Arnest yang kurang mengerti percakapan Karin dan Lana, hanya melihat Lana menangis kemudian mendekati Lana dan mengusap air mata Lana.
"Lana, Lana kenapa harus takut? Ayah Lana sudah tenang di alam sana, dan Tuhan lebih sayang sama Ayah Lana. Kalau Ayah Lana tahu Lana menangis sedih di sini Ayah di sana juga pasti sedih." ucap Karin memeluk Lana dalam dekapan Karin.
Lana terdiam dalam pelukan Karin. Arnest mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan di berikan pada Lana.
"Kata Momy, kita tidak boleh menangis biar airmata kita tidak habis." ucap Arnest menatap Lana ikut sedih.
"Ya benar... Arnest sayang." ucap Karin sedikit tersenyum melihat Arnest yang masih kecil dan begitu polos di bandingkan Lana yang sudah berusia tujuh tahun.
"Sekarang Ayah Lana ada di mana?" tanya Karin ingin tahu kamar Ayah Lana.
"Ada di sana, tapi Ayah sudah di bawah pergi oleh Suster-suster itu." ucap Lana dengan mata sembab sesekali menghapus air matanya dengan sapu tangan pemberian Arnest.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com