duduk di tempat yang sama. Di depan mereka ada sebuah laptop yang menyala. Taeil dan Ten berada masing-masing sebelah Doyoung dan Taeyong. Mereka sama-sama ingin mengetahui isi USB yang telah ditemukan. Apa benar USB itu atau bukan. Besar harapan mereka kalau USB itulah yang tersimpan data tentang Blackmoon dan Crs-Light.

Taeil sendiri merasa tidak yakin. Entah kenapa ia memperkirakan kalau USB itu sekarang tidak ada di rumah Yunsoul, Youngjoo, dan Mark.

Tangan Doyoung memasukkan sebuah USB pada laptop yang disimpan di atas meja. Dia mulai membuka isi dalam USB itu setelah USB tersebut terdeteksi.

"Ah..." Doyoung mendesah panjang.

"Bagaimana? Ada?" Taeyong bertanya.

Doyoung menggeleng. "Tidak ada." Yang Doyoung temukan dalam USB itu hanya foto-foto dan berkas tugas.

"Cari lebih teliti," saran Taeyong.

Doyoung mencari kembali file yang sangat dibutuhkan. Nihil. Tidak ada setelah Doyoung melihatnya dengan seksama.

"Tidak ada. Bukan USB ini," tutur Doyoung. Ada nada kecewa dari ucapannya.

"Ah!" Ten memegang kepalanya yang tidak sakit. Lalu mengungkapkan kekesalannya. "Bagaimana ini? Kita harus lebih dulu menemukan USB itu. Sebenarnya di mana mereka menyimpan USB itu?"

"Yunsoul," gumam Doyoung. Ia menatap ketiga temannya. "Mungkin USB itu dibawa Yunsoul."

Taeyong tampak berpikir kemungkinan yang dikatakan Doyoung.

"Betul. Yunsoul pasti membawa USB itu," ungkap Ten sependapat dengan Doyoung. "Tapi, di mana dia sekarang?" Ten melihat pada Taeil. "Apa Mark memberitahu lebih rinci di mana Yunsoul?"

Taeil menggelengkan kepalanya. "Dia tidak mengatakan itu."

"Kenapa Mark dan Youngjoo tidak memberitahu letak persis keberadaan Yunsoul? Seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi, apa? Apa USB itu?" pikir Taeyong.

Di mana sebenarnya Yunsoul berada sekarang. Hal itu juga dipikirkan Taeil. Ia mengingat lagi percakapannya dengan Mark saat duduk di luar minimarket. Dia cukup terkejut mengetahui fakta kalau Yunsoul kehilangan ingatannya. Tapi, kenapa ia terlihat baik-baik saja. Taeil tiba-tiba juga teringat dengan sesuatu yang diucapkan Yunsoul ketika ia bangun dari tidurnya di ruang perpustakaan waktu itu.

"Busan. Apa Yunsoul ada di sana?" Taeil berucap dalam hati.

***

ตอนถัดไป