webnovel

Kembali ke Sekolah

Sepulangnya Youngjoo dan Mark, kini hanya ada Hansol yang menemaninya. Sudah larut malam, Hansol juga sudah tidur. Namun, Yunsoul masih terjaga. Ia mencoba memejamkan matanya. Nihil. Ia tidak bisa tidur. Seperti ada yang mengawasinya dari kaca di pintu ruangan. Yunsoul melihat ke arah itu dan setiap ia melihat ke arah sana, selalu tidak ada apa pun.

"Aku tidak salah melihat. Aku pikir aku melihat sesuatu tadi," batinnya berkata sambil melihat ke arah pintu.

Kepayahan. Yunsoul beranjak dari ranjangnya. Tanpa berniat membangunkan Hansol yang terlelap di sofa, Yunsoul berjalan perlahan. Ia masih kuat meski sedikit rasa sakit kambuh di bagian perutnya.

Tangan kanannya memegang kenop pintu, sedangkan tangan kirinya masih menyentuh pelan bagian perut yang terluka. Yunsoul tidak melihat siapapun setelah membuka pintu. Rasa penasarannya membuat ia keluar dari ruangan. Koridor ruangan sudah tidak ada lagi orang, baik perawat pun. Yunsoul melihat ke arah kiri lalu kanan.

Nafasnya terhembus lega setelah memastikan tidak ada siapa pun. "Mungkin aku salah lihat."

Wajahnya seketika terkaget saat ia berbalik. Yunsoul mendapati seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. "Kau membuatku kaget," ucapnya. "Apa yang kau lakukan di sini, Winwin?"

Disebut namanya, Winwin menghampiri. "Aku sedang memastikan sesuatu."

"Memastikan... apa?" Yunsoul tidak paham.

"Bukan apa-apa." Winwin tersenyum. "Kau sudah baikan? Kapan kau kembali ke sekolah?" Winwin sebentar memperhatikan tangan kiri Yunsoul yang menyentuh bagian perut.

"Sekitar beberapa hari lagi."

"Masuklah. Kau harus istirahat," ujar Winwin sambil membukakan pintu ruangan.

"Tapi, aku keluar karena mengecek sesuatu. Aku pikir ada yang mengawasiku terus dari pintu ini." Yunsoul akhirnya menceritakan hal sebenarnya pada Winwin.

"Tenanglah. Tidak akan ada lagi hal seperti itu di sini. Aku bisa menjaminnya."

"Apa?" Lagi, Yunsoul tidak mengerti dengan jawaban Winwin.

"Sudahlah. Kau harus istirahat."

Karena dipaksa Winwin, Yunsoul kembali ke ruang di mana ia dirawat. Yunsoul yakin kalau yang ia merasa diawasi bukanlah dari Winwin, tapi kenapa malah pemuda itu yang datang padanya?

Di luar ruangan, Winwin berkata sendiri. "Vampire Worshipers. Seharusnya mereka tidak akan berani lagi datang ke sini." Winwin jadi ingat ancamannya pada dua orang yang mengawasi Yunsoul dari kaca pintu tadi –sebelum gadis itu keluar ruangan.

***

Beberapa hari kemudian...

Yunsoul memutuskan untuk masuk sekolah. Dia sudah merasa lebih baik. Lukanya sudah sembuh. Untungnya tusukan itu tidak dalam sehingga Yunsoul masih bisa selamat. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang mengusiknya. Tentang siapa orang-orang di desa itu. Kenapa mereka membunuh perempuan itu? dan apa yang sebenarnya mereka lakukan saat itu? Benarkah pendapat Yunsoul kalau mereka sedang melakukan sebuah ritual sesembahan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu ada dalam pikirannya.

Bersama sahabatnya, ia dan Youngjoo beriringan berjalan ke kelas.

"Kau tidak usah memaksakan masuk sekolah, Yunsoul."

"Aku sudah baikan, Youngjoo. Kau jangan khawatir begitu. Aku ini sangat kuat, kau tahu kan," timpal Yunsoul sembari tersenyum.

Yunsoul memasuki kelasnya. Di ambang pintu ia terdiam melihat kedelapan laki-laki yang ada di kelasnya. Yunsoul teringat kejadian sebelum ia tidak sadarkan diri. Mereka bertarung dan apa yang mereka perebutkan masih belum Yunsoul ketahui –sepertinya bukan perkelahian anak muda semata.

Beberapa dari mereka menoleh ke arah pintu ketika menyadari kedatangan Yunsoul. Perempuan itu menatap orang-orang yang melihatnya. Akan tetapi, tidak berlangsung lama. Yunsoul segera mengalihkan pandangannya kemudian berjalan menuju mejanya.

***

Selesai menyimpan sebuah buku di lokernya, Yunsoul kembali menutup pintu loker. Tidak disangka seorang pemuda bersandar di sisi lokernya. Ia melihat Jaehyun yang berlipat tangan di dada dan sedang melihat ke arahnya.

Yunsoul menyadari tatapan para siswa lain di sekitarnya. Lagi, Yunsoul tidak mau salah paham kembali terjadi hanya karena ia terlihat dekat dengan Jaehyun sehingga Yunsoul pun mengabaikan pemuda tersebut.

Namun, langkahnya tertahan mendengar pertanyaan Jaehyun. "Kau sudah sembuh?"

Yunsoul menoleh. "Kau lihat aku di sini berarti aku sudah sembuh," jawabnya agak ketus.

Jaehyun hanya tersenyum mendengar jawaban Yunsoul dengan nada begitu. "Jangan terlalu percaya diri. Aku bertanya bukan karena aku peduli. Aku hanya ingin tahu gadis seperti apa yang disukai Taeyong."

"Apa? Gadis yang disukai Taeyong?"

"Saat kau pingsan, malam itu. Taeyonglah yang menolongmu."

"Hanya karena dia menolongku, apa itu disebut dia menyukaiku? Kau terlalu berpikir sempit."

Jaehyun tidak merespon. Kembali Yunsoul berbicara. "Mengingat kejadian waktu itu. Kenapa kelompokmu berkelahi dengan kelompok Taeyong?"

Kali ini sorot mata Jaehyun dingin. "Itu bukan urusanmu. Berhentilah mengurusi orang lain, Kim Yunsoul. Kecuali kau ingin celaka."

Yunsoul terheran dengan Jaehyun yang langsung pergi setelah ditanyai tentang perkelahian itu, bahkan ia tidak menjawab pertanyaan. "Dia aneh."

***

Ini adalah pertama kali lagi setelah Yunsoul dirawat, ia dan Youngjoo bisa pulang bersama. Sesuai dengan janji mereka pada Hansol bahwa malam ini mereka akan menemui klien dan menyerahkan kunci yang sudah mereka temukan.

Youngjoo ingin menghubungi Hansol, tetapi ponsel yang telah dicarinya beberapa saat tidak ditemukan. Padahal mereka sudah dalam perjalanan pulang dengan menggunakan bis.

"Yunsoul, ponselku sepertinya tertinggal di kelas." Youngjoo bertutur sambil tetap mencari-cari di dalam tas sekolahnya.

"Lalu?" Yunsoul malah merespon santai.

"Temani aku mengambilnya," ujar Youngjoo. Ada nada panik.

"Besok saja kau mengambilnya. Bus ini tidak berhenti di sini, Youngjoo. Halte berikutnya masih jauh."

"Tidak, aku harus mengambil ponselku sekarang. Kalau hilang bagaimana?"

Yunsoul menyerah. Ia menuruti permintaan Youngjoo dan mengikutinya yang berjalan ke arah kemudi. Awalnya sang supir menolak dan mengatakan kalau tidak bisa menurunkan mereka sekarang. Namun, bukan Youngjoo namanya kalau ia kalah dalam adu argumen.

Bus pun berhenti. Youngjoo dan Yunsoul turun dan mendapat omelan dari sang supir karena meminta turun bukan pada tempatnya. Yunsoul meminta maaf. Bus pun melaju. Supir bus melanjutkan mengemudikan kendarannya dengan menggerutu.

"Bagaimana sekarang? Masa iya kita jalan kaki ke sekolah?"

Belum dijawab. Youngjoo sudah memulai langkah dan mempercepat jalannya. Yunsoul menarik nafas melihat tindakan sahabatnya itu. "Tunggu, Youngjoo!"

Sampai di gerbang , keduanya mengatur nafas akibat berjalan jauh kembali ke sekolah. Yunsoul yang baru sembuh seketika merasa ia akan sakit kembali karena mengikuti Youngjoo. Mereka melihat keadaan sekolah dari depan gerbang, sudah sepi dan waktu petang hampir habis.

***

ตอนถัดไป