webnovel

Terima kasih Khristal..

Gue kepikiran sama ucapan reigns seminggu yang lalu, jujur gue belum berani katakan itu sama sera, gue takut menyinggung perasaannya.

Gue tahu itu terbaik untuk sera dan benar apa yang dikatakan reigns, reigns hanya ingin sera sembuh begitu juga gue karena gue belum siap suatu saat kehilangan sera.

Kalau gue diposisi sera mungkin gue juga stres kayak dia, disuruh mengangkat rahim namun disatu sisi masih ingin hamil. Tapi kembali lagi seperti dikatakan reigns, masih banyak menginginkan sera hidup lebih lama bersama kita.

Baiklah gue hari ini akan ke rumah sera, mumpung suami gue kerja dan shalona sekolah, gue akan membawa dean ke rumah sera.

"gue akan mencoba bicara sama sera.." ucap lirih gue kemudian bersiap untuk  pergi ke rumah sera.

Dan akhirnya taxi kita sampai juga dirumah sera, gue pun turun dari mobil lalu masuk ke rumahnya.

Tok..tok..tok..!!

"sera..sera.."

"sera, duh dia di rumah ga ya?"

"sera, Ini gue khristal, sera.."

"huh!! mungkin bener dia ga dirumah." gue pun mencoba menelpon dia, namun...

Prank..prank..prank..!!

Degh!! gue langsung kaget, itu suara benda jatuh dari dalam rumah, gue mendadak panik.

"berarti sera di rumah.." pikir gue.

"sera...sera..buka pintunya.." teriak gue sambil ketuk pintunya.

"sera..sera..Ya Tuhan dia kenapa ya." panik semakin menjadi.

Gue pun langsung lari ke halaman belakang dengan masih menggendong dean, siapa tahu pintu kacanya ga terkunci.

Dan bener aja pintunya ga terkunci, aku pun langsung masuk ke dalam mencari dia di tiap ruangan namun ga ketemu, mungkin dia di kamarnya.

Aku pun berlari naik tangga namun belum sampai lantai dua kaki gue berhenti dan gemetaran, gue dikagetkan sama sera yang tergeletak di depan kamarnya dengan keadaan lemas.

Hati gue nyesak melihat kondisi dia bahkan air matakm gue menetes. Dia begitu rapuh, wajahnya pucat dan dia..dia..muntah darah.

"sera..." lirih gue lemas.

Dia hanya melihat gue dengan tatapan sedihnya, dia menangis, sesekali dia hapus darah dari mulutnya.

"sera, ya Tuhan sera.." ucap gue dengan air mata mengalir.

Gue langsung menurunkan dean lalu menghampiri sera dan membantunya berdiri, hati gue ikut sakit melihat dia.

"sera, plis jangan sakit.." ucap gue sambil membawa dia kembali ke kamarnya bahkan membaringkan dia di kasur. Dia hanya menangis saja, gue membawa dean ikut masuk ke kamarnya.

"lo semakin parah sera, gue ga mau lo tersiksa seperti ini." sambil genggam tangannya.

"gu..gue..gue gapapa kok khris, gue hanya kecapekan aja kok, ga usah khawatir ya." ucapnya dengan senyum, aku pun menggeleng tanda ga percaya sama ucapannya.

"lo jangan bohongin gue lagi sera, gue tahu penyakit lo udah menyebar, reigns udah cerita sama gue."

"dasar reigns.." ketusnya.

"bentar ya, gue bersihkan dulu darah yang berserakan di lantai dan tunggu ya gue mau bawakan minuman hangat buat lo."

"ga usah khris, jangan repot gitu."

"huh!! sera kita udah keluarga bukan? jadi kita saling menolong, titip dean bentar ya."

"tap_"

"dean, mama ke bawah dulu bentar ya, kamu jaga tante di sini ya sayang."

"mamama.." gue pun tersenyum lalu langsung ke bawah.

Menyiapkan teh hangat sama dia dan menyiapkan baskom berisi air hangat juga untuk membersihkan wajah dan tangannya yang terkenan darah.

Percayalah saat di dapur pun gue masih meneteskan air mata, gue ga tega lihat dia. Kenapa dia harus menderita kayak gini?

"hiks..hiks..lo harus sehat sera, lo harus sembuh."

"hiks..gue belum mau kehilangan sahabat kayak lo, gue sayang sama lo sera, pliss..lo harus kuat, lo harus sembuh."

"gue..gue..hiks gue ga sanggup lihat kondisi lo, gue ga sanggup betapa tersiksanya lo sekarang."

"kita semua sayang sama lo, hiks..hiks..bertahanlah sera. Bertahan demi orang yang menyayangi lo."

gue pun langsung menghapus air mata ini,  menarik nafas kuat dan mencoba rileks. Gue ga mau terlihat sedih depan dia, gue pun membawa teh sama baskom ini ke atas.

Begitu gue di lantai 2 tepatnya depan kamarnya, hati gue terenyuh lagi. Pemandangan ini sungguh terharu tapi sedih juga.

Gue melihat dean mengusap pipi sera dengan sayang, sesekali sera ketawa dengan sikap dean namun air matanya mengalir. Dia juga membalas mengusap pipi dean.

Dan ucapan sera kembali membuat hati gue remuk. Bagaimana tidak...

"dean, makasih sayang udah nemani tante di sini." dean ga ngerti ucapannya namun dia terus memberikan senyum manis pada sera.

"mama sama papa sangat beruntung memiliki anak kayak kamu dan kakak sha, kalian anak baik.." air mata gue kembali jatuh melihat interaksi sera dan dean.

"tante sedih sayang, tante belum punya anak selucu kalian. Tante..tante pengen punya anak, trus tante pengen dipanggil mama sama anak tante nantinya." sera masih mengusap pipi dan kepala dean.

"tapi tante takut nak.., tante takut akan meninggalkan kalian semua. Tante takut pergi dari kalian semuanya."

Gue ga sanggup lagi mendengar kelanjutan ucapan sera, aku menghapus kasar air mata ini dan langsung masuk ke dalam.

"makanya cepat sembuh donk mami, kan dean pengen bermain sama mami lagi." gue akan mengabulkan permintaan dia yang ingin dipanggil mama namun karena itu panggilan anak-anak sama gue jadi gue memilih memanggil dia mami saja.

"khristal.." gue pun tersenyum dan membawa dean ke pangkuan gue.

"diminum dulu tehnya ya.." gue memberikan gelasnya dan dia pun meminumnya.

"makasih khris.."

"iya sama-sama, lo harus kuat ya..cepat sembuh. Supaya dean bisa main-main sama maminya."

"khris, lo? lo dengar_"

"he em, maaf gue mendengar omongan lo sama dean. Kalau itu yang lo inginkan, lo bisa menganggap dean dan shalona jadi anak lo."

"khris.." lirihnya terharu.

"anak gue kan anak lo dan julia juga bukan?" dia cuma diam.

"dean dan sha akan memanggil lo mami, lo jadi mami buat anak-anak gue. Lo maukan jadi mami buat mereka? dan james jadi papi buat mereka, maukan?"

"hiks..hiks..khris..ma..makasih, maaf gue ga ada maksud mem_"

"sshuutt, ini kemauan gue sendiri asal lo harus sembuh untuk dean dan shalona juga loh." ucap gue tersenyum, dia pun mengangguk.

"nah gitu donk, yaudah nih dean duduk di samping mami ya, mama mau bersihkan wajah mami dulu nih." gue meletakkan dean samping sera.

Gue pun mengambil handuk kecil yang udah disiapkan untuk ngelap darah di wajah dan tangan sebelahnya. Dengan sangat pelan dan lembut gue membersihkannya.

Dan selama gue membersihkan dia, dia hanya menatap gue sesekali terdengar juga isak  dari bibirnya, gue memahami itu.

Gue juga menggantikan bajunya dengan yang baru, mengikat rambutnya bahkan membedakkan dia dan ga lupa kasih lipstik, dia tampak lebih fresh sekarang.

"duhh, cantiknya mami dean." dengan gaya kagumnya.

"hehehehe, makasih mama krhistal." kekehnya.

"duh, senyumnya lagi manis baget euu.." dia pun semakin tersenyum, lalu dean tiba-tiba meluk sera.

"eh.." kaget sera.

"so sweet sekali sih nak.., tuh lihat dean meluk lo, dean aja ingin lo sembuh."

"khristal, makasih ya..makasih udah nolongin gue, bahkan lo udah ngurus gue hari ini."

"kita keluarga sera..." dia pun mengangguk senyum.

"tunggu ya, darah lo di lantai belum gue bersihin, bentar ya."

"khris.."

"udah gapapa sera.."

Gue tahu dia ga enak sama gue, sampai darah dia aja gue yang bersihkan, tapi siapa lagi yang bereskan kalau bukan gue. Lagian gue ga keberatan kok dan akhirnya selesai juga.

"eh, dean tertidur ya.." saat kembali bersama mereka.

"iya, dean keenakan dipeluk maminya, hihihi.." akhirnya terucap juga kata mami dari bibir sera, gue  pun tersenyum.

"kamu harus sembuh ya.." ulang gue.

"hemm, james belum tahu juga penyakit lo ini?" tanya gue hati-hati.

"belum dan ga akan gue kasih tahu sama dia. Gue ga mau dia terbebani dan merasa bersalah sama gue."

"sampai kapan lo merahasiakan ini sama james? gimana kalau suatu saat dia akhirnya tahu penyakit lo, bukannya itu akan membuat dia marah hem?"

"makanya jangan ada yang kasih tahu dan penyakit gue hanya lo dan reigns yang tahu."

"keras kepala banget sih lo.." kesal gue, dia hanya kekeh aja.

"bisa ya james sampai sekarang ga curiga sama lo ya? dan apa lo ga pernah kayak gini depan dia?"

"bisa kok, kan gue tiap hari bedakan udah gitu harus sesuai dengan kulit gue, intinya ga pucatlah."

"gila lo ya, dramanya segitunya, ckckck.."

"kalau ga gitu dia bisa curigalah dan gue juga berusaha menahan mual di depan dia. Kalau gue merasa darahnya mau keluar, gue berpura ke kamar mandi."

"huft, tersiksa banget sih lo sera.." ucap gue sedih.

"dan, apa..apa lo masih belum mau angkat rahim ser?"

"khris, pliss jangan bahas itu lagi ya. Lo kan tahu gue ga akan bakalan mau lakukan itu."

"tapi_"

"khris, temani gue..temani gue memainkan drama ini depan james. Rahasiakan semua ini, plis.."

"tapi sera_"

"gue mohon khris, cuma lo teman gue untuk melewati masalah ini."

"huft, oke-oke gue akan nemani lo."

"makasih khris.." gue pun mengangguk.

"udah jam 11 ternyata, gue pulang dulu ya. Dirles dan sha sebentar lagi akan sampai ke rumah."

"oh, iya gapapa.."

"tapi lo gimana sera? gapapa gue tinggalin?"

"gapapa khris, gue istirahat bentar aja pasti udah agak enakan kok, lagian james hari ini pulang sore kok."

"oh, yaudah gue pulang ya. Deannya pergi dulu ya mami."

"hehehe, iya...hati-hati ya kalian."

Gue pun mengangguk lalu meninggalkan rumah sera, gue udah sedikit tenang dibanding tadi lihat dia berantakan gitu.

Namun, gue sedih karena gagal membujuk dia untuk angkat rahim. Jujur, gue berharap james akan mengetahuinya.

~••~••~

(Sera ya ampunnn...😱😱😩😢😥

untung khristal datang ke rumah. Yeah, dean punya mami donk ya 😊😂)

22/11/19

ตอนถัดไป