Namaku Park Chunghee yang memiliki arti adil dan patuh. Nama ini diberikan oleh ibuku yang meninggal saat aku masih berumur lima tahun karena sebuah kecelakaan. Seminggu setelah kematian ibuku, ayahku meninggalkanku, dan hingga saat ini, aku tidak pernah berjumpa dengannya atau pun mendengar namanya lagi.
Aku pernah mencoba untuk mencari tahu di mana ia berada; dengan bertanya kepada orang-orang yang mengenalnya namun sia-sia. Dengan informasi samar-samar yang aku miliki, itu tidak menghasilkan informasi apa pun.
Aku tidak tahu mengapa ayahku meninggalkanku ketika aku masih membutuhkan ia di sampingku.
Seorang wanita?
Ataukah ia merasa tertekan karena kehilangan istrinya?
Aku tidak yakin.
Dalam situasi ini, Aku dibesarkan oleh nenekku yang tinggal di Sokcho, sebuah kota yang terletak di timur laut Korea Selatan. Dialah yang memainkan tiga peran sekaligus yaitu sebagai nenek, ibu, dan ayah. Selama tujuh belas tahun, sebagai seorang nenek, ia memberiku sebuah cinta kepada seorang cucu; memberiku banyak nasihat seperti seorang ibu; dan mendidikku seperti seorang ayah — ia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki.
Saat di Sokcho, aku memiliki teman bermain yang bernama Kim Daehyun. Kami sangat dekat meskipun Daehyun dua tahun lebih tua dariku. Namun, persahabatan kami tidak berlangsung lama, Daehyun dan keluarganya pindah ke kota lain yang tidak aku ketahui di mana sebelum nenekku memberi tahuku. Aku cukup sedih saat itu karena Daehyun adalah satu-satunya orang yang bisa akrab denganku.
Setelah aku menginjak usia sembilan belas tahun, aku pamit untuk melanjutkan studi di Universitas Teknik di Seoul, dan dengan berat hati, aku harus meninggalkan nenekku sendirian.
Namun, walau begitu, aku selalu mengunjunginya di musim dingin sebab itu adalah waktu yang tidak sibuk bagiku saat itu.
Aku mengambil konsentrasi pada Teknik Desain Grafis, yang membuatku sibuk sepanjang hari. Selain itu, aku juga memiliki pekerjaan paruh waktu sebagai freelancer untuk menerjemahkan video, dan inilah alasan utama mengapa aku begitu jarang mengunjunginya.
Pada awal musim gugur, September 2002, di tahun ketigaku di universitas. Ketika aku berusia dua puluh satu tahun, aku mendapat kabar bahwa satu-satunya keluarga dalam hidupku telah pergi untuk selama-lamanya. Itu membuatku merasa begitu frustrasi sehingga ingin mengakhiri hidupku.
Namun, aku teringat nasihat yang pernah ia berikan — bahwa "Seseorang tidak boleh menyerah dengan mudah dalam menjalani sebuah kehidupan".
Dulu, akupikir itu hanyalah celoteh seorang wanita tua, dan sepuluh tahun setelah kematiannya, aku menyadari bahwa celoteh tersebut membuatku bisa bertahan dan menjalani kehidupan yang baik, hingga aku menemukan seseorang yang menjadi keluarga baruku.
Lee Donghae adalah nama seorang pria yang merupakan kekasih sekaligus satu-satunya yang saat ini kuanggap sebagai keluarga satu-satunya. Ia berumur tiga puluh dua tahun, sama sepertiku.
Kami telah menjalin hubungan selama sepuluh tahun. Donghae mengungkapkan perasaannya saat kami berada di tahun keempat di universitas. Aku tidak akrab dengannya, hingga Donghae mengejutkanku ketika ia mengatakan bahwa ia menyukaiku.
Kami mengambil studi yang sama. Namun, kami jarang bertemu dikarenakan sering berada di kelas berbeda. Donghae melihatku di sebuah kafe untuk pertama kalinya, tetapi aku tidak pernah memperhatikannya sampai ia mengungkapkan perasaannya.
Awalnya, aku tidak peduli padanya karena aku tidak ingin ia tahu bahwa aku adalah seorang gay. Namun, seakan-akan Donghae menyadarinya atau justru aku yang ditaklukkan olehnya, Lee Donghae bisa membuatku jatuh cinta padanya.
Setelah lulus, dan ditangguhkan di beberapa perusahaan, kami memutuskan untuk bekerja di perusahaan lain. Mengapa? Aku memintanya karena setelah banyak permasalahan yang telah kami lalui.
Sekarang, Donghae menjadi seorang presiden di perusahaan terkenal, dan aku adalah anggota staf senior di perusahaan yang berbeda. Karena jadwal kami yang padat, kami pun memutuskan untuk tinggal di apartemen yang sama.
Banyak hal yang kami lalui hingga menjadi seperti sekarang ini. Kami telah merasakan pahitnya hidup di dunia kerja dan menikmati hasil manisnya seperti saat ini. Tapi, sayangnya, hal-hal manis itu tidak berlaku untuk hubungan kami.
Aku telah mengenal Lee Donghae selama sekitar sepuluh tahun, dan aku tahu bagaimana sikapnya. Aku bisa memastikan bahwa Donghae saat ini bukanlah Donghae ketika kami berada di titik terendah kami. Tapi, entah karena pekerjaan atau sebab lain, aku tidak keberatan karena aku sangat mencintainya.
Namun, aku tahu bahwa ada waktu di mana aku harus meninggalkannya ...
***
Buka profil dan intip-intip. ^^
SEDANG DIREVISI! (baru direvisi setelah jalan 3 tahun lol) — (BARU SAMPAI BAB 49)
SAYA MENCOBA MENERJEMAHKAN KEMBALI VERSI INGGRIS-NYA KE BAHASA INDONESIA KARENA DI SANA SUDAH DIREVISI! (ToT)~
LANGSUNG KE ENG-NYA SAJA (sangat disarankan) KALAU PENASARAN SEKALIAN BANTU MENSUPPORT. (ToT)
THANKS IN ADVANCE!
FYI: SAYA AKAN MENULIS DI SINI (BAGIAN PROLOG) MENGENAI BATAS BAB YANG SUDAH DITERJEMAHKAN, JADI PANTENGIN TERUS DI SINI! >o<
Terima kasih bagi teman-teman yang sudah berkesempatan untuk mampir di novel ini.
PENTING!
Disarankan untuk membaca versi bahasa inggrisnya karena di sana sudah saya perbaiki. Ada juga beberapa bab yang saya tambahkan. Untuk yang di dini, saya belum berkesempatan untuk memperbaiki.
Terima kasih. ^^