Menikahlah Denganku 109
Lamaran
Bian tersenyum menatap Mumut yang sedang mengoleskan lipstik ke bibirnya, Bian merasa gemas dengan pipi istrinya yang makin chubby. Bian segera mengulurkan tangannya menyentuh pipi istrinya yang mirip bakpao. Mumut segera menyingkirkan tangan Bian karena merasa terganggu karena lipstiknya jadi keluar dari garis bibirnya. Mumut bersungut-sungut karena harus merapikan lipstiknya. Bian justru tertawa melihat Mumut mengerucutkan bibirnya. Dengan gemas dilumatnya bibir sang istri sehingga membuat Mumut tertegun sejenak sebelum akhirnya membalasnya.
Suara dering telepon membuat keduanya saling melepaskan diri dengan nafas yang terengah. Bian tersenyum kecut saat melihat nama penelpon di layar teleponnya.
"Oke, tunggu sebentar, segera meluncur;" kata Bian kemudian. Dia lalu menutup teleponnya.
"Siapa, Sayang?" tanya Mumut.
"Randy, dia sudah gak sabar menunggu kita di rumahnya," Bian kembali menecupnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com