webnovel

Idiosyncracy:Memetakan Budaya Warga eIndonesia

Sulit memang mendefinisikan budaya sebuah bangsa. Apalagi dalam ranah di mana kita tidak saling bertatap muka secara langsung dan hanya berbicara melalui chat. Sementara, progresi tren budaya dari RL yang saat itu tengah ngetop muncul dan datang silih berganti: mulai dari band aura kasih  maho  ih waw!  Lanjutkan!  Mbah Surip  Cicak dan Buaya  Opsi A  entah apa lagi...

Tapi selalu ada sesuatu yang merupakan ciri khas warga eIndonesia yang bertahan dan benar-benar membuat bangsa-bangsa lain di dunia cuma bisa geleng-geleng kepala… atau malah ikutan meniru ulah warga eIndonesia. Berikut beberapa ciri budaya kita:

• Warga eIndonesia selalu melaksanakan Budaya Pertamaxxx! (Lihat suplemen di penghujung Bab ini).

• Warga eIndonesia tidak ketawa normal dengan: hehehe, hahaha, hihihi, teeheehee (ketawa impor), atau haw haw haw (impor #2), melainkan dengan wkwkwkwk (baca: wakakakaka). Kalau ketawa jahat (evil laughter) mereka memakai istilah baru: xixixixixixi (baca shishishishi) atau khas pengarang sendiri: mwahahaha, quahahahaha, dan pancahahahaha.

• Kalau menyatakan tidak setuju atau kesal kata: Bah! Sangat populer. Tapi kadang-kadang muncul juga aspek sok-bule kita seperti "Wtf?", "Wth?", dll.

• Warga eIndonesia yang baik kalau bikin artikel tidak bisa di-google translate (diterjemahkan dengan alat bahasa Google). Kebanyakan bahasa asing yang muncul di artikel di eRepublik seperti Hungaria, Rumania, Spanyol, Perancis, dan Italia ternyata kalau di-Google-Translate bisa mengungkapkan sebagian besar maknanya bahkan kadang sangat jelas (meski emang translatetan Google jauh dari sempurna). Tapi kalau warga eIndonesia nulis artikel, susah amboi nerjemahinnya, kerana banyak pake bhs gak formal kaya gini. Org asing bs gila mo bc artikelnya ane-ane dan agan-agan sekalian wkwkwkw!

• Warga eIndonesia suka acara eNikah. Kalau ada nikahan mereka menyebarkan undangan acara resepsi di IRC, lengkap dengan panitia pernikahan, ePenghulu, eSaksi, eReporter, kadang-kadang kalo nikah ama bule pake ePenerjemah, terus pake eMahar buat sang istri, bagi-bagi suvenir kepada tamu yang hadir kaya bagi-bagi sembako, dikasih eAmplop sama donator. Kadang pejabat negara kalau mau eMarried, maharnya bisa berupa janji mendapatkan sebuah region: kaya West Siberia atau Hawaii 

• Budaya Debus, Tawur, dan Jail. Menggunakan command: /me pentung A, /me cubit B, /me bakar room #pwb, dll. Menghidupkan suasana dengan menghidupkan api di tempat yang tak pantas, mementung (tanda mesra) lawan-lawannya, termasuk membeli ikan trout pelangi buat mengentaskan hasrat menggebuk.

• Budaya Begadang di irc. Rajin dan setia menungguin jatah Tanking sampe jauh malam sambil ngobrolin hal-hal aneh, seperti lendir, jayus, dan macem-macem.

• Budaya yang kurang baik (terutama di IRC) yaitu bagi yang masuk #erepindo, terus pengen masuk talk gak tau passwornya-nya, dia pasti tereak2, "PM dunks pass-nya...". Setau saya, dia bisa pm sendiri op yang ada waktu itu dan dijamin dapet jawaban :P (merujuk ke orang2 yang karena frustrasi keburu ngetik sama yang malas pengen di PM orang laen wkwkwk)

• Tiap masuk room gak nyimak topic roomnya, jadi tetep aja nanya, "Eh hari ini perang di mana ya?" padahal link battle dengan nyamannya nongkrong di topic :P (Budaya malas membaca)

• Banyak Presiden dan rekanan kabinet lebih demen curhat dan chat ama bule karena budaya kita kurang menghargai jerih payah orang sendiri dan kerja pemerintah. (Masak sama kayak Indonesia RL?)

• Budaya bangsa: Makin diinjek makin trengginas, baru bersatu kalo lawan invasi asing. Sebelum itu, weleh adu mulut dan berantem antar faksi :D (kaya polis-polis Yunani zaman dulu).

• Sering Curcol alias curhat colongan via comment artikel, chat, forum, dkk. Terutama presiden :)

• Jarang ada presiden dua kali masa jabatan. Mengutamakan regenerasi alasannya, padahal sekali jadi presiden ogah jadi presiden lagi!

Budaya Pertamaxxx : Meme khas eIndonesia

Meme (baca: mim, bukan mimin) adalah suatu ide atau gagasan yang entah kenapa saking menariknya diulang-ulang terus dan beranak-pinak dengan sendirinya. Misalnya: kata cicak dan buaya adalah Meme yang berkembang karena dianggap menarik dan aneh perihal pertentangan Polisi dan KPK .

Meme Pertamaxxx ini adalah bukti kebanggaan dan ciri khas Budaya yang hidup dan terus berkembang. Dalam eRepublik sendiri, bangsa eIndonesia berhasil menanamkan pertamaxxx sebagai budaya luar biasa dengan cara memperawani setiap artikel baru yang muncul dengan kata pertamaxxx (tiga x), keduaxxx, ketiaxxx, keempaxxx, dan klimaxxx, sampai keberapaxxx, kepiroxxx, dll.

Orang-orang non-eIndonesia di dunia eRepublik kontan bingung, pusing, marah, dan tidak mengerti kenapa berita yang mereka bikin bagus-bagus dihajar pertamaxxx sampai klimaxxx.

Seorang warga menjelaskannya dengan indah, hingga akhirnya malah bule-bule ikut memakai pertamaxxx, bahkan memasarkan sendiri brand mereka seperti: Firstmaxxx, secondmaxxx, pizza, matza, Hamburger, Macburger, dll.

Tapi tetap saja pertamaxxx yang paling keren. Pertamaxxx adalah keberhasilan budaya. Pertamaxxx harus dilestarikan "Belakangan di eIndonesia, muncul sebuah kebiasaan unik diantara penduduknya, lomba menjadi yang pertama memberikan komentar. Hal ini ditandai dengan munculnya kata "Pertamax" di komentar pertama pada sebuah artikel baru, yang sering diikuti munculnya "keduaxxx" dan "ketigaxxx" dan seterusnya.

Hal ini bahkan sampai mempengaruhi beberapa orang eAustralia yang ikut-ikutan Pertamaxxx. Juga banyak bule-bule lainnya dalam bentuk Firstmaxxx!, Secondmaxxx, dan Thirdmaxxx!

Asal Mula Pertamaxxx

"Pertamax" membentuk kata yang mengingatkan pada merk lokal bensin bermutu tinggi yang diproduksi Pertamina. Bensin Pertamax muncul sebagai penerus Premix. Bebas timbal dan memiliki nilai oktan yang tinggi (92), Pertamax dapat dengan mudah ditemukan di kebanyakan stasiun pengisian bahan bakar umum di Indonesia, yang menyebabkan merk ini mudah dikenal diantara masyarakat Indonesia. Sering kali, selain "Pertamax", beberapa orang akan menge-post "Pertamax Plus", yang merupakan salah satu sub-merk dari Pertamax yang memiliki nilai oktan yang lebih tinggi (96). Kadang-kadang muncul pula komentar "BioPertamax" yang merupakan sub-merk lain dari Pertamax yang mengandung etanol sebagai zat aditif.

Budaya ini selaras dengan keinginan banyak orang eIndonesia, mengejar cita-cita tinggi untuk menjadi yang pertama. Diperkirakan akan muncul komentar Pertamax di bawah.

Di eIndonesia ada sebuah organisasi non profit yang mengaku sebagai sebuah organisasi formal untuk komentar Pertamax, yang dinamai PERPAKIN (Persatuan PertamaXXXer eIndonesia), yang biasanya "mengesahkan"/"mendorong" komentar Pertamax."

—Koran Draconins Quest, draconins dikutip juga di Koran Hanacaraka, suro samidji

ตอนถัดไป